NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Bakar

Beberapa pria bersahutan cepat.

“Kek, cucu kakek terlalu badas. Kami cari yang manis, bukan yang bisa ngalahin kami di trek.”

“Benar, Kek. Kami lebih suka yang keibuan.”

“Yang lembut dan gak bikin dompet bolong tiap ganti ban mobil.”

Gumilang tersenyum miring. “Dengar sendiri, 'kan? Gak ada yang mau nikah sama gadis badung kayak kamu. Lusa kamu nikah, atau kakek pasang gelang listrik di tanganmu.”

“Kek!” seru Vexia, menepis tangan kakeknya. “Ini bukan zamannya Siti Nurbaya! Ngapain masih main jodoh-jodohan segala? Lagian bener kata mereka, aku bakal menjanda lebih cepat kalau nikah sama pria mental tempe kayak mereka!”

Salah satu pria spontan membalas.

“Hei, kami bukan mental tempe! Kami cuma realistis.”

Yang lain menimpali,

“Iya, nikah sama cewek kayak lo bukan hidup tenang, tapi hidup di tepi jurang.”

“Betul. Istri tuh buat nyenengin, bukan buat bikin jantung kerja lembur.”

Tawa kembali pecah. Tapi di mata Gumilang, sorot kecewa tampak jelas.

“Kau dengar, Nak? Dunia ini keras buat perempuan yang cuma bisa melawan tanpa tahu apa yang diperjuangkan.”

Vexia terdiam sejenak. Untuk pertama kalinya, ia melihat bukan amarah di mata kakeknya, melainkan kekhawatiran. Tapi gengsinya masih terlalu tinggi untuk mengakuinya.

“Aku cuma gak mau dikurung, Kek,” gumamnya pelan.

Gumilang mendengus dan menarik napas berat. “Ya sudah. Kita lihat nanti siapa yang lebih keras kepala, kamu atau takdir.”

***

Halaman belakang rumah diselimuti asap tipis.

Kaos, jaket denim, dan celana jeans beterbangan di udara sebelum jatuh ke bara api yang menyala di tong besi tua.

Dua pria bertubuh kekar berdiri di dekat sana. Yang satu memegang keranjang berisi pakaian, yang lain berjaga menatap sang gadis yang sudah tampak siap berperang.

“KEK!!” jerit Vexia setengah histeris, berlari sambil memeluk kaos putih terakhir dari lemarinya. “Itu jaket kesayanganku! Aku beli dari uang taruhan balapan, tahu nggak?!”

Gumilang menatapnya datar.

Tangan kirinya memegang jaket kulit, tangan kanannya mengangkat kaos putih bertuliskan Born to be Wild.

“Bagus,” katanya tenang. “Berarti kau beli dari dosa. Sekalian disucikan.”

Lalu—

FWOOSH!

Jaket itu melayang ke arah tong.

“KEEKKK!!!”

Vexia melompat, mencoba menyelamatkan jaketnya, tapi salah satu pria kekar langsung menahannya.

Dan... jaket itu terbakar indah di udara.

“Ini nggak adil!” teriaknya, meronta.

Lalu--

BUKH!

“AKH!” pria itu meringis kesakitan karena diinjak sekuat tenaga oleh Vexia.

Gumilang hanya melirik sekilas, tanpa niat menolong anak buahnya.

Ia malah mengambil pakaian lain dari keranjang dan melemparkannya ke api, santai seperti sedang membuang daun kering.

“Aku nggak mau ke butik, titik! Aku bukan boneka yang bisa didandanin pakai renda dan pita pink!” Vexia melipat tangan di dada, bibirnya maju satu senti.

Gumilang menatap cucunya lama, lalu mengangkat dagu tinggi.

“Kalau begitu, Kakek bakar semuanya. Biar besok kamu ke butik tanpa pilihan.”

“Kakek pikir aku takut?!” Vexia memeluk kaos terakhirnya seperti bayi. “Kalau Kakek bakar semua, aku kabur! Aku balapan sampai luar kota! Kalau perlu sampai luar negeri!”

