Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 31 ~ Ujian
...SILAHKAN MEMBACA...
...----------------...
Sekitar empat murid klan utama datang memasuki ruangan tersebut. Salah satu diantara mereka mengernyit kala melihat beberapa orang yang terbaring dengan keadaan menyedihkan. Ia pun mendekati salah satunya dan memeriksa kondisinya.
"Hmm, siapa yang melakukan ini?" tanya pria tersebut sembari menoleh ke arah murid-murid klan cabang yang ada dalam ruangan tersebut.
Tak ada yang menjawab, suasana nampak sunyi senyap. Lelaki itu kemudian berdiri dan melangkah ke arah Zhang Ziyi.
"Apakah kau pelakunya?" tanya lelaki itu.
Zhang Ziyi sendiri menganggukkan kepala. Lalu pemuda itu berucap, "Senior, mohon maaf... Sepertinya terjadi kesalahpahaman di sini!" Zhang Ziyi menghentikan perkataannya sejenak.
Sementara lelaki yang bertanya tadi mengangkat sebelah alisnya.
"Salah paham?"
"Ya... Sebenarnya kami hanya berlatih sedikit di sini, namun tak ku sangka ternyata efeknya akan sekeras itu... Benar begitu bukan?" Menoleh ke arah Pria yang saat ini tengah berlutut, dengan menampakkan senyum kecil.
Pria yang merupakan salah satu diantara enam orang yang sebelumnya mendatangi Zhang Ziyi, itu langsung menganggukkan kepala cepat. Takutnya, terlambat sedikit dia memberi respons, maka masalah lebih besar akan menantinya.
Pria yang sebelumnya bertanya mengernyit untuk kesekian kalinya. Memilih untuk tak memusingkan masalah itu, dia menoleh ke arah rekannya lalu mengangguk pelan.
"Semuanya segera menuju ke aula pengujian," ucapnya, setelahnya dia serta tiga orang temannya beranjak dari sana.
Zhang Ziyi serta yang lainnya juga mulai bergerak untuk keluar dari ruangan tersebut, tanpa mempedulikan lima orang yang terbaring itu.
Berjalan mengikuti empat orang tersebut, mereka akhirnya sampai di sebuah panggung yang lumayan besar. Zhang Ziyi memperhatikan wilayah sekitar. Nampak beberapa anak tangga memanjang yang menghubungkan panggung dengan podium khusus, dimana di sana telah berdiri beberapa orang yang kalau Zhang Ziyi tidak salah tebak, mereka adalah para senior atau murid inti dari klan utama.
Zhang Ziyi memperhatikan wajah-wajah murid inti tersebut, salah seorang gadis berdiri diantara jejeran murid tersebut yang tidak lain adalah Zhang Yin.
Selang beberapa saat, para penatua mulai berdatang dan menempati kursi yang telah di sediakan. Juga di sana terlihat kepala klan utama.
Selesai semuanya menempati kursi masing-masing. Salah seorang murid inti klan utama maju dan berdiri di beberapa anak tangga. Dia kemudian mulai memberikan penjelasan terkait dikumpulkannya mereka di sana.
"Aku rasa, kalian telah mengetahui maksud dari kami mengumpulkan kalian di sini! Ya, pastinya untuk menjadi murid di klan utama ini.... Tentu untuk menjadi salah satu murid klan Zhang utama, kalian harus melewati beberapa ujian, yang akan menentukan kalian layak atau tidaknya menjadi bagian dari anggota klan utama."
Gadis tersebut menunjuk ke sebuah pintu besar yang terletak tidak jauh dari panggung.
"Kalian bisa melihat pintu itu. Nah di sanalah dimulainya ujian kalian yang pertama."
Gadis itu kemudian menjelaskan peraturan mainnya. Dimana semua peserta akan diberikan satu buah token. Masing-masing peserta akan mencuri token lawan. Mereka yang kehilangan token akan di diskualifikasi.
Peserta diberi waktu sekitar 24 jam atau sehari semalam untuk menyelesaikan misi. Setelahnya pintu akan terbuka dan mereka akan keluar dengan sendirinya. Juga masing-masing peserta berhak keluar dengan dua buah token atau lebih bersama mereka.
Semuanya mengangguk mendengar penjelasan dari murid inti itu. Setelahnya sepuluh murid inti lainnya berjalan dengan masing-masing memegangi sebuah kotak di tangannya. Berjalan ke arah murid klan Cabang yang berbaris rapi dan mempersilahkan mereka mengambil token yang ada dalam kotak tersebut.
Selesai dengan pembagian token, murid gadis yang sebelumnya menyampaikan peraturan ujian pertama langsung melakukan segel tangan. Setelahnya, pintu besar tersebut terbuka dengan sendirinya. Tampaklah oleh semuanya, dinding energi berwarna biru gelap di balik pintu besar tersebut.
