Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Pergi kegunung bersama Adik
Saat sampai di depan pintu gudang, Aurel masuk kedalam untuk membangunkan adiknya.
Setelah ia sampai didalam melihat adiknya hanya tidur dilantai yang meringkuk karena kedinginan, hati Aurel sakit melihatnya matanya memerah.
"Kasihan sekali nasib mu dek, tapi ini terakhir kalinya kamu tidur seperti ini, kedepan nya kamu akan bahagia, itu janji kakak buatmu dek, kakak pastikan orang yang membuat kita menderita seperti ini, pasti mendapatkan balasannya dua kali lipat" gumam Aurel sambil menghapus air matanya, setelah itu ia membangun adiknya.
"Dek, bangun dek apakah kamu ikut dengan kakak" ucap Aurel sambil membangunkan adiknya.
"Kak, kenapa kamu ada disini" kata Bram sambil mengucek matanya habis bangun tidur.
"Aku mengajak mu ke gunung bersama, cuci muka segera aku tunggu di belakang" ucap Aurel kepada Bram.
"Baiklah lah kak" lalu ia bangkit dari tidurnya dan melipat tikar tempat tidurnya, lalu ia pergi kedapur mencuci wajahnya juga berkumur-kumur. Setelah itu ia menemui Aurel kembali...
"Ayo kak kita berangkat" ucap Bram setelah sampai di depan kakaknya.
Semua anggota keluarga pamannya belum bangun, hari sudah mulai terang Aurel dan Bram pergi bersama kegunung dengan berjalan kaki, mereka berjalan dengan santai.
Saat di perjalanan menuju gunung mereka bertemu dengan beberapa penduduk desa, ternyata sepagi ini sudah banyak penduduk desa yang bangun, sedangkan pamannya belum makan.
Ia berencana seharian berada di gunung biarkan saja keluarga pamannya kesal, seharian karena tidak ada yang memasak siang, biarkan saja mereka yang memasak. Pikir Aurel hehe
"Nak Aurel mau kegunung ya" kata salah satu penduduk desa yang juga mau ke gunung mencari sayur liar, atau kalau ada ayam hutan dan kelinci lebih bagus lagi.
"Iya bibi, keluarga kami kehabisan kayu bakar jadi aku membawa adikku ke gunung sekalian" kata Aurel sopan kepada bibi itu.
"Kasihan sekali hidup kalian,"kata bibi itu kasihan melihat hidup kedua anak itu.
"Bagaimana lagi bibi kami tidak memiliki orang tua hanya paman yang kami miliki, tapi..." Kata Aurel terhenti laku ia melanjutkan berbicara " ya sudah lah bibi, aku tidak berkata apa-apa lagi, aku percayakan saja pada takdir hidupku, hiks..hiks.." ucap emily sambil menangis dengan wajah sedih.
Penduduk desa sudah banyak di jalan itu jadi mereka mendengar kan pembicara Aurel dengan bibi itu, sebut saja namanya bibi Nita.
"Sudah ya bibi aku berangkat duluan nanti paman dan bibi ku marah lagi karena tidak bekerja" kata Aurel lagi lalu menggandeng tangan adiknya dan pergi meninggalkan bibi Nita.
Para penduduk yang penasaran bertanya kepada Bibi Nita untuk bahan gosip nantinya, maklum ibu yang suka gosip.
"Eh Nita, ada apa dengan Aurel kenapa ia menangis" kata salah satu warga desa sebut saja namanya Atun.
"Kasihan Aurel, pagi sudah bekerja bersama adiknya untuk naik gunung, lihatlah keluarga pamannya pasti mereka belum bangun sekarang" kata bibi Nita kepada Atun.
"Iya kasihan, tapi bagaimana lagi kita juga tidak bisa membantu kehidupan kita juga susah" kata Atin adik Atun mereka bersaudara yang suka bergosip tapi meraka baik hati.
"Kita doa kan saja kehidupan mereka berubah, supaya saja Antoni dan Lina mendapatkan karmanya karena sudah menyiksa anak anak adiknya sendiri" ucap bibi Nita.
