NovelToon NovelToon
Pengantin Dunia Lain

Pengantin Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Hantu
Popularitas:749
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

Bu Ninda merasakan keanehan dengan istri putranya, Reno yang menikahi asistennya bernama Lilis. Lilis tampak pucat, dingin, dan bikin merinding. Setelah anaknya menikahi gadis misterius itu, mansion mereka yang awalnya hangat berubah menjadi dingin dan mencekam. Siapakah sosok Lilis yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Clarissa Menemui Indigo Tampan

Gerbang Rumah Sakit VVIP. Clarissa keluar dengan langkah cepat, tatapan matanya fokus. Ia mengeluarkan ponsel dan memanggil taksi daring.

​Clarissa menunggu di pinggir jalan, memeluk tas tangannya erat-erat.

​Di kejauhan, mobil sport Reno sudah menghilang.

​Taksi datang. Clarissa segera masuk.

​Clarissa duduk di kursi belakang. Ekspresinya dingin dan penuh perhitungan. Ia mengeluarkan kertas dari tas tangannya.

"​Tolong ke alamat ini, Pak."

​​Sopir taksi mengangguk, melihat alamat di layar ponselnya.

​"​Baik, Nona. Jalanan agak macet di pusat kota."

​"​Tolong usaha secepatnya."

​Clarissa menoleh ke jendela, rahangnya terkatup.

​1 jam kemudian

Sebuah rumah bergaya modern minimalis, namun dengan sentuhan etnik. Di depan pagar, terpasang plang kecil bertuliskan

"DIKA - KONTEN KREATOR & KONSULTASI MISTIK"

​Clarissa turun dari taksi. Ia merapikan blazer hitamnya, lalu berjalan mendekati pintu gerbang. Ia menekan bel.

​Ruangan yang berfungsi ganda sebagai ruang tamu dan studio konten. Ada lighting ring, kamera, dan green screen yang dilipat di sudut. Suasananya tenang, dipenuhi aroma dupa dan bunga melati.

​Dika masih muda, berpenampilan rapi tapi santai, duduk di sofa, mengaduk teh herbal. Di depannya, Clarissa duduk tegak.

​Clarissa langsung berkata tanpa basa-basi,

"​Aku datang ke sini karena aku tahu kamu adalah salah satu yang bisa melihat dan mengerti. Aku tidak butuh basa-basi atau teori. Aku hanya butuh satu hal, Dika. Bagaimana cara menghancurkan hantu?"

​Dika meletakkan cangkir tehnya, ekspresinya tenang, seolah sudah terbiasa dengan permintaan gila.

​"​Menghancurkan... adalah kata yang terlalu keras, Mbak. Lebih tepatnya membebaskan atau menenangkan. Energi tidak bisa dihancurkan, hanya diubah. Tapi aku mengerti maksud kamu. Kamu pasti datang karena hantu."

​Clarissa mengangguk cepat.

"​Hantu yang paling kuat dan paling jahat yang pernah aku lihat. Dia mengganggu, dia merusak, dan dia mencoba membunuh my papih. Hantu itu adalah Lilis. Hantu pengantin."

​Dika menutup matanya sejenak. Clarissa melihat urat pelipisnya menegang.

​Dika membuka mata.

"​Aura yang sangat berat. Kebencian yang sudah berakar. Ya, aku bisa merasakannya dari deskripsimu. Hantu ini... dia bukan hanya sisa energi. Dia sudah menjadi manifestasi murni dari dendam."

​Clarissa maju sedikit di kursinya.

"​Tepat dan aku ingin mengakhirinya. Aku ingin dia musnah. Tidak ada damai. Tidak ada bebas. Aku ingin dia pergi ke neraka."

​Dika tersenyum tipis, penuh simpati tapi tegas.

"​Hantu sekuat Lilis, yang punya ikatan kuat dengan dunia ini terutama dengan orang yang dilindunginya memiliki jangkar yang sangat kokoh."

​"​Jangkar?"

​"​Betul. Sebuah objek, atau tempat, atau bahkan orang yang menahannya di sini. Selama jangkar itu ada, dia hampir tak tersentuh. Kekuatan Lilis, kemungkinan besar, berasal dari penyebab dia dibunuh. Orang-orang yang paling dia cintai saat hidup. Kita harus menemukan mereka dan pembunuhnya."

​Clarissa menyentuh tasnya.

​"Aku punya dugaan. Lilis adalah hantu pengantin yang dibunuh. Pernikahan itu pasti adalah jangkar utamanya. Tempat pembunuhan itu. Apa yang harus aku cari?"

​Dika menghela napas. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, nadanya kini lebih serius.

