Queen Li tumbuh dalam kekacauan—dikejar rentenir, hidup dari perkelahian, dan dikenal sebagai gadis barbar yang tidak takut siapa pun. Tapi di balik keberaniannya, tersimpan rahasia masa kecil yang bisa menghancurkan segalanya.
Jason Shu, CEO dingin yang menyelesaikan masalah dengan kekerasan, diam-diam telah mengawasinya sejak lama. Ia satu-satunya yang tahu sisi rapuh Queen… dan lelaki yang paling ingin memilikinya.
Ketika rahasia itu terungkap, hidup Queen terancam.
Dan hanya Jason yang berdiri di sisinya—siap menghancurkan dunia demi gadis barbar tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Tiba-tiba beberapa mobil berhenti di depan, membuat mobil yang membawa Zoanna terpaksa ikut berhenti mendadak.
“Ada yang menghalangi jalan kita,” ujar sopir mereka sambil mencondongkan badan ke depan.
“Coba periksa dulu!” perintah pria yang duduk di kursi depan. Ia turun dari mobil dan melangkah menghampiri barisan kendaraan yang menghadang.
Dari mobil hitam paling depan, turun Rey, asisten pribadi Jason Shu—orang yang pernah menjamin Queen saat ditahan polisi.
“Hei, bocah! Kau siapa, hah?!” tanya pria penagih utang itu dengan gaya menantang.
Rey tidak menjawab. Ia hanya mengangkat satu tangannya memberi isyarat.
Anak buahnya langsung keluar dari mobil, enam pria bertubuh tinggi dengan jas hitam rapi, wajah tanpa ekspresi. Mereka berjalan mendekat seperti pasukan yang sudah terbiasa mengintimidasi orang.
“Serahkan wanita itu pada kami. Lalu hubungi putrinya ... suruh dia datang ke alamat ini.” Rey melemparkan ponselnya ke tangan salah satu penagih.
“K-kalian… wanita itu berutang pada kami. Dia harus membayar!” pria itu berusaha bertahan, meski sorot matanya mulai goyah melihat jumlah orang dan aura dingin yang mengelilinginya.
Rey menatapnya tajam, satu alisnya terangkat.
“Serahkan orangnya… atau kalian yang menyerahkan nyawa. Pilih.”
Suasana langsung mencekam. Para penagih utang itu saling pandang, wajah mereka pucat karena tekanan dari para pria berbadan besar di belakang Rey.
Sementara itu, Queen yang berada di rumahnya tampak mondar-mandir dengan gelisah. Ponsel di tangannya bergetar, menampilkan nama Kapten Yu di layar. Tanpa ragu, ia langsung mengangkatnya.
"Apa? Tidak menemukan mereka?" suara Queen terdengar meninggi, jelas menahan kepanikan. "Paman, tidak mungkin mereka bisa menghilang begitu saja."
Di seberang sana terdengar helaan napas panjang.
"Sepanjang jalan tidak ada jejak mereka sama sekali," jawab Kapten Yu dengan nada berat. "Bahkan kendaraan yang mencurigakan pun tidak terdeteksi."
Queen menggenggam ponselnya lebih erat. Dadanya terasa sesak.
"Paman, bukankah ada rekaman CCTV di sepanjang jalan? Coba periksa lagi. Mungkin ada yang terlewat," pintanya, kali ini nada suaranya sedikit bergetar.
"Queen, apa kau yakin mereka adalah penagih utang?" tanya Kapten Yu ragu. "Kau sendiri bahkan tidak tahu mereka berasal dari perusahaan mana."
Wajah Queen mengeras, amarahnya tampak dari rahangnya yang mengeras.
"Orang-orang yang memberi pinjaman pada Mama, kalau bukan rentenir, pasti preman. Semua pergaulan Mama tidak ada yang benar!" ujarnya penuh emosi.
Di ujung telepon terdengar suara langkah-langkah cepat dan perintah singkat kepada anak buahnya.
"Aku dan yang lainnya akan terus mencari jejak mamamu," kata Kapten Yu tegas. "Kau tunggu saja kabar dari kami, dan jangan macam-macam dulu."
Telepon terputus. Queen menatap layar ponselnya kosong.
***
Di sisi lain, Zoanna dibawa ke sebuah tempat asing. Lorong sempit yang mereka lewati gelap dan lembap, hanya diterangi lampu remang-remang. Suara langkah kaki para pria di sekelilingnya menggema, membuat jantungnya berdegup semakin kencang.
Ia akhirnya didorong masuk ke sebuah ruangan yang suram. Di sana, seorang pria duduk santai di atas sofa kulit berwarna gelap. Tatapannya tajam, dingin, dan menusuk. Sosok itu adalah Jason Shu.
Zoanna dipaksa berlutut tepat di hadapannya. Lengannya terasa nyeri karena perlakuan kasar para pria yang mengapitnya. Di sekeliling mereka, beberapa anak buah Jason berdiri tegap dalam diam, menciptakan suasana yang semakin mencekam.
"Kalian siapa? Kenapa membawaku ke sini?" tanya Zoanna dengan suara parau, berusaha tetap tegar meski kedua tangannya sedikit gemetar.
