Mencintai jodoh sepupu sendiri?
Salahkah itu?
Berawal dari sebuah pertemuan yang tak di sengaja. Senja, gadis 22 tahun yang baru pulang dari luar negeri itu bertemu dengan sosok pria bernama Bumi yang menurutnya sangat dingin dan menyebalkan.
Semakin Senja tidak ingin melihat wajahnya, justru makin sering Senja bertemu dengannya.
Dari setiap pertemuan itulah muncul rasa yang tak biasa di hati keduanya.
Tapi sayangnya, ternyata Bumi adalah calon suami dari sepupu Senja, Nesya. Mereka terlibat perjodohan atas permintaan almarhum ibunda Bumi pada sahabatnya yang merupakan ibu dari Nesya.
Sanggupkah Bumi dan Nesya mempertahankan perjodohan itu?
Bagaimana nasib Senja yang sudah terlanjur jatuh cinta pada Bumi? Mampukah ia mempertahankan hatinya untuk Bumi?
Baca terus kisah mereka, ya.
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Penolakan Bumi
“Please...aku sekali ini saja makan malam denganku. Kau tidak akan menyesalinya,” pinta Nesya dengan suaranya yang mende*sah, bahkan tangannya dengan lanang bergerak mengusap dada bidang milik Bumi.
Melihat Bumi hanya diam dan tidak beraksi apapun, terbit senyum licik dari bibir Nesya. Ia yakin Bumi tidak mungkin menolak dirinya.
Tapi beberapa detik kemudian senyumnya memudar saat mendengar Bumi berkata dengan tegas, “Aku tidak menyangka kau bertindak sangat lancang sekali padaku.”
Nesya terkejut lalu dengan cepat menarik tangannya. “A-aku minta maaf. Aku tidak bermaksud berbuat begitu padamu,” ucap Nesya dengan terbata.
“Maafkan aku, Bumi. Aku tidak sengaja,” ucap Nesya lagi.
“Pergilah. Aku banyak urusan lain.” Tanpa membalikkan badannya ke arah Nesya, Bumi justru meminta Nesya pergi dari ruangannya.
Nesya makin terkejut. Kenapa Bumi malah mengusirnya dari sana? Apa Bumi sedang marah padanya? Lalu bagaimana dengan ajakan makan malamnya? Apa ini berarti Bumi menolaknya?
“Pergi? Apa maksudmu? Kau mengusirku?” tanya Nesya.
“Lebih tepatnya memintamu pergi dari sini,” koreksi Bumi.
“Itu sama saja kau mengusirku. Kenapa kau mengusirku? Aku kesini hanya untuk mengajakmu makan malam bersama. Orang tua kita sudah menjodohkan kita. Apa salah kalau aku ingin makan malam bersamamu?” Nesya tidak terima Bumi menolak ajakannya.
Bumi tak menjawab. Ia hanya diam saja mendengar ocehan Nesya.
“Apa jangan-jangan kau menyukai wanita lain sehingga kau menolakku? Kalau iya, berarti malang sekali nasibku ini. Aku rela tidak memiliki kekasih karena menerima perjodohan kita. Sementara kau, kau menghindariku karena menyukai wanita lain,” tuduh Nesya dengan raut wajah yang dibuatnya sesedih mungkin.
“Padahal aku ingat sekali saat ibumu memintaku untuk terus bersamamu sampai kita dewasa lalu menikah. Tanpa ragu, akupun menyetujuinya. Tapi sekarang, justru kau yang menolak permintaan terakhir almarhum ibumu,” tambah Nesya lagi.
Nesya tau kelemahan Bumi adalah almarhum ibunya. Bumi sangat menyayangi ibunya itu dan selalu patuh akan setiap permintaan sang ibu. Sebab itu ia sengaja menyebut-nyebut nama ibu Bumi agar pria di depannya ini menjadi luluh.
Dan benar dugaannya. Bumi mulai terpancing. Kini ia membalikkan badannya menghadap Nesya.
“Aku menolak untuk makan denganmu karna aku sedang sibuk. Bukan karena wanita lain. Aku juga tidak lupa dengan perjodohan kita. Tapi aku harap, kau beri aku waktu untuk menerimamu. Jangan memaksaku,” ucap Bumi yang mulai melunak.
Nesya tersenyum dalam hati. Tak masalah kali ini Bumi menolaknya. Tapi lain waktu, ia akan mencobanya lagi. Ia tak akan berhenti sampai Bumi jatuh di pelukannya.
“Baiklah, kalau itu maumu. Aku terima penolakanmu kali ini. Tapi aku harap, memang benar apa yang kau katakan, tidak ada wanita lain di antara kita,” ucap Nesya dengan lembut.
Setelah itu Nesya pun pergi meninggalkan ruangan Bumi.
Bumi sekarang duduk bersandar di kursi kerjanya. Ia terngiang-ngiang akan perkataan Nesya barusan tentang wanita lain di antara mereka. Saat tadi Nesya membicarakan tentang wanita lain, wajah yang langsung muncul dalam benaknya adalah wajah Senja, sepupu Nesya sendiri.
Bumi semakin bingung. Senja dan Nesya saling bersaudara. Apa kata keluarganya dan keluarga wijaya kalau mereka tau Bumi tak memiliki perasaan pada Nesya tapi pada Senja? Ia juga tak mau Senja malah dikucilkan keluarganya karena dianggap merebut calon sepupunya sendiri. Tapi bagaimana bisa dia menerima perjodohannya dengan Nesya sementara hatinya menolaknya?
Bumi pun memijit keningnya yang mulai pusing itu.
***
Saat sudah masuk ke dalam mobilnya, Nesya tampak menelepon seseorang. Orang yang diteleponnya itu ternyata adalah Marcel.
“Hallo, Sayang. Apa kau sudah merindukanku secepat ini?” tanya Marcel begitu mengangkat panggilan dari Nesya.
“Wahhh, kau percaya diri sekali. Seolah-olah hanya aku yang membutuhkanmu,” jawab Nesya.
“Hahaha, kita sama-sama membutuhkan, Sayang,” sahut Marcel.
“Apa malam ini kau sibuk? Aku ingin mengundangmu makan malam di apartemenku,” ucap Nesya dengan suaranya yang manja.
“Oh, Sayang. Ternyata kau memang menginginkanku. Tapi aku tidak bisa jawab sekarang. Aku hubungi kau nanti sore.”
“Cih, kau sok jual mahal padaku?” tanya Nesya mulai emosi. Tadi Bumi menolaknya, masa si breng*sek Marcel ini juga menolaknya lagi.
“Tidak, Sayang. Bukan begitu. Aku sebenarnya ada rencana lain malam nanti. Makanya aku akan menghubungimu lagi nanti sore. Oke?”
Nesya mendengus kasar. Nasibnya apes sekali hari ini, ditolak oleh dua pria sekaligus.
“Ya sudah, terserah kau saja.”
Tut.
Nesya langsung memutuskan panggilan itu dengan kesal. Kemudian ia pun pergi mengendarai mobilnya meninggalkan perusahaan Dirgantara.
saat Bebek panggang madu terhidang di hadapanku tp tak bisa kumakan krn perut terlanjur kenyang..
maka cepatlah bangun Senjanya Bumi.. krn Bumi mu begitu bersedi sama seperti yg ku rasakan saat merelakan Bebek panggang madu utk mereka.. 😭