NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:100.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rani

Chacha memang anak haram, tapi haruskah dia dikhianati oleh keluarganya dan dijadikan istri pengganti?!

Cukup lama Chacha disiksa, dan kegunaan terakhirnya yaitu menikahi orang cacat untuk saudara tirinya!

Bastian, CEO Hutama Group membeli Chacha atas dasar hutang ayahnya, dan dia harus setuju demi neneknya.
Awalnya dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah menikah. Namun ternyata dirinya bagai masuk ke kandang harimau ke luar ke kandang buaya.

Pria di depannya yang terkenal kejam, tidak menganggapnya sedikit pun sebagai seorang istri.

Dengan penuh kesabaran, Chacha tetap memperlakukan Bastian dengan baik dan tulus.
Akankah benih-benih cinta muncul dalam pernikahan mereka?
Atau akankah saudara tirinya kembali untuk memenangkan hati Bastian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 31

"Ke, mama perhatiin, kamu kok kelihatannya kesal banget sejak pulang dari mall tadi siang," kata Sarah sambil duduk di atas ranjang Keke.

"Gimana gak kesal coba, Ma? Chacha si kutu busuk itu ternyata dimanjain sama Bastian."

"Dimanjain gimana?"

"Ya dimanjain. Dibelikan barang-barang mewah dari mall ternama."

"Oh," ucap Sarah singkat.

"Ih, mama gimana sih? Kok jawabannya cuma gitu doang. Mama gak tahu apa, aku sekarang ini lagi kesal banget."

"Habisnya, mama harus ngomong apa Ke? Bukankah mama udah bilang sama kamu, kalo Chacha itu diterima dengan sangat baik di keluarga Bastian. Kamu sih gak percaya."

"Aku gak terima ini, Ma. Bener-benar gak bisa di terima."

"Terus kamu mau apa sekarang?"

"Mana aku tahu aku harus apa sekarang. Pusing soalnya. Kesal banget sampai gak bisa mikir lagi aku. Enak banget tuh anak terbuang masuk dan menikmati kekayaan si Bastian," kata Keke sambil membenamkan wajahnya pada bantal.

"Kalo dipikir-pikir sih, ini mah salah kamu juga. Ngapain coba kamu mau digantiin sama Chacha."

"Ih, mama kok malah nyalahin aku. Mama pikir aja, siapa sih yang mau menikah dan hidup susah dengan laki-laki cacat kayak Bastian? Bukannya bersenang-senang, yang ada malah menderita karena merawat laki-laki lumpuh itu."

"Yang cacat itu fisiknya. Tapi, hartanya nggak," kata Sarah sambil mengetuk kepala Keke pelan.

"Maksud mama?"

"Kamu gak mikir apa. Bastian itu cuma cacat kaki, tapi hartanya gak cacat. Dia tetap punya banyak kekayaan yang melimpah. Kamu tinggal baik-baikin aja si Bastian dan porotin hartanya."

Keke tersenyum manis dengan apa yang baru saja mamanya katakan.

"Mama benar juga. Aku kok kemarin gak kepikiran sama ide ini ya?"

"Kamu sih dodolnya kebangetan."

"Mama enak aja. Aku itu gak mikir sampai ke ide mama karena syok dengan apa yang terjadi."

"Syok-syok."

"Tapi Ma, sekarang udah terlambat. Aku gak mungkin bisa mendapatkan Bastian karena Bastian sudah menikah," ucap Keke kembali menutup wajahnya dengan bantal.

"Bodoh. Gak ada kata terlambat jika kamu ingin berusaha."

"Maksud mama?"

"Pisahin Chacha dengan Bastian. Lalu, kamu masuk lagi ke dalam kehidupan Bastian."

"Caranya?"

"Pikirin aja sendiri. Kok malah tanya mama. Kamu yang buat masalah, sekarang kamu yang harus pikirin gimana solusinya," kata Sarah sambil bangun dari duduk.

"Mama gimana sih? Gak niat kau bantuin aku apa?"

"Gak."

"Mama ih, nyebelin."

Semalaman Keke memikirkan rencana apa yang tepat untuk memisahkan Bastian dengan Chacha, juga bagaimana cara ia masuk kembali ke dalam kehidupan Bastian. Ia berpikir keras untuk menemukan rencana itu, namun tidak ia temukan juga ide baiknya. Sampai akhirnya, Dimas menghubungi Keke.

Satu ide cemerlang muncul secara tiba-tiba. Keke tersenyum manis saat ide itu sudah mantap dalam benaknya.

Keesokan harinya, Keke mengajak Dimas bertemu di salah satu restoran. Ia ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting pada Dimas.

