NovelToon NovelToon
HEI MANTAN! KUNIKAHI PAPAMU!

HEI MANTAN! KUNIKAHI PAPAMU!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pihak Ketiga
Popularitas:46.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Om Bima! Apa yang Om lakukan padaku!"

Sambil mengernyitkan dahi dan langkah pelan mendekati Sang Gadis yang kini menjaga jarak waspada dan tatapan setajam silet menusuk netra tajam Bima.

"Seharusnya, Saya yang bertanya sama Kamu? Apa yang semalam Kamu lakukan dengan Alex?"

Bima, Pria yang masih menggunakan handuk sebatas lutut kini menunduk mendekati Laras, Perempuan yang seharusnya menjadi Calon Menantunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lebih Baik

Honeymoon dadakan Laras dan Bima selesai. Bima mendapat telepon dari Rumah Sakit. Alex kembali ngamuk dan kini hingga melukai dirinya sendiri.

Tatapan Bima fokus menyetir, namun Laras rahu pikirannya bercabang. Kecemasan teras betul, manakala Bima mendengar Alex mencelakai dirinya dan hampir kehilangan nyawanya.

"Mas," Laras memegang lengan Bima.

Sesaat Bima menghentikan langkahnya saat tergesa masuk ke dalam Rumah Sakit.

Anggukan Laras, mewakili kata-kata semua akan baik-baik saja.

Laras mengiringi langkah lebar Bima yang kini menuju riang rawat Alex.

Perlahan Bima masuk, ada perawat yang sedang memeriksa infus Alex yang mulai habis dan segera digantikan dengan yang baru.

"Kalau Saudara Alex siuman segera hubungi Kami, Kalau ada yang diperlukan juga jangan sungkan menekan tombol itu." Perawat menunjukkan tombol panggilan darurat disisi kanan brangkar Alex.

"Terima kasih Sus."

"Baik, Pak, Bu, Saya permisi."

Bima duduk di tepi brangkar, Alex masih terpejam. Bima bisa melihat ada perban yang membalut pergelangan tangan kiri Alex.

Sebelum keruangan Alex Laras dan Bima memang menemui Dokter terlebib dahulu.

"Saudara Alex histeris. Dengan emosi yang tak stabil, Pasien melukai dirinya sendiri. Mengiris nadi dipergelangan tangan. Beruntung Kami segera mengetahui dan melakukan tindakan pertolongan dan syukurlah Pasien dapat diselamatkan. Saat ini Pasien dalam Pengaruh obat Penenang agar bisa beristirahat."

Bima menyentuh kepala Alex. Memori saat Alex dalam timangannya dikala Bima sendiri masih begitu muda untuk menanggung tanggung jawab, menjadi seorang Bapak bagi Alex anak yang tidak diinginkan keberadaannya oleh Ayah Kandungnya sendiri.

"Kenapa Kamu berpikiran picik begini Lex? Bukankah semua masalah akan ada jalan keluarnya?" Bima menatap nanar. Rasa gagal dan kecewa kembali menyerbu relung hatinya.

Rasa gagal mendidik Alex menjadi Pribadi yang baik rasanya sia-sia saja selama ini.

"Mas," Laras mengusap bahu Bima perlahan.

"Biarkan Alex istirahat dulu. Nanti kalau Alex sudah tenang dan sadar, Kita bicara baik-baik sama Dia."

Anggukan Bima, melegakan hati Laras. Paling tidak Bima harus tetap sehat dan waras.

Tak mudah menjadi Bima. Laras mulai mempelajari seperti apa karakter Suaminya.

Sedikit demi sedikit Laras bisa mengerti dan membayangkan bagaimana hidup Bima selama ini.

*

Pagi setelah kemarin begitu banyak kejadian yang terjadi dan membuat Laras dan Bima mulai masuk ke fase lebih dekat dan saling mengenal satu sama lain.

Penyatuan bukan hanya soal aktivitas fisik dan keintiman semata.

Bagi Laras, gerbang hidupnya sudah terbuka. Ia telah menjadi Istri Bimasena Arya Saloka seutuhnya.

Bukan hanya sisi enaknya saja Laras juga belajar menjadi Istri Bima harus siap lahir batin dan semua yang berkaitan dengan Bima.

Laras sadar, Suaminya banyak menangung Luka dimasa Lalu.

Sementara Laras juga harus dihadapkan oleh Anak Tiri sekaligus mantan Pacarnya yang telah berkhianat.

Jika diurut, seseru itu hidup Laras dan Laras terima belajar menerima, bahkan harus bisa ikhlas menerima.

"Mas, kopinya." Laras menyuguhkan secangkir kopi panas masih mengepul dihadapan Bima.

Tak ada respon apapun dari Bima, Laras tahu pikiran sang Suami sedang berkelana entah dimana.

"Mas," Pelukan Laras, mengejutkan Bima. Namun Bima segera menghirup aroma Vanila yang menenangkan dari ceruk leher Laras.

Damai. Ditengah hiruk pikuk pikirannya, paling tidak sekarang Bima punya tempat pulang.

"Apa keputusan Mas sudah baik?" Masih dalam Ceruk leher Karas, seolah Bima mencari dukungan atas keputusannya mengenai Alex sudah pas dan tepat.

"Dokter menyarankan seperti itu tentu untuk kebaikan Alex juga Mas."

"Apa Aku tidak egois? Aku seperti membuang Putraku."

Laras mengurai pelukannya. Ia pandangi Netra hitam legam Bima yang teduh, "Mas gak egois. Justru Mas memberikan Alex ruang untuk sembuh. Alex butuh penanganan khusus Mas, dan Mas sudah melakukan yang terbaik. Bukan membuangnya, tapi menempatkan Alex ditempat yang bisa menyembukannya."

