NovelToon NovelToon
Ibu Untuk Anak-anakku

Ibu Untuk Anak-anakku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahmuda / Duda
Popularitas:36.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: embunpagi

IG : embunpagi544

Kematian istri yang paling ia cintai beberapa saat setelah melahirkan kedua buah hatinya, membuat hati seorang laki-laki bernama Bara seolah membeku, dan dunianya menjadi gelap. Cintanya ikut ia kubur bersama mending sang istri. Alasan kenapa Bara masih mau bernapas sampai detik ini adalah karena kedua buah hatinya, si kembar Nathan dan Nala. Bara tak pernah sedikitpun berniat untuk menggantikan posisi almarhumah istrinya, namun demi sang buah hati Bara terpaksa menikah lagi dengan perempuan pilihan sang anak.

SYAFIRA seorang gadis berusia 20 tahun yang menjadi pilihan kedua buah hatinya tersebut. Syafira yang sedang membutuhkan uang untuk pengobatan adik satu-satunya dan juga untuk mempertahankan rumah dan toko kue kecil peninggalan mendiang ayahnya dari seorang rentenir, bersedia menikah dengan BARATA KEN OSMARO, seorang duda beranak dua. Mungkinkah hati seorang Bara yang sudah terlanjur membeku, akan mencair dengan hadirnya Syafira? Akankah cinta yang sudah lama ia kubur bersama mendiang sang istri muncul kembali?

"Aku menikahimu untuk menjadi ibu dari anak-anakku, bukan untuk menjadi istriku..." Bara.

"Lebih baik aku menikah dengan om duda itu dari pada harus menjadi istri keempat rentenir bangkotan dan bulat itu..." Syafira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Di kantin, Syafira hanya memesan minuman karena ia sudah sarapan di rumah. Ya, nasi goreng plus telur ceplok menjadi andalannya akhir-akhir ini, selain praktis juga menghemat biaya, daripada ia harus makan mie instant yang tidak baik jika sering di konsumsi.

Syafira ingin segera mengumpulkan duit yang banyak supaya bisa segera melunasi hutang-hutangnya. Namun, yang selalu menjadi pertanyaannya sendiri adalah, sampai kapan uang sebanyak itu akan terkumpul jika hanya mengandalkan toko kuenya yang kecil tersebut.

Syafira mendesah, desahan napasnya mewakili hatinya yang sedang gundah.

"Pelan-pelan makannya shin, nggak ada yang mau ngerebut ini, makanmu udah kayak habis nguli tahu nggak," ucap Syafira yang melihat Shinta makan dengan buru-buru, bahkan makanan yang berada dalam mulutnya belum ia telan, sudah ia jejali makanan lagi.

Shinta tak mengindahkan ucapan Syafira. Ia terus makan dengan lahapnya, yang mana membuat Syafira geleng-geleng kepala sambil mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan.

"Astaga mbul, kamu makan kayak orang kelaparan tahu nggak, kayak udah nggak makan sebulan aja," ucap Mia yang baru saja sampai dan bergabung dengan mereka.

"Tahu nih anak, aku lihatnya malah kekenyangan sendiri," sambung Syafira.

"Diet ngapa mbul, diet, biar cantikan dikit kayak kita. Ya nggak Fir?"

"Yups bener banget," sahut Syafira.

"Ngapain harus diet sih? Kalau harus menyiksa diri, biarin aja semok dan jelek, yang penting kan hidup," sahut Shinta dengan mulut penuh makanan.

"Nih anak, benar-benar nggak ada moto yang faedah dalam hidup, apaan yang penting hidup biar gendut dan jelek. Ya udah kalau gitu, jongkrok dirumah aja, makan tidur, makan tidur, yang penting kan hidup dan bernapas," cibir Mia.

"Iya, iya habis ini aku diet, tapi sekarang biarkan aku menikmati makanan lezat ini," sahut shinta santai.

"Udah, udah! Ini masih pagi, kenapa kalian udah ribut sih, aku mau ke kelas dulu, sisain piringnya Shin, jangan kamu makan juga! Kasihan ibu kantinnya kalau piringnya juga kamu embat!" ucap Syafira, ia berdiri dan mengambil tas serta buku-bukunya.

