NovelToon NovelToon
ANAK BUAH KESAYANGAN

ANAK BUAH KESAYANGAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Balas Dendam
Popularitas:457.3k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Gerry Putera Tanuwijaya seorang pengusaha sukses dan kaya harus menelan pil pahit saat perusahaannya dinyatakan bangkrut akibat ulah Om dan Tantenya yang ingin menguasai kekayaan Gerry. Bahkan Gerry mengalami kecelakaan wajahnya hancur dan harus menjalani operasi plastik.

Rubi Caesa Gilbert wanita cantik nan sexi, dia merupakan seorang pengusaha muda yang sukses. Kehidupannya tidak tenang saat Kakak dan Mama tirinya berusaha untuk membunuh Rubi.

Pertemuan yang tidak disengaja antara Rubi dan Gerry, membuat mereka terikat satu sama lain. Rubi membutuhkan bodyguard untuk melindungi dirinya sementara Gerry membutuhkan uang untuk menjalani hidupnya.

Akankah tumbuh cinta diantara mereka? sedangkan Rubi saat ini menutup rapat hatinya untuk seorang pria dan tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

💰

💰

💰

💰

💰

Sampai pagi menjelang pun Kiting dan Gerry tidak sedetik pun memejamkan matanya.

"Ting, gue ke kamar dulu mau bersih-bersih tubuh gue."

"Iya, gue juga mau mandi."

***

Disebuah rumah yang jauh dari hiruk-pikuk kebisingan Ibu kota, Rubby tampak mengerjapkan matanya. Rubby menutupatanya karena merasa sangat silau dengan cahaya yang masuk melalui jendela yang sudah terbuka.

Rubby mendudukkan tubuhnya dan tampak celingukkan, merasa tidak kenal dengan kamar yang saat ini sedang dia tempati.

"Ger, Gerry, dimana kamu?" teriak Rubby.

Ceklek...

Pintu kamar itu terbuka...

"Selamat pagi, Baby," sapa Juan dengan senyumannya yang mengembang.

Seketika Rubby membelalakkan matanya..

"Ju--Juan."

"Hallo Baby, apakabar?"

Juan mulai mendekat dan Rubby turun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk melawan Juan apabila tiba-tiba Juan melakukan hal macam-macam.

"Jangan mendekat, dimana Gerry?"

"Gerry, Gerry siapa? Bodyguard kamu yang sekarang sudah menjadi suami kamu? dia tidak ada disini."

Juan duduk di sofa single yang ada di sudut kamar itu, kemudian Juan menyalakan rokoknya dengan santainya. Sedangkan Rubby, sudah sangat waspada dan menatap tajam kearah Juan.

"Calm down Baby, jangan serius seperti itu."

"Jangan banyak basa-basi, cepat katakan dimana Gerry?" teriak Rubby.

"Mana aku tahu."

Juan melempar rokoknya itu dan kemudian menginjaknya sampai mati.

Prok..prok..prok..

Juan bertepuk tangan dan tersenyum ke arah Rubby.

"Kamu hebat Rubby, bisa menyembunyikan semuanya secara rapi."

"Maksud kamu apa?"

"Selama puluhan tahun, kamu sangat baik menyembunyikan Papa Robby, wow hebat."

Rubby kembali membelalakan matanya, saat ini Papanya pasti sudah ada di tangan Juan. Dengan cepat Rubby berlari menuju pintu hendak meninggalkan kamar itu tapi di depan pintu beberapa anak buah Juan sudah siap untuk menghalangi Rubby dan dengan mudahnya mereka menangkap Rubby.

"Lepaskan aku, awas kalau kamu sampai menyakiti Papaku Juan, aku tidak akan pernah mengampunimu," teriak Rubby dengan meronta-ronta karena anak buah Juan memegang kedua lengannya.

"Hahaha...bagaimana caranya kamu mau membalasku, sekarang saja kamu sudah tidak bisa berbuat apa-apa, lagipula kedua anak buah kesayanganmu tidak akan bisa menemukanmu disini," seru Juan.

"Kurang ajar kamu Juan, lepaskan Papaku jangan kamu macam-macam dengan Papaku," teriak Rubby.

Juan berjalan mendekati Rubby dengan kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celananya.

"Lepaskan dia, biarkan dia mencari Papanya di rumah ini mungkin ini adalah hari terakhirnya bertemu dengan Papanya sebelum Papanya itu benar-benar mati," seru Juan.

Anak buah Juan pun melepaskan cengkramannya dan dengan cepat Rubby berlari menuruni anak tangga untuk mencari keberadaan Papanya. Rubby belum tahu kalau saat ini dirinya sedang mengandung.

Ruangan demi ruangan Rubby periksa dan tidak ada keberadaan Papanya.

"Papa..Papa dimana?" teriak Rubby.

