Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Rumah sakit
Papa Rama, mama Cantika dan Cia terlihat sedang bercanda gurau di ruang perawatan, lebih tepatnya papa Rama yang tengah meledek Cia.
"cie...cie... ada yang dipeluk Aiden" ucap papa Rama sambil terkekeh.
Blush
Pipi Cia memerah seperti kepiting rebus, ia sangat malu jika mengingat kejadian itu, rasanya ia ingin menghilangkan dirinya ke planet pluto mungkin.
"Aaaaaaaaaaa papa... Cia maluuuuu, jangan ingetin Cia lagi" teriak Cia menutup muka dengan kedua tangannya.
"Hahahahahaha" papa Rama dan mama Cantika pun tertawa terbahak-bahak.
"Alaaah, kamu seneng kan di peluk orang ganteng" ucap mama Cantika ikut meledek.
Blush
Lagi-lagi pipi Cia memerah, ia tidak menyangkal nya,
Aiden memang sangat tampan.
Tok
Tok
Tok
Bunyi ketuk Pintu itu seketika menghentikan obrolan CIA dan kedua orang tuanya.
Ceklek
Dari arah pintu terlihat Aiden yang sedang menggandeng tangan Arsen, yang diikuti Daddy Lukas dan mommy Amora.
Arsen yang melihat Cia, langsung melepaskan gandengan tangannya dari Aiden dan berlari menghampiri Cia.
"Peri cantiiiiiik" ucap Arsen dan...
Hap
Grep
Arsen langsung naik ke ranjang pasien dan langsung memeluk Cia.
"Peri cantiiik, Arsen rinduuuu" ucap Arsen masih memeluk Cia.
Cia membalas pelukan Arsen dan mengusap kepala Arsen dengan lembut.
"Kakak juga rindu sama Arsen"
Arsen mendongakkan kepalanya menatap wajah cantik Cia.
"Benarkah peri cantik?" tanya Arsen.
Cia mengangguk dan tersenyum melihatkan kedua lesung pipinya.
"Iya Arsen, kakak Cia rindu sama Arsen"
Aiden yang melihat Cia tersenyum manis kepada orang Iain walaupun pada adiknya sendiri merasa tidak terima, ia langsung melepas paksa pelukan Cia dan Arsen, lalu membawa Arsen ke Daddy nya.
"Bawa dia" ucapnya datar.
Arsen yang di perlakukan seperti itu oleh Abang nya mendelik, ia tidak terima.
"Awas saja abang, Arsen akan balas abang, heheh" batin Arsen dengan tersenyum menyeringai.
Daddy Lukas dan mommy Amora saling lirik, tak lama...
"Ppppffffffff... Hahaha" Daddy Lukas dan mommy Amora tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kamu cemburu dengan adik kamu sendiri Aiden" tanya mommy Amora yang sedang menahan tawanya.
"Aku tidak suka Cia ku tersenyum manis kepadanya, mommy" ucap Aiden masih dengan wajah datarnya.
Blush
Cia yang mendengar Aiden memanggilnya "Cia ku" tiba-tiba pipinya kembali memerah seperti kepiting rebus.
Papa Rama dan mama Cantika yang melihat perubahan wajah putrinya tidak bisa menahan tawa lagi.
"Ppppffffffff... Hahahaha... Lihatlah Pipi putriku" mereka tertawa terbahak-bahak.
Setelah lelah tertawa papa Rama menatap sahabatnya Lukas.
"Lukas, lebih baik kita ke ruangan khusus rumah sakit ini saja, kasih waktu mereka untuk berbicara" ucap papa Rama dengan menepuk pundak sahabatnya.
Daddy Lukas mengangguk.
"Hmm... Baiklah Rama"
Mereka pun meninggalkan ruangan itu dan menyisakan Aiden dengan Cia saja.
Setelah melihat keluarganya dan orang tua Cia keluar, Aiden mendekati Cia dan menatap lekat wajah cantiknya.
Cia yang di tatap seperti itu seketika jantungnya berdegup dengan kencang.
Deg
Deg
Deg
"Kak Iden" lirihnya.
Aiden yang melihat ekspresi Cia tersenyum, sangat lucu pikirnya.
"Apakah aku boleh memeluk mu Cia?" tanya Aiden dengan tatapannya yang tidak terlepas dari wajah cantik Cia.
Cia merasa ragu dan akhirnya menganggukkan kepalanya. Anggap saja ucapan terimakasih karena Aiden telah menolongnya pikirnya.
