"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Reyhan masih menatap mata Annisa.
"Ummi, capucinonya enak. Terima kasih," ucapnya
"Sama-sama, Ummi kira Abi gak suka tadi karena Ummi lupa nanya minuman apa yang abi suka, dan lain kali jika ada yang gak abi suka, bilang saja, biar Ummi tau," ucap Annisa
"Abi suka semuanya asal Ummi yang buat jadi kalau mau buat apapun gak perlu tanya lagi," kata Reyhan
Annisa mengangguk.
"Ya sudah ayo ajak Syifa jalan-jalan nanti keburu sore," ucap Reyhan
"Iya," ucap Annisa berlalu masuk
Annisa dan Syifa keluar dari rumah, Reyhan yang tadi ikut masuk untuk menyimpan gelas juga kembali keluar.

Mereka masuk ke mobil
"Syifa mau di belakang aja biar bisa tidur," ucap Syifa saat masuk ke mobil.
Keduanya mengangguk.
Reyhan mulai menjalankan mobilnya perlahan.
Di pertengahan jalan dia berhenti.
Annisa heran karena Reyhan turun dari mobilnya.
"Ummi yang bawa mobilnya," ucap Reyhan saat membukakan Annisa pintu mobil.
Annisa pun turun dengan bingung tapi tetap menurut
"Tapi Bi..." ucap Annisa gak yakin kenapa tiba-tiba suaminya meminta dia menyetir.
"Jalankan pelan-pelan, Abi pegang kok nanti," ucap Reyhan
Annisa pun masuk ke mobil, duduk di kursi pengemudi.
Reyhan ikut masuk ke kursi penumpang.
"Ayo jalan," ucapnya
"Bismillah," ucap Annisa mulai menjalankan mobilnya dengan hati-hati. Dua orang tersayangnya bersamanya jadi rasa gugup mulai ada.
Reyhan tersenyum ke arahnya yang sedikit tegang tapi mobil jalan dengan lancar.
Mereka berhenti di showroom mobil.
Mereka turun, Reyhan memegang tangan Annisa dan Syifa saat berjalan masuk.
"Bentar lagi Syifa masuk TK jadi kita beli mobil untuk Ummi, supaya Ummi gampang antar jemput Syifa ke sekolah, supaya Ummi gampang pergi belanja dan supaya gampang kalau mau main ke rumah orang tua," ucap Reyhan
Annisa mengangguk dan hanya mengikuti Reyhan saat memilih. Dia melihat tangannya yang terus di genggam erat suaminya
"Mobil ini saja," ucap Annisa saat menunjuk mobil biasa yang sederhana tapi menurutnya sudah bagus.
Reyhan menatapnya, "Yakin?" tanyanya
Annisa mengangguk.
Reyhan pergi membayarnya, Annisa dan Syifa duduk menunggunya mengurus semuanya.
Sesekali dia melihat ke arah Annisa dan Syifa.
Annisa juga melihat ke arahnya.
Setelah selesai mereka langsung pulang karena Syifa gak mau jalan kemana-mana padahal rencana awal adalah jalan-jalan.
Mobil yang mereka beli akan dikirim besok langsung ke rumah mereka.
Sesampainya di rumah, Syifa langsung bermain di kamarnya sendirian.
Annisa dan Reyhan juga masuk ke kamar mereka, disaat berduaan di kamar, keduanya kembali canggung.
Annisa berjalan keluar kamar mengambil pakaian kering dan membawanya masuk ke kamar.
Dia menggantung pakaian mereka kecuali punya Syifa, Reyhan hanya berbaring melihat kearahnya, tempat tidurnya sudah diganti spray baru yang memang sudah disediakan mamanya beberapa di lemari.
Spray yang baru dicuci sudah dilipat rapi dan dimasukkan kembali ke lemari.
Annisa sedikit salah tingkah saat dilihatin terus menerus tanpa bicara.
Dia memegang dadanya dibalik jilbab panjangnya jadi tidak terlihat jika tangannya berada di dada.