Rubby tidak patah semangat, dia terus mencari setiap ruangan. Sedangkan Juan dengan santainya duduk di sofa sembari menyesap kopinya dan memperhatikan Rubby.

Rubby membuka pintu yang dijaga oleh beberapa anak buah Juan.

"Minggir kalian," bentak Rubby.

Anak buah Juan melihat ke arah Juan dan Juan menganggukkan kepalanya pertanda biarkan Rubby masuk. Ketiga anak buah Juan pun menggeser tubuhnya memberikan jalan untuk Rubby masuk.

Ceklek...

Mata Rubby melotot sempurna saat melihat Papa Robby yang terduduk di kursi rodanya dengan wajah yang sudah babak belur dan disana juga ada Yulia yang sedang duduk santai sembari membaca majalah fashion kesukaannya.

"Papa..."

"Wow, puteri kesayangan kamu sudah datang Robby," seru Yulia dan menutup majalahnya.

Rubby berlari dan memeluk Papanya yang sudah lemas tak berdaya.

"Pa, bangun Pa ini Rubby," seru Rubby.

Perlahan Papa Robby membuka matanya...

"Say--sayang, kenapa kamu kesini?"

"Rubby juga tidak tahu Pa, tiba-tiba saja Rubby sudah ada disini," sahut Rubby dengan deraian airmata.

Juan pun masuk dengan senyuman mengembang, begitu pun Yulia yang tampak sangat bahagia.

"Wow, sangat mengharukan antara anak dan Papanya," seru Juan.

"Juan, tolong lepaskan Rubby bukannya yang kalian incar itu saya jadi biarkan Rubby pergi dari sini," seru Papa Robby.

"Tidak semudah itu Papaku sayang, aku dan Mama memang menginginkan Papa mati dan kami juga menginginkan Rubby ikut bersamamu biar kalian bisa berkumpul dengan Nyonya Anggun di neraka sana," sahut Juan dengan tawanya.

"Dari awal aku memang sengaja masuk di kehidupan kalian, karena kamu Robby sudah menghancurkan perusahaan Papaku sehingga kami jatuh miskin bahkan aku ditinggalkan oleh suamiku dengan anakku Juan. Setelah aku masuk ke dalam keluargamu, aku mulai menjalankan rencanaku menyingkirkan istri tercintamu, ya aku yang sudah menaruh sianida dimakanannya dan aku juga yang sudah memberimu obat pelumpuh syaraf sehingga kamu lumpuh dan tujuanku kamu bisa mati secara perlahan," seru Yulia.

"Dasar wanita iblis, perusahaan Papa kamu hancur itu karena kesalahan Papamu sendiri yang melakukan korupsi besar-besaran, jadi saya sebagai penanam saham tertinggi di perusahaan itu berhak mengambil perusahaan itu," bentak Robby.

"Kurang ajar."

Plaaakkkk...

Yulia menampar Papa Robby dan membuat Rubby melotot. Rubby mendorong tubuh Yulia tapi dengan sigap Juan menahannya supaya tidak jatuh.

"Jangan pernah sentuh Papa aku dengan tangan kotormu," bentak Rubby dengan deraian airmata.

Juan mendekat dan langsung menjambak rambut Rubby sehingga Rubby mendongakkan kepalanya.

"Kurang ajar, berani sekali kamu bersikap kasar kepada Mamaku," bentak Juan.

"Lepaskan anakku, jangan pernah kamu sakiti dia," teriak Papa Robby.

"Diam kamu Robby, anak kesayanganmu itu sudah membodohiku selama bertahun-tahun dan menyembunyikan keberadaanmu. Dan bodohnya lagi aku sudah mempercayai si tua bangka Rinto untuk membunuhmu tapi ternyata kalian semua sudah membodohiku dan itu membuatku muak kepada kalian, dan sekarang juga kamu harus mati di tanganku Robby," teriak Yulia dengan mengarahkan pistol kepada Papa Robby.

"Jangaaaannn...." teriak Rubby.

"Tunggu Ma."

Juan melepaskan Rubby dan menghampiri Yulia, sedangkan Rubby langsung memeluk Papanya dengan isakkan tangis.

"Kenapa Juan? jangan halangi Mama, Mama harus bunuh Robby sekarang juga."

"Tenang Ma, kita memang akan membunuh mereka semua tapi tidak disini jangan mengotori rumah ini dengan darah mereka. Bawa mereka berdua ke gudang bawah tanah," seru Juan.

"Baik Tuan."

Anak buah Juan pun langsung menyeret Rubby dan Papa Robby ke gudang bawah tanah. Rubby dan Papa Robby hanya bisa pasrah karena melawan pun percuma anak buah Juan sangat banyak.

Rubby dan Robby dibawa ke gudang bawah tanah yang gelap dan hanya ada lampu gantung yang menerangi gudang itu. Rubby kembali melotot saat melihat anak buah Juan sedang memukuli orang yang Rubby kenal.