Jason Shu tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya dengan tatapan penuh penilaian, sambil memainkan jari-jarinya yang terbalut sarung tangan kulit hitam. Sebuah senyum tipis terbentuk di sudut bibirnya—senyum yang sama sekali tidak menenangkan.
Rey melangkah maju beberapa langkah, berdiri tak jauh dari Zoanna yang masih berlutut di lantai dingin itu. Tatapannya tajam, seolah mencoba menembus ketakutan di mata wanita tersebut.
"Utangmu sudah segunung," ujarnya dengan nada mengejek, sudut bibirnya sedikit terangkat sinis.
"Saat berjudi, kau tidak takut. Tapi saat dibawa ke sini, kau malah ketakutan."
Ia menunduk sedikit, menatap Zoanna yang kini mulai menggertakkan giginya, berusaha menahan gemetar di seluruh tubuhnya.
"Tapi, Tuan… aku benar-benar tidak mengenal kalian semua," ucap Zoanna, suaranya bergetar, napasnya tersengal. Kedua tangannya gemetar, namun ia berusaha tetap menatap pria di depannya.
Jason melirik Rey tanpa ekspresi.
"Apakah sudah menghubungi putrinya?" tanyanya datar, namun berbahaya.
"Bos, putrinya telah dijemput oleh anak buah kita," jawab Rey singkat.
Zoanna membelalakkan mata.
"Ha? Kenapa membawa Queen ke sini? Sebenarnya apa yang kalian inginkan?" serunya panik, mencoba berdiri, tetapi kembali didorong oleh satu orang di belakangnya.
Rey mengeluarkan selembar surat lusuh dan melemparkannya ke lantai di depan Zoanna.
"Lihat total utangmu, Zoanna. Apakah kau bisa melunasinya?" tanyanya dingin.
Jason Shu bangkit dari sofanya. Suara langkah kakinya menggema di ruangan sunyi itu, semakin mendekat pada Zoanna yang menggigil. Ia membungkuk, lalu mencengkeram leher wanita itu dengan satu tangan, tidak terlalu kencang, namun cukup untuk membuatnya kesulitan bernapas.
"Zoanna, terlalu banyak masalah yang kau timbulkan…" suaranya rendah, penuh ancaman.
"Kalau bukan karena dia… kau sudah mati di tanganku."
"T-Tuan… aku tidak mengerti maksudmu…" rintih Zoanna, wajahnya memucat karena rasa sakit dan takut.
"Artinya…" Jason mendekat lebih dekat ke telinganya,
"aku bisa membunuhmu kapan pun dan di mana pun."
"Apa kita saling kenal sebelumnya?" tanya Zoanna di sela napasnya yang tersendat.
Belum sempat Jason menjawab, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu.
"Di mana mamaku?"
Semua tatapan langsung mengarah ke pintu. Jason melepaskan cengkeramannya dan berdiri tegap, matanya menyipit menatap ke arah sumber suara itu.
Queen melangkah masuk, dengan sorot matanya penuh keberanian. Saat menoleh ke sisi ruangan, ia melihat ibunya berlutut di lantai.
"Queen!" seru Zoanna dengan suara hampir menangis.
"Ma!" Queen menghampiri ibunya, namun segera dihentikan oleh dua pria bersenjata.
"Siapa mereka?! Apa yang sudah mereka lakukan padamu?!" tanyanya panik.
Ia menoleh ke Jason.
"Ma, siapa mereka? Apa kau mencari perusahaan lain untuk meminjam uang lagi?!" kecamnya.
"Bukan… bukan begitu…" jawab Zoanna gugup, menundukkan kepala.
Jason perlahan melepas sarung tangan hitamnya, satu per satu jarinya terlihat kokoh dan berotot. Ia mulai melangkah mengitari Queen, menatapnya dengan mata yang seolah mengenali setiap garis wajah perempuan itu.
Sesaat, tatapan mereka saling bertemu.
"Kenapa pria ini tidak asing?" batin Queen, jantungnya berdetak lebih cepat tanpa alasan yang jelas.
"Queen… kau benar-benar sudah tidak mengenalku sama sekali," batin Jason, matanya tampak sedikit melunak sebelum kembali dingin.
Perlahan, Jason mengulurkan tangannya, jari-jarinya terangkat, hendak menyentuh wajah gadis itu.
hai teman teman .... ayo ramaikan karya ini dgn follow tiap hari dan juga like, komen dan jangan ketinggalan beri hadiah yaaaaaaa
sungguh, kalian gak bakalan menyesal, membaca karya ini.
bagus banget👍👍👍👍
top markotop pokoknya
hapus donh🤭🤭
kau jangan pernah meragukan dia, queen
👍👍👌 Jason lindungi terus Queen jangan biarkan orang2 jahat mengincar Queen
.
ayoooooo tambah up nya.
jangan bikin reader setiamu ini penasaran menunggu kelanjutan ceritanya
ayo thor, up yg banyak dan kalau bisa up nya pagi, siang, sore dan malam😅❤️❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏
kereeeeennn.......💪
di tunggu update nya....💪