Cadar yang dulu tidak pernah lepas sekarang sudah terlepas, menampilkan wajah putih halus.
Tubuh kurusnya tidak terlihat karena pakaiannya selalu lebar, tapi sejak kemarin malam, Reyhan tau jika istrinya ini ternyata cukup kurus untuk ukuran normal. Dia tidak ingin wanita yang jadi istrinya bekerja di rumah ataupun diluar biar tidak merasakan lelah, tapi dia tidak bisa menolak keinginan Annisa yang tidak ingin punya asisten rumah tangga.
Setelah menyimpan semuanya, Annisa menoleh, dia melihat kearah suaminya yang terus diam menatapnya.
Reyhan melambai, "Duduk dulu," ucapnya
Annisa mendekat dan duduk di tepi ranjang
Reyhan memegang tangan Annisa dan mengangkat lengan bajunya, dia memegang lengan kecilnya, tatapan yang semula berada di lengan sekarang terangkat, senyum khasnya semakin membuat Annisa berdebar, senyum inilah yang sering dilihatnya waktu dulu.
Reyhan memegang wajah Annisa, "Jangan terlalu lelah," ucapnya
Ucapan seperti ini saat di dengar wanita akan membuat wanita manapun berdebar.
Annisa mengangguk dan ikut tersenyum, tapi hanya senyum tipis karena dia sedikit gugup.
*
Beberapa minggu berlalu
Annisa dan Syifa pergi belanja ke supermarket terdekat di dekat kawasan rumah mereka.
Keduanya berpegangan tangan saat berjalan mencari barang keperluan.
Syifa melepaskan tangan Annisa saat Annisa mengambil beberapa barang, Syifa membantu mendorong keranjang belanja mereka.
Dari arah berbeda, Riana dan anaknya juga lagi belanja di supermarket yang sama.
Mereka sama-sama mendorong belanjaannya.
Saat Syifa mendorongnya langsung tertabrak keranjang Riana yang juga didorong Rafa anaknya.
Syifa terjatuh ke belakang karena dorongan Rafa lebih kuat, Rafa langsung melepaskan keranjang mereka dan berjalan ke depan membantu Syifa bangkit.
"Maaf, maaf," ucap Rafa
Annisa juga mendekat melihat Syifa terjatuh, dia sedikit panik.
"Syifa gak apa-apa? Mana yang sakit?" tanya Annisa khawatir
Riana juga mendekat ke anaknya yang berada tepat di samping Syifa.
Rafa terlihat merasa bersalah.
"Gak ada yang sakit Ummi," jawab Syifa
"Ini salah Rafa Tante, maaf ya!" ucap Rafa saat melihat ke arah Annisa dan melihat juga kearah Syifa.
"Maaf ya, anak saya gak sengaja," ucap Riana yang juga sedikit tidak enak.
"Gak apa-apa, Syifanya juga gak apa-apa," ucap Annisa ramah
Rafa melihat ke arah Syifa.
"Sekali lagi maaf ya," ucap Rafa
Syifa mengangguk
"Kami duluan ya," ucap Annisa
Riana mengangguk sambil menatap kepergian Annisa dan Syifa.
Annisa dan Syifa membayar belanjaan ke kasir lalu langsung berjalan keluar, Riana juga membayar belanjaannya setelah mereka.
Di luar supermarket, Annisa dan Syifa menunggu dijemput.
Riana juga baru keluar dan menyapa mereka lagi.
"Mau sekalian pulang sama saya?" tanya Riana ramah
"Gak usah, terima kasih, bentar lagi suami saya jemput," kata Annisa lembut dan sopan
"Ah ya sudah kami duluan," ucap Riana
Saat Riana akan melangkah pergi, Reyhan datang dan turun terburu-buru dari mobil.
Riana kaget melihat kedatangan Reyhan.
Riana melihat ke arah Annisa dan Syifa dan kembali melihat ke arah Reyhan.