"Iya semoga saja si Antoni itu mendapatkan balasan nya" kata si Atun.
Sedangkan Disisi Aurel mereka sudah hampir sampai di kaki gunung.
"Bram apa kamu capek, silahkan minum air ini untuk melepaskan dahagamu" kata Aurel sambil memberikan sebuah botol minuman kepada Bram. Setelah itu bram meminum air itu.
"Terimakasih kak air nya enak sekali, berbeda dengan air yang kita minum dirumah" kata Bram sambil memperhatikan botol minumnya, tidak ia melihatnya langsung minum saja, ia terkejut...
"Kak, darimana kamu mendapatkannya botolnya bagus sekali pasti mahal ya" kata Bram lagi tercengang melihat botol minumnya.
"Tidak mahal, kamu simpan jangan perlihatkan kepada orang lainnya, nanti mereka iri dan mengambilnya" kata Aurel lagi kepada adiknya itu.
"Iya kak aku pasti menyimpan nya untuk diri ku sendiri" kata Bram dengan dengan senang lalu ia menyimpan botol botol minum itu kedalam bajunya, ia baru kali ini mendapat barang bagus selama ini tidak pernah pendapatannya ia iri kepada anak di luar juga sepupunya apapun yang iya inginkan mereka bisa mendapatkan.
"Lebih baik kita istirahat sebentar, apa kamu lapar ini ubi rebus sudah kakak sisihkan buat mu" kata Aurel sambil memberikan bungkusan ubi kepada Bram.
"Terimakasih kak, aku memang lapar semalam aku tidak makan" kata Bram senang mendapat makanan dari kakaknya, dia sudah kelaparan.
"Makanlah, sampai kenyang kedepannya kamu tidak kelaparan lagi," kata Aurel mata perih melihat keadaan mereka seperti ini.
Aurel juga makan sedikit ubi rebus yang ia rebus sendiri, ternyata enak karena ia tidak pernah makan ubi rebus kehidupan sebelumnya.
"Enak juga, ubi rebusan ini, saat masa kelaparan apapun yang dimakan pasti terasa enak" gumam Aurel sambil menggigit ubinya.
"Aku belum melihat keadaan dalam ruang dimensi, apakah buah apelku sudah tumbuh atau belum" gumamnya lagi dia tidak bisa masuk didepan adiknya.
"Bram apakah airmu sudah habis, bawa sini botolmu kakak tambah" kata Aurel lalu mengambil botol Bram dan menambah minuman Bram.
"Kamu, disini saja mencari ranting kayu dan kumpulkan semuanya, aku ke arah saja mencari sayuran liar atau yang bisa kita makan" kata Aurel lagi ia tidak ingin adiknya ikut bersamanya.
"Baiklah, jangan jauh-jauh ya kak, aku takut sendirian" kata Bram percaya kepada kakaknya tidak akan meninggalkannya.
"Hmm, kakak janji oke, kamu mencari kayu sekitar sini saja," kata Aurel lagi lalu ia masuk kedalam gunung lebih jauh lagi, setelah itu ia masuk kedalam ruang dimensi nya.
Saat sampai diruang dimensi dia melihat hamparan pohon yang sudah berbuah merah merona dan juga kuning, ia sangat terkejut ternyata tanaman yang dia tanam semalam sudah berbuah dan siap di panen.
"Ya tuhan, aku tidak kelaparan lagi kalau begini, aku juga bisa menjualnya" gumam dengan mata berbinar lalu ia mengambil buah apel untuk di cicipi apakah enak.
"Eemm enak, lebih enak dari apel yang aku makan selama ini, mungkin karena air suci" Aurel berpikir mungkin karena air suci buahnya enak dan manis dan cepat tumbuh.
Lalu Aurel juga mencoba, mengambil buah jeruk dan mencobanya juga , ternyata juga enak dan manis buahnya juga besar
"Buah jeruk ini juga enak, berarti semua tanaman disini sangatlah berkualitas dari pada yang ada diluar"