NovelToon NovelToon
Menyembunyikan Benih Mantan Suami

Menyembunyikan Benih Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Slice of Life / Single Mom / Nikahmuda / Cerai / Duda
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ara Nandini

Selina harus menelan pahit kenyataan di kala dirinya sudah bercerai dengan mantan suami hasil perjodohan. Ternyata tak lama setelah itu, dia menemukan dirinya tengah berbadan dua.

Selina akhirnya memutuskan untuk membesarkan bayinya sendiri, meskipun harus menjadi ibu tunggal tak membuatnya menyerah.

Berbeda dengan Zavier. Mantan suaminya yang hidup bahagia dan mewah dengan kekasihnya. Seseorang sudah hadir di hidup pria itu jauh sebelum kedatangan Selina.

Akankah kebenarannya terungkap seiring berjalannya waktu? Belum lagi Selina Kini harus terjebak dengan seorang bos yang sangat menyebalkan.

Ikuti kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Bicara

Nafas Selina tercekat, kakinya seakan membeku. Napasnya sedikit memburu saat Kim kini melangkah ke arahnya.

Tepat saat Selina hendak berbalik, pergelangan tangannya tiba-tiba ditahan.

“Selina, tunggu!” kata Kim.

“Lepaskan tanganku,” kata Selina, matanya kini berkaca-kaca.

“Kamu nggak bisa menghindar lagi. Aku butuh penjelasan.” Suara Kim tegas.

“Penjelasan apa? Siapa dirimu yang butuh penjelasan dariku?” Selina membalas dengan suara tegas, bercampur getir.

“Aku jelas butuh penjelasan karena ini menyangkut keponakanku. Jadi tolong, jangan menghindar kali ini. Kalau nggak…” Kim menatap tajam.

“Apa, hah?!” Selina memotong cepat.

“Aku akan bilang ke abang — dan dia akan datang ke sini. Saat itu kamu nggak punya pilihan lagi selain menjelaskan semuanya,” Kim melanjutkan, suaranya menahan emosi.

“Semua sudah berakhir. Baik aku maupun anakku nggak punya hubungan apa-apa dengan keluargamu, jadi kamu nggak perlu ikut campur lagi,”

“Jangan egois, Selina. Selama ini kamu sengaja menyembunyikan pewaris keluarga kami. Kamu tidak memikirkan nasib Ian yang kehilangan haknya di keluarga kami.” Kim menatap Selina dengan kecewa.

Selina terkekeh getir. “Terserah kamu mau mengatai aku apa. Aku nggak peduli. Bagiku, Ian hanyalah putraku. Dia hanya punya aku, dan aku yang akan selalu menjaganya. Keluargamu nggak berhak ikut campur.”

“Kamu nggak bisa terus kayak gini. Aku perlu tahu kenapa kamu nggak bilang pada kami soal kehamilanmu, kenapa kamu memilih pergi sampai aku dengar dari Nathan kalau kamu sempat pendarahan karena terlalu keras bekerja. Seharusnya, kalau kamu merasa kesulitan, kamu nggak perlu melakukan hal seperti itu sendirian. Kamu cuma mikirin dirimu sendiri, nggak memikirkan keselamatan bayimu. Kamu pikir bisa melewati semuanya sendiri?”

Selina mengatur napasnya yang memburu, lalu menatap Kim dengan pandangan nanar.

“Aku melakukan semua itu karena ada alasannya. Kalau kamu pikir aku cuma memikirkan diriku sendiri, mungkin sampai sekarang putraku nggak akan bisa tumbuh sehat seperti sekarang. Aku bekerja siang malam hanya untuk menghidupi dia. Aku nggak butuh bantuan kalian, karena aku bisa melakukannya sendiri. Buktinya, aku dan putraku sampai hari ini masih bisa hidup baik-baik saja!” kata Selina dengan suara bergetar, menahan tangis.

“Katakan saja yang sebenarnya! Apa yang membuat kamu memilih pergi?” desak Kim.

“Kamu nggak berhak tahu! Itu sudah berlalu, dan aku nggak ingin mengungkitnya lagi! Anggap saja aku sudah tiada, dan Ian bukan anak kakakmu!” tegas Selina, satu tetes air matanya jatuh di pipi.