Ancaman itu keras, tapi matanya mulai berembun. Bukan karena asap, melainkan karena sayang.

Gumilang tersenyum samar.

“Kabur aja. Tapi kalau kamu kabur, Kakek bakal bakar paspormu. SIM kamu juga. Dan foto ibumu yang kamu sembunyikan di lemari.”

Vexia membeku. “Itu kejam, Kek… itu udah di luar nalar manusia!”

“Bagus. Berarti nalar Kakek masih di atas kamu.”

Dan--

Byur!

Sisa pakaian terakhir dilempar ke api.

“AAAAHH!! Kakek pembunuh fashion!!”

Vexia menghentak-hentak kaki seperti anak kecil, wajahnya merah karena kesal.

“Tahu nggak, Kek?! Kalau neraka punya divisi khusus buat pembakar jeans, Kakek pasti ketuanya!”

Gumilang hanya terkekeh kecil.

“Kalau itu bisa bikin kamu jadi wanita yang bisa menikah dengan tenang, Kakek rela jadi ketua neraka.”

Vexia menatapnya lama, napasnya masih tersengal karena emosi.

“Kakek jahat!” katanya dengan suara serak.

“Kalau begitu doakan Kakek cepat mati, biar nggak bisa jahatin kamu lagi.”

Ucapannya datar, tapi tangan tuanya sedikit bergetar ketika ia meraih tongkatnya dari anak buahnya.

Hati Vexia mencelos.

Dan ketika kakeknya berbalik, ia sempat melihat punggung tua itu sedikit membungkuk. Terbatuk pelan sebelum melangkah pergi.

Suara api mulai mereda, menyisakan abu dan aroma kain terbakar.

Dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan, Vexia berkata,

“Kek… kalau Kakek nggak ada, siapa yang bakal marahin aku…”

Gumilang menoleh sedikit, senyum tipis mengembang di wajah tuanya.

“Kalau Kakek nggak ada, kau bakal kehilangan satu-satunya orang yang tahan sama kelakuanmu.”

Ia berbalik lagi, melangkah meninggalkan Vexia yang terdiam di hadapan api yang padam perlahan.

“Nyebelin banget sih, Kek…” gumam Vexia, bibirnya manyun tapi matanya hangat.

Ia menendang batu kecil, menatap sisa pakaiannya yang sudah jadi abu.

“Tapi… aku sayang juga sama Kakek nyebelin ini.”

***

Vexia melangkah masuk mengikuti kakeknya, gaun sederhana menempel di tubuhnya. Wajahnya manyun. Sisa asap dari pembakaran pakaian semalaman masih terasa di hidungnya. Celana jeans, jaket denim, kaos favorit, bahkan jaket kulit yang dulu ia beli dari hasil balapan pertamanya, kini tinggal abu. Semua dibakar oleh Gumilang.

“Kita beli pakaian baru buat kamu. Harus terlihat cantik dan feminin. Kakek akan jadi hantu gentayangan kalau mati sebelum kau menikah,” ujar Gumilang, nadanya tegas tapi gemetar di ujung kalimat, seolah ada ketakutan yang disembunyikan di balik gurauan itu. Ia menggenggam tangan cucunya, menariknya masuk ke butik.

“Kek, cinta itu menerima apa adanya,” gumam Vexia pelan, setengah protes. “Kalau dia beneran cinta sama aku, harusnya gak masalah dengan semua sifat dan kebiasaanku. Aku mau dicintai apa adanya.”

Bibir Vexia manyun, matanya memaling, berusaha menutupi getir di dadanya. Ia muak dengan kata perjodohan yang terus menghantui hari-harinya.

“Sudah, jangan cerewet!” potong Gumilang. “Kalau kau masih menganggap aku Kakekmu, turuti Kakek. Kalau gak mau, pergi saja, jangan pernah kembali. Anggap saja Kakekmu ini sudah mati. Toh, Kakek juga sudah tak punya siapa-siapa lagi.”