"Shifu..."

"Hentikan," seru Juan.

Anak buah Juan langsung menghentikan kegiatannya. Shifu Shen-shen terlihat sudah sangat mengenaskan, kedua tangannya diikat ke atas seperti digantung, darah menetes dari wajahnya.

"Kalian benar-benar biadab," seru Rubby dengan mengepalkan tangannya.

"Lepaskan ikatannya, dan seret mereka berdua untuk bergabung dengan guru beladiri yang katanya sangat hebat itu," seru Juan dengan tawanya yang menggelegar.

Anak buah Juan pun menghempaskan tubub Rubbu dan Papa Robby dengan sangat kasar sehingga keduanya tersungkur ke sampaing Shifu Shen-shen yang sudah tidak berdaya.

"Ma, lebih baik kita tinggalkan dulu mereka biarkan mereka melepaskan rasa rindu satu sama lain sebelum nanti kita membunuh mereka."

"Iya, benar juga kamu Juan. Tunggulah detik-detik kematian kalian," seru Yulia dengan senyumannya.

Yulia dan Juan pun melangkahkan kakinya hendak meninggalkan gudang itu, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti dan seketika membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Rubby.

"Aku juga akan membunuh suamimu, sama persis seperti aku membunuh Aldi calon suamimu dulu," seru Juan.

Rubby mendongakkan kepalanya, airmatanya kembali menetes ternyata yang membunuh Aldi adalah Juan.

Juan pun melanjutkan langkahnya meninggalkan gudang itu dan ikuti oleh para anak buahnya.

Hati Rubby begitu sakit, airmatanya tak henti-hentinya mengalir dipipinya.

"Aaaaaaarrrrrgggghhhh...."

Rubby berteriak sekuat tenaga, mengeluarkan semua rasa sakit dan kemarahannya.

***

Gerry dan Kiting sedang duduk merenung, langkah apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi Juan karena Juan merupakan orang yang tidak bisa dianggap remeh.

"Maaf Tuan, diluar ada seseorang yang mencari Tuan."

"Siapa?" tanya Gerry.

"Namanya Darius."

"Suruh dia masuk."

Tidak lama kemudian, Darius pun masuk dengan wajah geramnya.

"Tuan Gerry, kenapa anda malah membeli perusahaan saya? waktu itu kan saya hanya butuh bantuan anda untuk memulihkan perusahaan saya yang hampir bangkrut, bukannya malah membeli perusahaan saya," seru Darius yang langsung berbicara tanpa duduk terlebih dahulu.

"Apa anda tidak punya sopan santun, datang-datang langsung marah-marah tidak jelas," sahut Gerry.

Darius pun langsung duduk...

"Tuan Gerry, anda sudah berjanji akanbantu saya tapi kenapa sekarang malah anda membeli perusahaan saya?" geram Darius.

"Saya tidak pernah berjanji kepada anda, saya cuma bilang saya akan lihat dulu tapi setelah saya pelajari ternyata perusahaan anda mengalami kerugian yang sangat banyak, kalau saya membantu anda itu membutuhkan sokongan dana yang sangat besar jadi daripada menolong anda lebih baik saya beli saja perusahaan anda," jelas Gerry.

"Tapi seharusnya anda konfirmasi dulu kepada saya, jadi kalau anda tidak mau membantu saya, saya bisa langsung meminjam kepada Bank."

"Bukannya anda masih mempunyai hutang kepada salah satu Bank? dan itu sudah melewati jatuh tempo?"

"Kenapa anda tahu semuanya?" tanya Darius terkejut.

"Apa yang tidak saya tahu, semuanya saya tahu dan saya sudah melunasi hutang anda kepada Bank itu tapi rumah anda menjadi milik saya."

"Apa?"

Darius menggebrak meja sampai-sampai anak buah Gerry mendekat dan itu membuat Darius gemetar.

"Siapa anda sebenarnya? kenapa anda begitu ingin menguasai semua milik saya?" tanya Darius.

"Milik anda? apa saya tidak salah dengar? anda itu tidak memiliki apa-apa selain mencuri semua aset dan kekayaan saya."

"Maksud anda apa? saya tidak mencuri aset dan kekayaan milik anda, semuanya milik saya justru sekarang anda yang merebut semuanya dari saya."

"Gerry Putera Tanuwijaya."

Mata Darius melebar mendengar nama itu disebut.

"Maksud anda apa? jangan mentang-mentang nama kalian sama, anda bisa mengaku-ngaku sebagai Gerry keponakkanku."

"Keponakan? sejak kapan anda menganggap dia sebagai keponakanmu? Ting, tolong ambil berkas di laci meja kerja gue."

"Ok."

Kiting pun segera mengambilkan berkas yang disuruh oleh Gerry.