“Kamu nggak bisa menyangkal! Ian dan abangku sangat mirip. Wajahnya, warna matanya, bahkan senyumnya—semua sama,” kata Kim, napasnya ikut memburu.

“Seribu kali mirip pun, Ian tetap putraku! Dan kalian semua… hanyalah orang asing bagiku dan Ian!” tegas Selina, dia menatap Kim dengan tatapan terluka.

Setelah mengucapkan itu, Selina segera berlari meninggalkan gadis itu. Kim tidak mengejarnya. Tubuhnya justru kaku, tapi tangannya mengepal erat di sisi tubuh.

Selina masuk ke toilet kafe dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Wanita itu memeluk lututnya sendiri, menangis tersedu-sedu, mengiringi sesak di dada yang selama ini ia pendam.

Ingatan menyakitkan beberapa tahun silam kembali menyeruak. Dari kecil, Selina selalu dicap sebagai anak pembawa sial karena kematian kakaknya. Ayah dan ibunya membenci dirinya, menganggap kehadirannya hanya membawa malapetaka.

Yang lebih menyakitkan, orang tuanya bahkan tega “menjual” Selina dengan dalih menjodohkannya dengan Zavier—putra dari keluarga yang bersahabat dengan orang tua Selina. Padahal Selina tahu jelas, itu bukanlah perjodohan biasa, melainkan transaksi untuk kepentingan keluarga. Orang tua Zavier menyetujui saja karena mereka ingin segera mendapatkan pewaris.

Tapi selama pernikahan mereka Selina ternyata jatuh hati dengan Zavier tapi sayang pria itu tidak pernah memandangnya karena ada seorang yang sudah jadi tambatan hatinya.

Zavier tersenyum saat melihat calon istrinya, Eliza, keluar dari ruang ganti dengan gaun putih yang anggun. Kainnya jatuh sempurna mengikuti lekuk tubuhnya, membuat wanita itu terlihat semakin memesona. Hari itu mereka memang berada di sebuah butik mewah, melakukan fitting sebelum hari pernikahan mereka.

Wanita berusia dua puluh lima tahun itu berdiri di hadapan Zavier, terdiam sejenak sambil menunggu respon darinya.

“How do I look?” tanyanya dengan nada ragu, meski matanya berkilat penuh harap.

Zavier yang semula duduk langsung berdiri dan menghampirinya. Ia melingkarkan tangan ke pinggang Eliza, menarik tubuh sang wanita hingga begitu dekat dengannya, sampai dada mereka saling bersentuhan.

Wajah Eliza kontan memerah, terlebih karena di samping mereka masih ada pramuniaga butik.

“Ish... aku minta pendapat kamu, bukan dirangkul kaya gini,” protes Eliza pelan.

Zavier terkekeh pelan. “Kamu pakai baju orang gembel aja tetap cantik, apalagi sekarang pakai gaun ini.” Ia menatap dalam. “Ini lebih dari sekadar cantik, sayang. You’re very, very gorgeous. I can’t wait for our wedding.”

Tanpa menahan diri, pria itu mengecup singkat bibir merah muda Eliza sebelum melepaskan rengkuhannya.

Tatapan Zavier kemudian turun sejenak ke dada Eliza. Ia merasa lega karena gaun itu tidak menampilkan belahan sama sekali, ia tidak rela aset berharganya diumbar, apalagi sampai menjadi konsumsi mata lelaki lain.

Usai fitting baju, dua calon pengantin itu pulang bersama. Di dalam mobil, Zavier tak henti-hentinya mencium tangan Eliza yang ada di genggamannya.

“Finally ya, sayang... satu minggu lagi status kita bakal berubah,” ucap Zavier.

Ia menoleh, menatap wanita di sampingnya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. “Masih kerasa mimpi. Bertahun-tahun kita jalin hubungan, dan sebentar lagi kita bakal resmi jadi suami istri. Ini impian aku dari dulu, menikah sama orang yang aku cintai,” tambahnya.

Namun Eliza hanya terdiam. Tatapannya menatap keluar jendela, seakan pikirannya melayang entah ke mana.

“Kenapa, sayang? Ada yang ganggu pikiran kamu?” tanyanya, meski terselip sedikit kekhawatiran.

Eliza menghela napas panjang. “Nggak, cuman... kepikiran sama Selina aja...” gumamnya pelan.

Alis Zavier spontan berkerut. “Kenapa kamu mikirin dia?” Nadanya terdengar tak suka.