Suara itu terdengar tegas, tapi tatapannya gemetar sesaat ketika bertemu mata Vexia. Kalimat yang sama, jurus lama, tapi entah kenapa masih berhasil.

Vexia menghembuskan napas panjang. Ia tahu, di balik keras kepala kakeknya itu ada ketakutan besar. Takut kehilangan. Lelaki tua itu telah kehilangan istri dan anak perempuannya, ibu Vexia. Dan hanya dirinya satu-satunya keluarga yang tersisa.

Dan meski kadang Vexia ingin kabur sejauh mungkin, bagian kecil dari dirinya tahu… tanpa Gumilang, ia mungkin sudah lama tersesat.

“Baiklah…” gumamnya akhirnya, setengah menyerah, setengah kasihan. “Tapi jangan suruh aku pakai rok panjang kayak tenda lagi, ya.”

Di ruang tunggu butik, Gumilang duduk tenang dengan koran di tangan. Namun dari sela lipatan kertas itu, matanya terus mengawasi cucunya yang mencoba satu per satu pakaian. Sementara itu, para pegawai sibuk membawa beberapa gaun dan blouse berwarna lembut, renda, pita, lipit, warna pastel berderet seperti parade kesabaran yang menguji iman.

Vexia menyapu pandang pantulan dirinya di cermin, membatin sinis. "Cantik sih, tapi bukan aku. Ini bukan aku, Kek. Semua kain itu terasa seperti penjara sutra yang berkilau."

Ia berbalik dan mendekati Gumilang. “Aku ke toilet dulu, Kek,” bisiknya pelan, menunduk agar suaranya tak terdengar menantang.

Gumilang menurunkan koran perlahan, menatap tajam tanpa benar-benar marah. “Awas kalau kabur. Kakek bakal bakar paspormu beneran,” ancamnya datar, tapi nada khawatirnya tak bisa disembunyikan.

Vexia pura-pura mendengus, tapi sudut bibirnya menahan senyum kecil. “Iya, iya… nggak bakal kabur,” jawabnya cepat, meski hatinya tak sepenuhnya yakin.

Ia melangkah pergi ke arah koridor butik, menyembunyikan senyum lembut di wajahnya. Ia tahu, ancaman kakeknya itu bukan karena marah, melainkan karena takut kehilangan satu-satunya orang yang masih bisa ia sebut keluarga.

Dan meski sering berseteru, entah kenapa, setiap kali Gumilang mengancam, Vexia justru merasa sedikit lebih dicintai.

Di lorong menuju toilet, pikirannya berputar cepat.

"Akan kubuat pria itu nyerah nikah sama aku," gumamnya dalam hati. "Biar aku bisa kembali bebas. Lepas."

Tekad itu manis, hangat, seperti adrenalin tadi malam, ketika ia melaju di jalanan tanpa aturan, tanpa siapa pun yang bisa menahannya.

Sibuk menata strategi pelarian, Vexia tak sadar langkahnya terlalu cepat.

Sepatunya terpeleset di lantai ubin yang licin.

BRUK!

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Puji Hastuti
Kasian LO Ray 😄😄😄
love_me🧡
Vega datang hanya bikin kisruh saja, bisa" dia main licik masukin sesuatu ke minuman xia & akhirnya malam yg tidak di inginkan akan terjadi
love_me🧡
ini kan yg kamu mau rayno, tak perlu perhatian & dilayani tp justru itu yg membuatmu sakit
love_me🧡
makanya Dan kalau masih amatir jangan coba" nguntit, yg kau kuntit itu ratu jalanan nah kamu 🤔😄😄
anonim
Dani ini asisten pribadi kesannya jadi tidak sopan - merambah ranah pribadi Bos-nya.
Kepo banget sampai mengecek rekaman lain. Bukan urusan Dani - apa yang terjadi diantara Rayno dan Vexia.

Rayno sekarang silahkan menikmati sikap Vexia yang dingin, tak begitu peduli dengan keberadaanmu.