"Tunggu fir, aku bareng!" teriak Mia.

"Ntar aku nyusul!" seru Shinta yang masih belum mau meninggalkan makanan di depannya.

Syafira dan Mia berjalan menuju ke kelas mereka.

"Eh fir, udah nemu cara buat membayar hutang ayahmu kepada rentenir tua itu?" tanya Mia dan Syafira hanya menggelengkan kepalanya.

"Bahkan uang biaya perawatan Adel juga semakin menumpuk, aku berhutang banyak sama kakakmu Mi," ucap Syafira.

"Udahlah, itu nggak usah di pikirin. Em, emang kamu nggak suka ya sama kakakku? Kenapa nggak terima tawarannya aja sih Fir? Biar kakak membantu kamu jadi kamu nggak perlu bingung dan jadi istri ke empat rentenir tua itu,"

Sayfira diam, ia tidak tahu harus menjawab apa, dokter Rendra memang baik, sangat baik, tapi tentu saja kebaikannya ada maksud tertentu, yaitu mengambil hati gadis yang selalu tegar dan ceria tersebut.

"Ya udah, nggak usah di jawab Fir, aku tahu jawabannya, karena orang tuaku kan? Mereka memang kolot dan nggk asyik, lihat orang cuma dari materi," ucap Mia menebak. Ia memang terlahir dari keluarga berada, garis besar keluarganya berprofesi sebagai dokter. Namun, ia tak pernah ragu untuk berteman dan bersahabat dengan Syafira. Begitu pun dengan Shinta, meskipun ia anak seorang pengusaha, ia tidak pernah membedakan statusnya dengan Syafira. Syafira dan Mia bersahabat sejak SMA, sementara Shinta kenal syafira dan Mia sesudah kuliah.

Syafira hanya tersenyum menanggapi ucapan Mia. Memang benar, tidak ada alasan yang tepat untuk menolak seorang Dokter Rendra yang ganteng, baik, dewasa, pintar, dan kaya. Banyak perempuan yang mendekatinya.

Dalam hati kecil Syafira pun sebenarnya ia memiliki perasaan lebih terhadap dokter muda tersebut. Namun, Syafira selalu berusaha menolak perasaannya, takut jika ia tidak bisa membendung perasaanya terhadap dokter Rendra.

Cinta bukanlah prioritas utama syafira saat ini, dia hanya ingin segera melunasi hutang-hutangnya tanpa merepotkan orang lain, terlepas dari ketidaksukaan orang tua dokter Rendra terhadap dirinya.

🌼 🌼 🌼

Beberapa hari kemudian...

Bunyi alarm di kamar Syafira, membuat perempuan yang lebih sering berpenampilan sederhana tersebut mengerjapkan matanya. Ia meraih jam di atas nakas yang terus mengganggu telinganya tersebut. Dimatikannya kemudian di letakkan kembali ke tempatnya.

Syafira menggeliat, masih berusaha mengumpulkan nyawanya agar bisa kembali menghadapi dunia yang akhir-akhir ini sedang tak bersahabat dengannya, dengan tetap terbaring di tempat tidur. Pelan-pelan, nyawanya yang entah semalam melanglang buana kemana terkumpul kembali. Syafira bangun lalu menguncir cepol rambutnya, hingga leher jenjangnya terlihat jelas.

Syafira menghela napasnya pelan sebelum akhirnya ia pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menjalankan kewajibanya sebagai seorang muslim.

"Hari ini nggak ada jadwal kuliah , lebih baik aku ke rumah sakit jenguk Adel, terus ke makam ayah sebentar, nanti pulangnya mampir ke toko," gumam Syafira yang kini tengah menikmati sarapannya sendirian.

Jika dulu rumah tersebut selalu ramai dengan keributan dan drama yang selalu Adel ciptakan di pagi hari, kini terasa sepi dan sunyi.

