NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bawahan Blood Moon

Sementara itu Jati yang telah berhari hari menjadi pengemis kini menjalani hidup yang lebih tenang. Tentunya tidak perlu memikirkan masalah bisnis gelapnya sewaktu menjadi Mafia lagi.

Jati bersantai dibawah pohon yang rindang. Dia cukup lelah barakting dijalanan dengan mengemis minta minta uang.

"Ah, nikmatnya"

Jati berbaring sesekali bersiul dengan santai.

Meski menjadi pengemis seperti ini-- tapi setidaknya jauh lebih baik dari pada menjadi orang kejam yang sering membunuh siapapun yang menghalangi bisnisnya.

Sebagai Mafia yang sakti, Jati memiliki ilmu Kanuragan meski tidak terlalu menguasainya.

"Hmm, disini cuma mengandalkan uang saja ketimbang kekuatan?"

Jati termenung memikirkan betapa berbedanya dunianya saat ini dan dunia bawah tanah.

"Tapi seharusnya aku bisa kaya raya bahkan menjadi CEO disini jika saja aku tidak berkhianat"

Jati duduk dengan lesu.

Sebenarnya di dunia bawah tanah dia orang yang sangat kaya raya-- berkat bisnis gelapnya Jati menjadi seorang Crazy Rich.

Tetapi sayang sekali, Jati memutuskan meninggalkan harta dan jabatannya demi hidup yang damai tanpa berurusan dengan bisnis gelapnya lagi.

"Ah, sudahlah... semuanya sudah terlanjur"

Jati kembali berdiri dan berniat kembali mengemis.

Dia lebih baik fokus pada kehidupan yang damai ini. Menabung banyak uang, lalu membeli rumah di pedesaan, dan menikmati hidup dengan damai tanpa berurusan sebagai Mafia Blood Moon.

Jati berjalan menelusuri koridor jalanan, lalu duduk-- dia kembali mengemis seperti biasanya.

--

Disebuah sekolah SMA Elite bernama Ziroza School. Terlihat mobil mewah berhenti dihalaman sekolah. Lalu tidak lama keluar seorang pria berkharismatik dan seorang gadis cantik yang mengenakan seragam sekolah.

David Ramburo, seorang CEO dari Klirat Moon. Anak perusahaan dari Blood Moon, dan identitas Klirat Moon aman dari banyak pihak tentang berkaitan dengan Mafia Blood Moon.

"Sekolah yang benar, kamu tahu papa tidak suka kamu menjadi anak yang bodoh?"

David memarahi putri semata wayangnya itu agar tidak membuatnya kecewa.

"Iya pa"

Cila Evelyn Ramburo, nama gadis yang terkenal cantik dan berprestasi itu mengangguk patuh diomeli papanya.

"Sudah sana masuk ke kelas, dan ingat jangan buat papa marah jika nilai kamu jelek"

"Prak"

Setelah berucap seperti itu David memasuki mobil mewahnya lalu menutupnya dengan kasar.

Dia melajukan mobilnya meninggalkan sekolah putrinya.

Tidak lama terdengar suara yang mengagetkan Cila.

"Udah pergi aja papa lo, Cil"

Ucap Rara menatap perginya pria berwibawa itu.

"Benar, Ra"

"Gue mau dong nikah sama om David?"

Ayu, gadis sedikit cantik dengan rambut pirangnya tak henti hentinya membayangkan ketegasan om David, papa dari temannya sendiri.

Cila melirik kearah Ayu, dia berucap.

"Jangan mimpi ya lo sama papa gue"

Cila melenggang pergi begitu saja.

Dia begitu malas melihat dua temannya yang sangat bar bar sekali dalam masalah cowok. Berbanding terbalik dengannya, cuma gadis rumahan yang dikekang tidak bisa bebas seperti mereka.

Rara dan Ayu segera mengejar teman mereka.

"Lo sih, kan jadinya dia bete karena lo kegatelan apalagi sama om David"

Tunjuk Rara kearah Ayu sambil berjalan dikoridor sekolah.

"Tapi om David kan emang ganteng tau, kaya raya pula... cewek mana yang gak mau sama om om tajir?"

Bela Ayu sambil membayangkan hidup mewah jika berhasil menaklukkan om om yang terkenal akan kekayaannya.

"Iya sih, tapi kan Cila sahabat kita juga?"

Rara mengangguk pelan.

"Yakali lo embat juga papanya juga, Hihi"

Rara terkekeh lucu sambil membayangkan reaksi Cila yang tidak setuju jika Ayu menjadi ibu sambungnya.

"Udah, jangan gosip terus-- tuh si Cila kayaknya gak seneng kita gosipin papanya?"

Ayu menyenggol Rara yang bicara agak keras hingga terdengar oleh Cila.

"Lo berdua ya, bukannya pikirin pelajaran ini malah mikirin papa gue?"

"Kalau ujian nanti, gua gak mau bagi contekan dengan kalian berdua"

Cila berucap dengan ketus, dia pusing mempunyai teman bego dan satunya kegatelan cowok.

"Ye lo jahat banget sih sama kita, Cil?"

Ayu dan Rara buru buru bersikap baik dan berhenti menggosip papanya agar mereka dapat contekan dari Cila jika ujian nanti.

"Gua masuk ke kelas duluan"

"Kalian bebas goda pak Kusnaedi semau kalian"

Cila memasuki kelas... meninggalkan dua temannya yang berada didepan kelas.

Sontak saja kedua gadis itu saling menoleh.

"Dih, mana mau gue sama tuh aki aki"

Rara merasa geli membayangkan guru olahraga itu.

Ayu menimpalinya.

"Benar, Ra"

"Udah gembrot, jelek lagi, mana suka tantrum pula?"

Ayu juga malas jika harus diajar oleh guru yang terkenal akan play boynya meski tampangnya seperti gajah terbalik.

"Eh, ada si neng Rara sama neng Ayu?"

Merasa namanya dipanggil, pak Kusnaedi menyisir rambutnya yang sudah beruban.

"Iya pak, kami baru tiba dikelas"

Dengan amat terpaksa Rara berucap ramah kepada guru ngeselin itu.

"Kami masuk dulu ya pak, Permisi"

Ayu segera menarik tangan Rara menjauh dari pak Kusnaedi.

Pria paruh baya itu ingin menahan kedua gadis itu tetapi sayang mereka sudah berlari masuk kedalam kelas.

"Yah, neng Ayu sama neng Rara udah main pergi aja?"

Pak Kusnaedi mengusap wajahnya dengan kasar. Niat hati memamerkan otot otot tangannya biar mereka berdua klepek klepek kepadanya, justru berakhir gagal.

Pak Kusnaedi berlalu meninggalkan kelas XI A itu, dimana kelas neng Ayu dan neng Rara kabur darinya. Dengan berat hati dia harus mengajar dikelas sebelah agar tidak dipecat sebagai guru.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!