Istri yang dulu begitu ia abaikan - sekarang mengabaikan Rayno.

Vexia masak di dapur - Rayno tertegun - matanya tak berkedip terpaku melihat tampilan istrinya yang sedang memasak.

Rasain - memang enak makan sendiri.
Vexia sudah makan - pemberitahuan lewat kertas - tak mau bicara sama Rayno.

Hari ini gajian pertama Vexia.
Salah satu staf menanyakan janjinya Vexia yang mau traktir makan setelah gajian.

Vexia bilang tak akan ingkar janji.

Vega semakin sirik ajah.
Vega punya rencana jahat apa ini kepada Vexia.

Yang benar motor sport hitam berkilat atau motor sport merah nih Author 😄.
Cicih Sophiana
dulu kamu yg di cuekin Vexia... sekarang Rayno yg kamu cuekin.. rasain kamu Rayno emang enak di cuekin istri... gak di anggap suami
anonim
Kaget kan Rayno mendengar apa yang dikatakan bu Ratri tentang Vexia istri yang tak dianggap tapi bikin hati Rayno tak karuan sekarang.

Dani jadi kepo - menyelidiki Bos-nya yang belakangan ini, sebelum jam kantor berakhir sudah pergi.

Dani mengekor mengikuti mobil Rayno - sayangnya dia tak tahu siapa yang di kejar Rayno. Tak tahu siapa pemilik motor sport.

Rayno, rasakan - Vexia bersikap dingin sekarang.

Dani kaget juga kagum tak percaya - setelah mengecek CCTV kantor ternyata yang membawa motor sport - Vexia.
Cicih Sophiana
sekarang Vixia udah jauh baru nyesel kamu Rayno... dulu aja kamu sia sia tidur pun gak mau satu tempat tidur... so setia sama orang yg kamu sendiri gak siapa dia... nyebelin jadi orang kamu Rayno...
Fadillah Ahmad
Kalau di lihat di Cover, Vexia itu cantik juga ya kak Nana? Pantas saja Bira mencari kesempatan untuk mendekati Vexia. Huh, kalau aku jadi Rayno, aku nggk mau tuh menyia-nyiakan istri Cantik kayak Vexia. Apalagi dia Badas. 😁😁😁 Menyesal, Menyesal deh kamu Rayno. 😁😁😁
Dew666
☀️🥰
phity
nich si vega gk tau aja t4 ningkrong xia,..mngkin pikirnya vexia bru pertama ini ke club malam...tggu aja disna nanti kmu yg bakal kena getahnya
Siti Jumiati
kena batunya
Siti Jumiati
lanjut kak... hati2 vega ntar kamu sendiri yang kena baru nya...
Dek Sri
wah Vexia mau ke klub malam, semoga Xia baik2 saja
Endang Sulistiyowati
Dani, skill mu belum sampe ke tahap kaya Nyonyamu itu. Jangan ikut kebut2an. Kasian otongmu belum kawin, 🤣🤣
Tuh kan Rayno jadi kesepian, emang enak makan sendiri, masih untung ga masak sendiri jg.
abimasta
gimana sekarang rayno enak tidak diabaikan?
Erwik R
kayknya si dani ini yg ngoming wkwkwk
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
ada yg mau Jahatin Xia🤔
mery harwati
🤣🤣🤣 Dani sudah kuperingatkan kau jangan sembunyi dibalik kata melindungi Nyonya, kau akan terlindas & tertindas 😛
Anitha Ramto
Si Rayno jadi seperti orang Oon sekarang di depan Vexia tidak berani berkata apa²,karena sumah serspahmu itu Ray...makanya berfiki dulu yang jernih sebelum bertindak,sekarang kamu baru menyesalkaan apalagi lihat Vexia sekarang yang Badas..
si Vega itu sangat iri sama Xia...mau main² dengan Vexia lagi kamu di klub...

semoga Vexoa dapat menghindar dari tuk itu dan selamat....seorang Pembalap kamu Xia...pasti bisa menghindar dari bahaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!