Sejenak Syafira melamun, membayangkan saat-saat indah dulu bersama ayah dan adiknya. Tampak jelas dipelupuk matanya cairan bening yang siap mengalir membasahi pipinya. Namun, dengan segera Syafira menyekanya. Ia tak ingin terus larut dalam kesedihan. Setidaknya, ia masih memiliki harapan terhadap adiknya meskipun harapan itu hanya sedikit.

Selesai sarapan, Syafira langsung kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil tas dan kunci sepeda motornya.

"Hai william, udah sembuh kan sekarang? Siap mengantarku kemana-mana lagi kan? Jangan ngambek-ngambek lagi ya? Susah kalau enggak ada kamu," ucap Syafira kepada scooter maticnya yang ia beri nama william tersebut.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Syafira sampai di rumah sakit. Ia memarkirkan sepedanya dan langsung menuju ke ruangan temat adiknya di rawat.

" Hai dek, kakak datang nih," Syafira menyapa Adel yang terbaring tak berdaya, sembari meletakkn tasnya di atas nakas. Ia juga mengganti bunga yang ia bawa beberapa harinyng lalu dengan yang baru dan lebih segar.

Syafira terus mengajak ngobrol Adel, tanpa ia sadari ada sesosok laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya dari ambang pintu. Laki-laki tersebut terus menatap Syafira sambil terus tersenyum.

"Dok, dokter!" panggil perawat yang juga ikut berdiri di samping laki-laki tersebut.

Mendengar suara perawat tersebut, Syafira langsung menoleh ke arah pintu.

"Dokter Rendra?" ucap Syafira. Dokter Rendra pun tersenyum dan masuk.

"Tumben jam segini kamu ke sini Fir," ucap dokter Rendra sambil memeriksa kondisi Adelia.

"Iya dok, hari ini enggak ada kuliah, jadi saya ke sini," jawab Syafira.

"Tapi nanti saya sibuk dok, harus ke toko. Kasihan Rani kalau sendiri terus," lanjut Syafira, sebelum dokter Rendra menaggapi ucapannya.

" Belum juga di ajak jalan, udah menolak secara halus aja kamu Fir" ucap dokter Rendra dalam hati.

Setelah sedikit berbincang-bincang dengan Syafira membahas tentang kondisi Adel, dokter Rendra pun pamit. Syafira menatap punggung dokter Rendra tanpa berkedip.

"Seandainya saja..." gumam Syafira lirih.

🌼 🌼 🌼

Syafira kembali melajukan sepeda motornya, kali ini tujuannya adalah makam almarhum sang ayah.

Setelah sampai di makam, ia langsung menabur bunga dan mendoakan ayahnya dengan khusyuk.

Sementara itu, di tempat pemakaman yang sama, tampak Bara dan juga kedua anak kembarnya yang sedang mengunjungi makam Olivia.

Bara yang memakai kaca mata hitam tampak sedang mengusap-usap nisan yang bertuliskan nama almarhumah istrinya tersebut. Sedangkan Nathandan Nala menabur bunga di atas makam ibu mereka sambil masing-masing menenteng keranjang berisi bubgan mawar.

"Hallo mommy, assalamualaikum.. Nala dan Athan datang lagi, momy rindu tak sama kita? Kita rindu sama mommy. Lusa, Nala dan Athan ulang tah loh, makanya daddy ngajak jengung mommy sekarang," ucap Nala sambil menabur bunga. Sementara Nathan hanya diam. Nathan memang lebih irit bicara dan dingin dari pada Nala.

"Sayang , lihatlah si kembar. Mereka tumbuh dengan baik bukan. Nathan mirip denganku, sedangkan Nala sangat mirip denganmu. Mereka sudah mulai bisa protes ini itu sama aku, terkadang aku bingung untuk menjawab pertanyaan ajaib dari mereka. Lusa mereka akan berulang tahun yang ke-5, itu artinya sudah lima tahun juga kamu meninggalkan aku. Banyak yang berubah, termasuk kamu yang hadir hanya dalam mimpiku saja," ucap Bara dalam hati.

Beberaa saat kemudian...

" Sayang, kalian ke mobil dulu ya bersama Om Jon," ucap Bara kepada kedua anaknya.