Eliza menoleh. “Udah bertahun-tahun loh sejak kamu cerai sama dia. Kita nggak pernah lihat batang hidungnya lagi. Aku kasihan sama dia... udah orang tuanya kayak nggak peduli anaknya hilang.”

Zavier terdiam. Sejak perceraiannya dengan Selina, ia memang tidak pernah lagi melihat wajah wanita itu. Bahkan kabar sekalipun. Baginya wanita itu hanya bagian dari masa lalunya.

Tangannya menggenggam lebih erat tangan Eliza. “Aku nggak peduli lagi sama dia. Yang penting sekarang cuma kamu. Kamu yang jadi masa depan aku,” katanya tegas.

Usai mengantar Eliza pulang, Zavier kembali ke apartemennya. Pria itu hanya  sesekali pulang ke rumah orang tuanya. Sebuah rumah mewah pun sudah diberikan untuknya, tapi dia akan tinggal bersama Eliza di sana setelah menikah.

Sesampainya di kamar, Zavier melepas kemeja yang melekat di tubuhnya. Baru saja ia berniat merebahkan diri di kasur, ponsel di saku celananya bergetar keras.

Drtttttt!!!

Nama adiknya tertera di layar. Zavier segera menggeser ikon hijau.

“Halo adek?”

Suara panik terdengar dari seberang. “Bang, jemput aku sekarang. Ban mobilku bocor.”

Zavier mengernyit. “Eh, kamu udah nyampe sini? Ya udah, bentar Abang pakai baju dulu.”

“Cepetan, Bang. Sepi banget ini tempatnya. Aku juga ada hal penting yang harus aku omongin sama Abang dan Mama Papa.” Nada suara adiknya terdengar serius.

“Hal penting apa?”

“Jemput aku dulu. Nanti aku kasih tahu,”

1
Ayano Rosie
Jayden juga egois banget memaksakan kehendaknya udah tahu seluna berdarah darah hatinya masih juga begitu
Sunaryati
Yang sangat egois itu kalian, seorang ibu memaksa anaknya menjauhi dan memisahkan dari menantunya. Eliza juga sudah ditentang ayahnya tidak boleh menikah dengan Zavier, ayahnya meninggal nekat.
Sunaryati
Tabah dan semangat Sellina mulut Zavier masih kasar untuk ibu dari anaknya demi mendapatkan keinginannya, tidak menjaga perasaan Sellina, sampai punya anak 6 tahun masih mendapatkan hinaan yang sama.
Sunaryati
Kamu bengkarung ya di depan ibunya kau hina, emak yang baca saja jadi nyesek dan nangis, namun bersyukur Sellina semakin kuat. Sedangkan di depan Ian lembut dan membela, dasar pria bunglon tak sumpahin bucin pada Sellina🤣🤣🤭
Sunaryati
Mulut Zavier busuk orang lain saja peduli kok mulutnya mudah bilang Sellina mati atau hidup tak peduli. Sellina itu korban dari kedua orang tuanya penderitaan masih bertambah, syukur dia wanita tangguh dan pekerja keras. Fix Zavier harus dapat karma, jangan diber keturunan pada pernikahan dengan Eliza karena arogansi dan kesombongannya, buat perusahaannya bangkrut agar bisa merasakan hidup jadi orang miskin
Sunaryati
Kapan kamu bebas dari tekanan orang- orang- kaya yang atogan
Sunaryati
Astaga apa tidak ada saksi, masa sih orang tua kok membully anak. Seharusnya jadi contoh
Sunaryati
Hati Zavier saja tak ada getaran jika dia mempunyai anak
Sunaryati
Ayahnya banyak uang ibunya menghidupi diri saja sampai berusan dengan toilet, mudah- mudahan orang- orang yang membuat hidupmu menderita mendapatkan balasan setimpal, dan Jayden kena karma ibunya jatuh cinta pada Sellina
Sunaryati
Banyak ya orang semena- mena pada orang miskin, miris/Cry/ Semoga kedepannya kamu mendapatkan kebahagiaan Sellina emak nyesek
Sunaryati
Hati kamu baik Kim
Sunaryati
Kasihan ayah dan keluarganya hidup enak, dia hidup sederhana hanya dengan ibunya
Mirrabella
muak liat jayden sok keras
padahal lembek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!