Karena begitu bersemangat, Keke datang lebih awal ke restoran tempat mereka janjian. Yang itu sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Biasanya, jika janjian, Keke adalah orang yang selalu datang terlambat. Tapi kali ini, berbeda.

"Maaf ya, Ke. Udah lama nunggunya?" tanya Dimas ketika sampai di meja yang sedang Keke duduki.

"Udah lama banget. Kamu kok tumben telat datangnya. Biasa juga kamu yang nunggu," kata Keke kesal.

"Ke, bukan aku yang telat. Kamu aja yang datangnya terlalu cepat."

"Ah, masa sih?"

"Iya. Lihat aja tuh jamnya, masih ada beberapa menit lagi dari waktu janjian."

Keke melihat jam dengan malas. Ternyata benar. Masih ada delapan menit lagi dari waktu yang mereka janjikan.

"Iyakan? Kalo aku gak datang terlambat?"

"Iya ... udah. Aku ajak kamu ke sini karena ada yang mau aku omongin."

"Mau ngomong apa? Soal hari ultah kamu?"

"Ih, bukan soal ulang tahun aku."

"Lalu soal apa?"

"Soal Chacha."

"Chacha?"

"Iya."

"Aku gak mau lagi dengar tentang dia. Ngapain kamu ngomong tentang dia lagi?"

"Dimas. Dengarin dulu apa yang kau aku omongin sama kamu."

Dimas tidak menjawab. Dia hanya diam tanpa kata sambil terus mengaduk-duk kopi susu miliknya.

"Sebenarnya ... Chacha menikah bukan karena keinginannya sendiri, melainkan, karena terpaksa," kata Keke dengan hati-hati.

"Apa!? Bukannya kamu yang bilang kalau dia pengen nikah dengan laki-laki kaya itu atas kemauannya sendiri. Karena laki-laki itu mampu memberikan apapun yang Chacha mau," kata Dimas kaget sekaligus marah.

"Dimas, maafkan aku. Semua ini juga bukan kemauanku. Chacha yang minta aku ngomong gitu sama kamu. Dia gak mau kamu sedih. Makanya, dia minta aku dekatin kamu, terus gantiin posisi dia. Aku gak mungkin gak nurut apa yang adikku inginkan. Walaupun aku tahu, Chacha sangat amat tersiksa sebenarnya. Tapi aku bisa apa?" Keke bicara sambil pura-pura nangis untuk meyakinkan Dimas.

"Kenapa kamu gak nolak sih, Ke?" tanya Dimas masih kesal.

"Aku gak bisa Dimas. Apa kamu tahu seperti apa rasa sayangku pada Chacha? Aku gak bisa bantu dia buat lari dari pernikahan terpaksa nya. Aku sangat amat merasa bersalah atas ketidak berdayakan nya aku sebagai kakak."

1
Larry Speed
emang agak laen nih cerita
Ndinlisaa
Luar biasa
Hamida Eca
iya ganti panggilannya jngn pak bos dan bu bos....gk enak....heee..he
Sofi Sofaki Saefuddin
otor mending sedikit hati2 soal medis. tidak ada orang operasi tulang langsung bisa berdiri :(
Aik Unique
Lumayan
Aik Unique
Luar biasa
Hana Min
Biasa
Hana Min
Buruk
Aditya Maulana
sangat bagus alur ceritanya
Rani: mksih bnyak yah🥰
total 1 replies
Aditya Maulana
kasian tu keke
Queenchaca
Ceritanya bagus cuma bahasanya aja aga kurang pas thor 😁😁
Queenchaca: Gpp thor semangat yaa tetep baca ceritanya ko 🫶🏻🫶🏻
Rani: hehe, maklum masih belajar itu aku kemarin.
total 2 replies
Sabaku No Gaara
huuhh!!!
penderiraan chacha lbih berat dr kmu tegar lah ...biar kmu bisa memperbaikix
Sabaku No Gaara
tgu hancurx keke dan sarah
Sabaku No Gaara
Lumayan
Sabaku No Gaara
tgu aja penyesalan mu bastian
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
paling gak suka karekater wanita yang sudah direndahkan malah jatuh cinta duluan. seperti perasaanya murah sekaliii..sudah disakiti malah duluan jatuh hati harusnyakan si pria biar tau saranya menyesal dan mengingat setiap perlakuannya
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kurang ajar banget sampai dibuang dimukanya
Nduk Wahyu Triastuti
Luar biasa
Kurniawan Ardi Wibowo
bagus
Diluar NaLaR🗿
best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!