" Oke daddy!" seru Nala.

" Ayuk Athan!" Nala menarik Nathan.

" Sebentar, aku letakkan ini dulu,"Natahn meletakkan kernjang kecil tempat bunga yang ia pegang tadi.

" Ayo opa, kita ke mobil!" ajak Nala kepada laki-laki paruh baya yang bekerja sebagai asisten pribadi Bara tersebut.

" Baik nona muda kecil," sahut Joni.

" Cepatlah!" teriak Nathan yang sudah berjalan duluan.

Tiba-tiba pemandangan indah di depan matanya, membuat Nathan memghentikan langkahnya. Ia tertegun melihat Syafira yang sedang berdoa untuk ayahnya. Entah apa yang ada dalam pikiran anak kecil tersebut ketika ia melihat Syafira.

"Kenapa berhenti Athan?" tanya Nala.

"Lihatlah!" Nathan menggerakkan matanya ke arah Syafira.

"Cantik!" seru Nala.

"Apa itu cocok Athan?" lanjutnya.

"Hemm, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan?"

Nala mengangguk. Kemudian, ia mendekati Syafira.

"Mommy!" seru Nala. Syafira tak bergeming, ia tak berpikir panggilan itu di tujukan kepadanya.

Nala melihat ke arah Nathan dan hanya di balas kedian mata oleh saudara kembarnya tersebut.

"Tuan muda kecil, ada apa ini?" tanya Joni.

"Opa jon diam saja, ini adalah misi kami," jawab Nathan.

"Tapi tuan,,"

"Ssst opan Jon ingin meliht dady menikah kan?"

"Eh...?" Joni kehilangn kata-kata, ia tak tahu apa maksud dari bocah kecil tersebut.

"Mommy!" Nala kembali memanggil Syafira.

Syafira menoleh, ia menunjuk mukanya sendiri untuk memastikan apakah ia salah mendengar atau tidak.

Nala mengangguk mantab sambil tersenyum.

"Mommy!!" panggilnya lagi.

"Eh?" Syafira masih ragu jika di yang di panggil mommy, ia celingak-celinguk ke sekitar mencari sosok perempuan lain yang mungkin di maksud oleh Nala. Tapi ia tak menemukan ada perempuan lain di sana, ia hanya melihat laki-laki aruh baya dengan anak laki-lak kecil yang berdiri tak jauh dari tempatnya dan Nala. Dan dari kejauhan, ia melihat sosok laki-laki yang sedang berjongkok di samping makam istrianya.

🌼 🌼 🌼

Visual Si kembar

Nathan

Nala

1
Novi Pardosi
udah bolak balik baca ini, di part ini kok bara ngajak nangis bareng² sih
Partini Rahayu
Luar biasa
Tarwiyah Nasa
🤣🤣🤣
Tarwiyah Nasa
nangiss aku selama baca Thor..di part ini😭😭😭
Ing
Meski byk typo tp inti ceritanya bagus. mengulas emosinya jg dapet yg ttp berinti dgn kluarga No 1.
Terima kasih utk karyanya Kak, semangat utk karya2 barunya
DozkyCrazy
kerrren
ini baru mertua bijak👏
DozkyCrazy
Luar biasa
DozkyCrazy
😁😁😁 kangen oma
DozkyCrazy
gokil gokil seruuu
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Nova Evita
cerita nya bagus .... perjuangan hidup yg tentu tidak sia" karena semua nya akan indah pada waktu nya.
Ismalinda
Luar biasa
chateez✨️
bawangnya berapa kilo sih ini, Kak
asli aku mewek ngejer
Atika Rivanesa
sukak smua karyamu kak...../Kiss/
Siyantin Soebianto
sikembar kayaknya cepet dewasa berpikirnya tuh si nathan ssmpai mau nyarikan istri untuk dadynya 😃😃
Seri Puti
Kecewa
Seri Puti
Buruk
altanum
terus semangat berkarya thor...
karya2mu luar biasa...
Azalea New
Luar biasa
Nurhayati Nia
Tenang ajj omm ntar juga saling bucinn kalian berduaa ya ngkk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!