Bima menganggukan kepala meski hatinya ragu namun kata-kata Laras seakan menjadi oase ditengah gurun gersang hati Bima.

Laras dan Bima menatap pilu. Alex yang kini lebih banyak melamun dan diam seolah sedang menghukum dirinya sendiri dalam hening yang Ia ciptakan sendiri.

Laras sesungguhnya masih tak percaya, Ia mengenal Alex dan kini dihadapannya Alex beribah dan berbeda. Depresi merubah Alex.

Tak ada dendam di hati Laras, justru Laras kini iba, dan berharap Alex bisa sembuh dan kembali menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

"Sudah Mas," Laras melihat Bima datang setelah menemui pengurus Rumah Sehat.

Bima akhirnya memutuskan membawa Alex ke sebuah tempat yang lebih manusiawi. Bukan Bima tak suka dengan tempat yang disarankan oleh pihak rumah sakit, namun Bima ingin tetap Alex merasa normal seperti orang kebanyakan. Dan disinilah Bima merasa lega, bisa menitipkan Alex disini Alex akan menjalani terapi dan didampingi oleh pihak profesional. Bima pun diberikan akses cctv agar bisa setiap saat mengawasi Alex kapanpun dimanapun.

Anggukan Bima menerbitkan senyum Laras, "Mas mau pamit dengan Alex?"

Kembali Bima mengangguk, Laras sengaja memberikan ruang bagi keduanya bisa berbicara sebelum berpisah.

Bima masuk ke dalam kamar atau ruangan yang memang disediakan untuk Alex.

Tatapan Alex kosong, memandang jendela di kamar yang sekarang menjadi rumah kedua baginya.

"Lex, Papa harap Kamu betah disini," Bima menjeda kalimatnya menunggu respon Alex namun Alex hanya tetap memandang jendela dengan diam dan tatapan kosong.

"Papa akan rutin kesini, bersama Laras, menjenguk Kamu. Papa harap Kamu bisa tenang dan kembali seperti dulu."

Tak banyak yang Bima katakan, memilih pamit setelah menitipkan Alex kepada pengurus Rumah Sehat.

Sepanjang jalan, Bima diam. Laras mengerti dan memilih membiarkan saja Bima dalam pikirannya.

"Terima kasih Sayang," Bima menahan tangan Laras yang hendak masuk ke Mansion.

"Maaf, Mas mungkin terkesan mengabaikanmu sejak kemarin. Mas hanya sedang banyak pikiran."

"Mas, Aku gak ngerasa dicuekin kok, cuma emang sepi aja sih. Biasanya kan ada yang usil sama jahil! Tapi Aku ngerti kok. Udah masuk yuk!"

Bima bersyukur. Laras begitu dewasa. Laras tidak seperti gadis muda lain yang mungkin saja aka banyak mengeluh namun Laras menunjukkan sisi dewasanya disaat-saat penting seperti ini dan Bima, bangga akan hal itu.

"Kenapa? Ngeliatin Akunya gitu banget?"

"Mas kangen," Bima menarik Laras hingga jatuh dalam pangkuannya.

"Kangen?" Laras menggoda, alisnya dinaik turunkan, meniru kebiasaan Bima yang biasa mengirim kode skidipapap begitu.

"Sayang," Suara Bima mulai berat, seiring jemarinya yanh sudah berpindah, menjelajah apa yang bisa Ia gapai.

"Jhony baperan banget sih!" Laras bisa merasakan penyebab ukuran yang kini terasa menekan bagian belakang tubuhnya.

"Yuk!"

"Siapa takut!"

Bima dengan senyum selebar lima jari, membawa Laras ke dalam kamar dan mulai melakukan aktivitas yang sudah menjadi candu keduanya.

"Pelan Mas,"

"Mana Bisa,"

"Hari ini sekali aja ya?"

"No, rapel Sayang."

"Emang gaji ASN!"

1
Ayudya
Laras mang istri yg baik dan pengertian semoga Alex sadar dan bisa berubah setelah tau kalau dia bukan anak kandung bima
Radya Arynda
dua sahabat gokil,,Looooooos👍👍👍👍👍
Ayudya
cie cie yg lagi sebel ma babang raka awas loh Rania ntar bucin akut ma babang raka/Facepalm//Slight/
Radya Arynda
semangaaat💪💪💪💪
Ayudya
wah bakal jodoh tu babang raka dan dedek rania
Radya Arynda
bauk nya cemburunih,,,🤣🤣🤣🤣semangaaat
TIARA: Hehehehehe
total 1 replies
Chauli Maulidiah
gentong plastik ya ran..
TIARA: Iya Kak
total 1 replies
Ayudya
awas rania ntar jodoh Lo ma babang raka
Chauli Maulidiah
penulisan dan gaya bahasa nya bgs Thor.

jd gak bosan baca nya..
TIARA: Makasi Kakak
total 1 replies
Radya Arynda
semangaaaat,,,,,💪💪💪💪
Ayudya
seru cerita dan untuk pemeran utamanya tegas rekomed banget deh
❤️⃟Wᵃf Incha RiaBb
sekalian jadikan istri aja raka jgn pcr ntar ditikung /Silent/
Chauli Maulidiah
heh modus mu raka...

aaaa.. dasar kerak telor 🤣🤣🤣
Radya Arynda
semangaaat terus 💪💪💪💪💪💪💪💪45
yumi chan
nih bau2 clon mntu pak.
merry
sngja si raka nie wkkkk pepet trss,,
Mar lina
adu"
sekarang lagi benci" nya...
lama" dua insan ini
bucin.....
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
Radya Arynda
semangaaaat,,,,,💪💪💪🫣🫣💪
merry
cepat x si raka bucinn rania wlkkkk
ayu cantik
lucu bnget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!