"Hmm, boleh kak" ucapnya dengan merentangkan tangannya.
Grep
Aiden pun langsung memeluk Cia dengan erat. Cia yang merasakan pelukan Aiden dalam hatinya merasa nyaman dan hangat tak lupa dengan jantungnya yang berdegup dengan kencang.
"Apakah kamu mendengar detak jantungku?" bisik Aiden tepat di telinga Cia dan belum melepas pelukannya.
Deg
Deg
Deg
Cia merasakan detak jantung Aiden yang berdegup dengan kencang sama seperti dirinya, lalu ia mendongakkan kepalanya.
"Aku merasakannya kak, sama halnya dengan ku" ucap Cia dengan menatap wajah tampan Aiden.
Aiden tersenyum menatap wajah cantik Cia.
"Aku mencintaimu Cia... sangat mencintaimu"
Cia terkejut tidak percaya, secepat iłu Aiden mencintainya.
"Sejak kapan?” tanya Cia.
"Sejak pertama aku melihat mu di taman"
Cia nampak berpikir, ia tidak tahu dengan perasaannya saat ini, namun kehadiran Aiden di sisinya membuat ia merasa aman dan nyaman.
Aiden yang melihat Cia nampak berpikir langsung mengusap pipinya lembut.
"Tidak usah di jawab sekarang, cukup dengan biasakan dirimu dengan kehadiran ku"
Cia merasa tersentuh dengan perkataan Aiden, akhirnya mengangguk.
"Baiklah kak. Aku akan membiasakannya” ucap Cia dengan tersenyum.
Aiden pun mengecup keningnya sedikit lebih lama.
Cup
Cia pun refleks menutup matanya merasakan kecupan Aiden di keningnya, ia merasa cinta Aiden begitu besar untuknya.
Aiden lalu menangkup pipi Cia lembut dengan kedua tangannya dan menatap wajah cantiknya.
"Aku akan membuatmu mencintaiku, Cia"
"Buktikan lah, kak" ucap Cia dengan mengelus pipi Aiden dengan lembut dan tersenyum melihatkan kedua lesung pipinya.
Aiden pun memejamkan matanya merasakan lembutnya usapan tangan Cia pada pipinya.
...****************...
"Aiden telah menemukan orang yang ingin mencelakai putri mu Rama" ucap Lukas dengan menatap Rama.
Rama terkejut, ternyata putra dari sahabatnya bertindak lebih cepat dari dirinya.
"Siapa?" ucap Rama dengan mengepalkan tangannya erat menahan amarahnya.
"Maxwell Adiguna" ucap Lukas dengan aura dinginnya.
Rama mengeraskan rahangnya.
"BRE*GSEK... kenapa dia menargetkan putriku?"
"Kau tenang saja Rama, putraku akan mengurusnya. Percayalah, putraku akan menghancurkan seorang Maxwell Adiguna dengan mudah" ucap Lukas dengan senyum menyeringai.
Rama pun menganggukkan kepalanya, ia sangat percaya pada seorang Aiden yang merupakan ketua Cruel dan sangat terkenal akan kekejamannya.
...****************...
Markas Cruel
Aiden kini berada di markas Cruel, ia akan segera menyelesaikan misinya untuk menghancurkan Maxwell Adiguna. la tidak akan membiarkan miliknya di usik oleh siapapun.
Bima yang merupakan IT Cruel saat ini sedang melacak lokasi Maxwell
"Lokasi Maxwell saat ini ada di rumah yang berada di tengah hutan X" ucap Bima.
"Rencana" ucap Aiden dengan aura dinginnya.
Galang yang paham akan maksud Aiden dengan cepat menjelaskan.
"Rencana sudah di atur, kami sudah menemukan titik buta di lokasi itu, dipastikan kedatangan kita tidak akan pernah di sadari oleh Maxwell" ucap Galang dengan yakin.
"Bagus, siapkan senjata api MG-42" ucap Aiden dengan aura membunuh.
Senjata api MG-42 merupakan senjata api paling mematikan di dunia, di pastikan sekitar 1.200 peluru meluncur dalam hitungan menit.
Ya Aiden tidak bisa basa basi, jika bisa menghabisinya langsung kenapa tidak.
Aldino yang merupakan ahli senjata di CRUEL mengangguk.
"Baik" ucap Aldino.
Aiden tersenyum menyeringai.
"Jalankan misi malam ini, jangan sampai Maxwell lolos" ucapnya dingin dengan mengepalkan tangannya erat.
"Siap bos" ucap anggota Cruel.
Bersambung