​"​Yang harus kamu cari adalah tempat di mana energi hidupnya terputus. Seringkali itu adalah lokasi pembunuhan, atau barang yang dia bawa saat itu, terutama yang berhubungan dengan pernikahan. Gaun pengantin, cincin, atau... foto."

​Clarissa matanya melebar sedikit.

"​Mungkin. Tapi ada cara yang lebih drastis. Sebuah tempat yang bisa menarik energi apapun, termasuk hantu kuat, dan menahannya di sana selamanya."

​Dika terdiam. Ia menatap Clarissa dengan pandangan yang menusuk.

​"​Ada sebuah ritual kuno. Tidak akan membebaskannya. Justru akan mengikatnya, memenjarakannya. Tapi untuk melakukannya, kamu harus tahu lokasi asli tempat pemakaman tubuhnya dan kamu butuh... perangkap."

​"​Katakan padaku apa itu? Katakan padaku caranya?"

​Dika meraih sebuah buku tua bersampul kulit yang terletak di meja samping.

​"​Ini adalah risiko yang sangat besar. Jika gagal, kebenciannya akan semakin kuat, dan dia akan langsung mengejarmu. Siap?"

​Clarissa mengambil napas dalam, wajahnya tenang tapi matanya berkilat.

"​Siap."

​​Dika dan Clarissa kini berdiri. Dika menunjuk sebuah sketsa di halaman buku yang terbuka.

​"​Pertama, kita harus tahu di mana jasad aslinya bersemayam. Itu adalah portal paksa bagi hantu yang dendam. Kedua, kamu butuh pemancing agar dia masuk ke dalam perangkap."

​"​Pemancing?"

​"​Sesuatu yang sangat kuat. Simbolik. Gaun pengantin yang dia kenakan saat dibunuh. Jika kamu bisa mendapatkan gaun itu."

​"​Mustahil. Gaun itu pasti sudah lenyap."

"​Atau... darah dari orang yang dia cintai. Energi cinta yang dikhianati dan diubah menjadi jebakan. Itu pemancing yang sempurna."

​Clarissa terdiam. Ia menatap Dika dengan syok yang cepat ia kendalikan.

"​Itu... terlalu jauh."

​Dika menggeleng.

"​Tidak ada cara yang mudah, Mbak. Lilis sudah melampaui batas hantu biasa. Dia adalah entitas. Kamu harus mengorbankan sesuatu yang dia pedulikan."

​Clarissa memejamkan mata, memikirkan Zian dan Reno.

"​Pilihan ada di tangan kamu. Jika kamu ingin Lilis musnah, kamu harus menjadi orang yang paling dia benci."

​Clarissa membuka matanya, ada keputusan dingin yang mutlak.

​"​Tunjukin ke aku apa yang ada di dalam buku itu. Apa nama ritualnya?"

​Dika menunjuk tulisan di buku.

​"Segel hantu abadi."

​Clarissa berbisik, seringai tipis muncul di wajahnya.

​"Perfect!"

​​Dika menutup buku kuno itu. Suasana studio yang tadinya tenang kini terasa berat. Aroma dupa seolah mendidih.

​Clarissa berdiri tegak, memancarkan aura dingin.

​"Jadi, intinya aku butuh tiga hal. Lokasi jasad Lilis, gaun pengantin atau... darah sebagai pemancing, dan lokasi jurang tempat ia ditemukan."

​"Itu adalah tiga komponen kunci, Mbak. Jasad aslinya sebagai portal paksa, gaun atau darah sebagai jebakan energi, dan jurang itu sebagai penyegel abadi. Di jurang itu, energi Lilis terputus dari ikatan hidupnya. Itu adalah titik lemahnya, dan bisa menjadi penjaranya."

​Clarissa berjalan menuju pintu.

"Aku akan cari cara mendapatkannya. Untuk gaun, itu hampir mustahil. Jadi, itu artinya... pemancing darah."

​Clarissa berhenti di ambang pintu, menoleh ke Dika. Matanya tajam, tanpa keraguan.

​"Apa pun yang Dika lihat di diri Lilis, kebencian itu akan berpindah ke aku. Aku akan jadi orang yang paling dia benci."

​Dika menghela napas, menatap Clarissa.

"Hati-hati, Mbak. Jika kamu mengorbankan orang yang Lilis cintai, dia tidak hanya membenci. Dia akan... mencabikmu."

​Clarissa tersenyum tipis, kejam.

"Good. Karena aku ingin pertarungan ini."

​Clarissa keluar, menutup pintu di belakangnya dengan suara tegas. Clarissa sangat berambisi melenyapkan jejak hantu Lilis/Alice dari kehidupan keluarga Ramon. Clarissa berani dengan resiko besar yang akan ia tanggung.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!