Para peserta kemudian memasuki gerbang tersebut. Energi berwarna biru langsung menelan mereka. Kontan, dalam hitungan detik semua peserta yang memasuki gerbang tersebut langsung menghilang.
Zhang Ziyi terlempar di sebuah dunia aneh. Dimana di sekelilingnya terdapat sekali bangunan kosong yang tak berpenghuni.
Sempat bingung sejenak, sebelum dia menyadari bahwa saat ini pemuda itu tengah berada di dimensi lain dari gerbang yang di masuknya tadi.
"Sepertinya kami di tempatkan di wilayah yang berbeda-beda," pikir Zhang Ziyi. "Sepertinya aku harus mencari peserta lain dan merebut token mereka. Hanya membutuhkan waktu sehari semalam untuk menyelesaikan ujian ini, lewat dari itu, maka sudah bisa di pastikan akan kalah!"
Zhang Ziyi kemudian melompati salah satu atap rumah. Dimana rumah itu adalah rumah yang paling tinggi di sana.
Memperhatikan wilayah sekitar, namun tidak dia temukan seorang pun. Zhang Ziyi kemudian melompati atap demi atap, mencari peserta untuk di curi tokennya.
Selang beberapa saat, Zhan Ziyi menemukan beberapa orang berjalan berkelompok.
"Kebetulan ada mangsa!" gumam Zhang Ziyi. Setelahnya dia melompat dari atap dan mendarat tepat di hadapan tiga orang itu.
"Serahkan token kalian baik-baik, maka aku akan membiarkan kalian kembali tanpa lecet!"
Ketiga orang itu saling berpandangan.
"Bukankah dia adalah pria yang sebelumnya memukuli 6 orang itu... Kalau tidak salah, namanya adalah Zhang Ziyi!" bisik salah satu pria.
"Kau benar, dia menang Zhang Ziyi... Bagaimana ini?"
"Kalian tenang saja. Meski dia kuat, namun jumlah kita lebih banyak dari dia. Di tambah, Kultivasi kita yang berada di Ranah Pendekar tahap 8 dan sedikit lagi akan menerobos tahap 9. Kita pasti bisa mengalahkan dia." Salah satunya menenangkan kedua temannya.
"Apakah kau lupa bagaimana aksi pemuda itu tadi?"
"Siapa yang akan melupakannya... Namun tidak ada salahnya untuk mencoba!"
Ketiganya mengangguk. Salah satu dari mereka kemudian berucap dengan nada sedikit angkuh.
"Mengapa kami harus menyerahkan token ini padamu sementara kami juga membutuhkannya."
Tersenyum sejenak, Zhang Ziyi lalu membalas perkataan orang itu.
"Tak perlu banyak bicara. Cukup dengan memberikan token itu dan aku akan pergi."
"Kau bisa mengambilnya sendiri!"
"Hohoho! Kalau begitu, dengan senang hati!"
Tak butuh waktu lama bagi Zhang Ziyi untuk mengalahkan mereka. Setelah merebut token dari ketiga orang itu, Zhang Ziyi kemudian pergi meninggalkan mereka yang kini terbaring di tanah dengan keadaan menyedihkan.
"Sial!" decak kesal salah satu pria tersebut kesal tanpa bisa berbuat banyak.
Sementara Zhang Ziyi telah mendapat empat token bersamanya. Dia berniat berhenti mencuri dan melihat peserta lainnya berusaha mati-matian mendapatkan token lawan.
Cukup lama dia terhibur dengan aksi curi mencuri itu. Namun sesuatu yang begitu menarik perhatian mendadak terjadi. Langit yang semula berwarna pink keemasan tiba-tiba saja berubah warna menjadi hitam. Dua pusaran yang begitu besar tercipta di atas sana. Setelahnya memunculkan dua makhluk legendaris.
Dua ekor naga keluar dari dua lobang pusaran berbeda. Naga Api itu menukik sembari mengeluarkan semburan api dari mulutnya.
"Groaarr!"
Naga itu bergerak ke arah para peserta, setelah itu mulai kembali menyemburkan api panas dari mulutnya.
Zhang Ziyi mengernyit sejenak. "Aneh... Kenapa murid inti tersebut tidak menjelaskan terkait dengan dua naga ini?"
\=\=\=\=
Ayo guys, bantu dukung Author yok... terserah mau kasih dukungan apa.... Like bisa, komen bisa, vote atau hadiah juga bisa:)
Dan sepertinya ini ada bau2 calon istri ke-3 ....?? 🤨🤨🤨🤨🙄🙄🙄🙄
Menjawab serempak dengan semangat