"Ini Ger."

Gerry melempar berkas itu kehadapan Darius.

"Baca dengan teliti."

Darius pun mulai membuka berkas itu dan membacanya dengan teliti, mata Darius melebar bukti-bukti kejahatannya semua ada disana, tangan Darius mulai bergetar.

"Siapa anda sebenarnya?" tanya Darius.

"Saya keponakan kesayanganmu Tuan Darius, yang dengan sengaja anda celakai dengan memotong kabel rem mobilku sehingga mobilku masuk jurang dan anda membuat berita palsu kalau saya sengaja bunuh diri karena stres memikirkan perusahaan saya yang bangkrut."

Darius tampak terkejut..

"Bohong, anda pasti berbohong wajah anda sangat berbeda dengan Gerry keponakanku."

"Saya sudah jelaskan, mobil saya masuk jurang akibat kejahatan anda, wajah saya hancur akibat terkena serpihan kaca dan saya masih beruntung ada orang yang mau menolong saya, selama ini hidup saya hancur bahkan saya harus makan meminta belas kasihan dari orang lain, jadi sudah jelas kan, tinggalkan perusahaan dan bereskan barang-barang anda jangan sampai ada yang tertinggal karena saya tidak mau ada satu pun barang anda dan istri anda tertinggal di rumah saya."

Tanpa di duga, Darius langsung bersujud dan memeluk kaki Gerry.

"Gerry, maafkan Om kamu jangan seperti ini, kalau kamu mengusir Om dari rumah itu, Om dan tante Dona mau tinggal dimana? sementara uang tabungan Om saja sudah habis."

"Ting, tolong ambil amplop coklat yang ada di laci itu."

Kiting denhan sigap mengambilnya dan menyerahkan kepada Gerry.

"Ini ambil, uang itu cukup untuk biaya mengontrak selama enam bulan."

"Gerry, maafkan Om jangan usir Om."

"Pergi dari rumah ini dan besok pagi saya tidak mau melihat anda masih berada di rumahku, kalau sampai anda masih berada disana, jangan salahkan saya kalau anak buah saya yang akan mengurus kalian, PERGI..." teriak Gerry.

Dengan langkah gontai dan menundukkan kepalanya, Darius meninggalkan rumah itu.

Disaat pikiran Gerry sedang tidak menentu, tiba-tiba ponsel Gerry berbunyi dan tertera nama seorang detektif handal menghubungi Gerry.

"Hallo.."

"Tuan, saya sudah menemukan persembunyian Juan dan Yulia, alamatnya sudah saya kirim lewat email."

"Kerja bagus, terima kasih."

"Sama-sama Tuan."

"Ada apa Ger?"

"Orang kita sudah menemukan dimana keberadaan Rubby."

"Alhamdulillah, kita hanya tinggal menunggu kedatangan orang-orang dari Australia."

"Sayang, jangan takut aku akan segera menyelamatkanmu," batin Gerry.

💰

💰

💰

💰

💰

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

1
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
ya ampun tragis amat idupmu ger
Bunda Puput
Luar biasa
lily
baru ini ad bos yg sampe ngompres bodyguard
lily
bentar amat bahagia nya Gery di bab ini
Patrick Khan
..sumpah nangis q😭😭😭
Patrick Khan
.gantiiii kesini😊
Kang Nyimak
Cerita nya Sangat realistis
Mantap
LanLan
..
Gusmeiniar decy
Luar biasa
arfan
up
sweetie belle
cape deh, krg suka endingnya gt..da matian2 sembuhin babeny ms gk bz seh seengakny bikin btahan hidup brp thn dl gt, mn kalahin musuhny cm krn gt aja 🤦‍♀️🤦‍♀️ hrsny kasi obat yg sama dgn yg mrk kasi ke babeny donk, apalg kiting ngeyel bgt seh da bx2 dkasi tau jgn pcaya org smw gr2 dia kan ckckkck
sweetie belle: #peacee thor, gk blg ceritanya jelek..justru mau lanjut ke cerita anak2 mrk n biar nyambung br bc deh karya ini, soalny awal bc yg "cinta sang milyader" tus ko bc sequelnya kan byk nemplok cerita dr sana sini ✌✌✌
total 1 replies
sweetie belle
pasti mata2, ini kting da dkasi tau ati2 jg sok2an kepo ckckc
Dewi Fuzi
celine akan menyesalinya
Dewi Fuzi
semuanya bego beli makan kan bisa nyuruh orang online jg bisa bodoh d pelihara
Dessy Yanta
ok
rain03
💗💗💗💗💗
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
yahh tdk sesuai hrapanq thor 🤭🤭🤭
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
rubby yg dgoda aq yg baper thor 🤭🤭🤭
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
eemm coo cweettt 🤭🤭🤭
Dewi Purwanti
baguss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!