MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 4
Kini mereka sudah selesai makan malam bersama. Kemudian mereka kembali berkumpul di ruang TV.
"Aku akan ke atas" ucap Elvin. Tanpa mendengar jawaban dari keluarganya, ia langsung naik ke kamarnya.
Mereka hanya diam melihat Elvin pergi tanpa ingin bergabung dengan mereka. Padahal dulu dia selalu bergabung, namun semenjak Clara tiada, dia tidak pernah lagi berkumpul bersama keluarganya.
Mommy menghela nafas melihat sikap sang putra yang belum juga berubah. Daddy yang melihat sikap Elvin merasa kesal, ia ingin menyusulnya, namun di tahan oleh sang istri.
"Biarkan " mommy menatap Daddy tajam.
"Elvin tidak sopan, mom. Ada mertuanya disini dan dia malah pergi ke kamarnya "
"Tidak pa-pa, Dipta. Elvin mungkin lelah karena habis bekerja. Jangan terlalu keras padannya. Aku tidak mempermasalahkan sikapnya. Elvin bahkan berpamitan tadi sebelum ke kamarnya. Jadi jangan permasalahkan itu" timpal ayah setelah tahu pembicaraan mereka.
"Tapi bagaimana pun dia tidak sopan"
"Sudahlah" ayah menepuk-nepuk bahu Daddy. "Jangan memperpanjang hal kecil. Lebih baik kita ke ruang TV saja. Lagipula tidak baik kalau Jun dan Bintang melihatmu marah" ayah melirik Jun dan Bintang yang masih duduk di kursinya menatap mereka.
"Baiklah, ayo" mereka akhirnya ke ruang TV dan bercengkraman disana.
"Jun gak ada PR ?" tanya Anggitha
"Emm...." Jun sedang mengingat-ingat. "Oh...ada, tapi tugas bahasa Indonesia " lanjutnya setelah mengingatnya.
"Yaudah, Jun ambil bukunya dan bawa ke sini. Aunty akan bantu"
"Iya" Jun turun dan segera naik ke kamarnya mengambil bukunya. Setelah itu kembali lagi. Anggitha dan Jun duduk lesehan di atas karpet dengan menggunakan meja yang ada di depan TV.
"PR-nya yang ini, ada 5 nomor" Jun membuka halaman buku cetakannya dan memperlihatkan tugasnya.
"Oh.. baiklah. Coba baca apa soalnya?"
"Nomor satu itu, 'Apakah judul cerita di atas?" Jun membaca soalnya. "Oh, ini soal cerita. Jadi aku harus membaca ceritanya dulu"
"Benar sekali, tapi soal pertama hanya menanyakan judul ceritanya saja. Jun tahu kan yang mana judulnya ?"Gita membenarkan.
"Tahu, yang ini kan?" Jun menunjuk kata yang berada di paling atas dengan cetakan warna yang tebal.
"Benar sekali. Tulislah!"
Jun pun mulai menulisnya. Mereka mengerjakan soal bersama-sama. Para orang tua melihat interaksi mereka tersenyum. Ayah melihat putrinya yang pandai membuat Jun tidak merasa jenuh merasa senang. Ia memang cocok menjadi guru sekolah dasar.
Namun raut wajah ayah seketika berubah sendu ketika mengingat putrinya yang lain. "Semoga kamu tenang disana, nak, bersama ibumj. Ayah merindukan kalian" batin ayah.
"Yeii ... selesai " sorakan Jun seketika membuat ayah sadar dari lamunannya.
"Terima kasih, Ty" Jun memeluk Gita karena senang tugas sekolahnya bisa selesai dengan cepat.
"Sama-sama sayang" Gita membalas pelukan keponakannya, lalu mencium pipinya.
"Kalau bunda ada disini, pasti dia juga pinter seperti aunty" ucap Jun seraya melepaskan pelukannya.
"Iya, pasti" jawab Gita dengan tersenyum.
"Jun" panggil mommy lembut.
"Iya, nek?" Jun menatap sang nenek.
"Jun senang gak kalau aunty Gita tinggal disini?" tanya mommy
"Senang. Jun jadi ada temannya"
"Emang selama ini Jun gak anggap Om Bin teman?" timpal bintang.
"Bukan gitu, tapi kan om Bin jarang temani Jun karena om sering main game"
"Hehe, iya ya. Maaf deh kalau gitu"
"Jadi Jun mau kalau selamanya aunty tinggal disini ?" tanya mommy lagi.
"Emang bisa, nek?"
"Bisa, tapi kalau aunty Gita jadi bundanya Jun menggantikan bunda Clara"
Jun mengerutkan keningnya. Ia sedang berusaha mencerna perkataan nenek. Mommy melihat Jun diam mengerti kalau Jun pasti tidak paham dengan yang ia katakan.
"Aunty Gita berubah menjadi bunda. Jadi Jun tidak lagi memanggil aunty, tapi bunda. Jun mau kan kalau aunty Gita jadi bundanya Jun? Aunty akan menikah dengan Dadda sehingga bisa tinggal di rumah ini " mommy berusaha memberi penjelasan.
"Aunty jadi Bundanya Jun ? Jun jadi punya dua bunda begitu ?" tanya Jun yang sedikit mulai memahami maksud dari sang nenek.
"Iya seperti itu. Jun setuju kan?"
"Tapi bagaimana kalau bunda pulang? Kan Jun bingung kalau ada dua. Nanti Jun panggilnya bunda Clara dan yang datang bunda Gita.Jun kan jadi gak enak"
"Jun kan tahu kalau bunda udah meninggal. Bunda gak akan pulang lagi. Dadda jadi sendirian karena bunda udah gak bisa pulang. Kalau aunty Gita jadi bundanya Jun, Dadda gak kesepian dan gak sedih lagi. Jun juga punya teman disini. Ada yang masakin Jun, bantu kerjain PR dan yang lain" ucap mommy.
Jun diam. Ia melirik aunty yang tersenyum kecil kearahnya. Ia masih terlihat bingung. Bagaimana bisa ia memiliki 2 bunda. Ia memang senang kalau ada teman dan ada yang membantunya mengerjakan PR, tapi ia tidak ingin punya dua bunda. Hanya bunda Clara satu-satunya bundanya.
"Enggak " Jun menggeleng. "Bunda masih hidup, dia cuman belum pulang. Bunda Jun cuman satu yaitu bunda Clara. Nanti bunda sedih kalau dia pulang terus ada yang menggantinya "
"Bunda tidak akan sedih, karena yang menjadi bundanya Jun adalah saudara bunda sendiri "
"Enggak, Jun enggak mau" Jun menggeleng cepat dan langsung berlari ke kamarnya.
Mommy yang melihat itu ingin mengejarnya, namun di tahan oleh Daddy.
"Jangan memaksakan. Jun masih kaget dan belum mengerti. Kalau dia saat dia mulai mengetik baru berikan dia pemahaman lagi. Pelan-pelan saja"
"Huffthh....iya" mommy kembali duduk di sofa.
"Biar aku yang menemui Jun, tan" ucap Gita.
"Iya, dia pasti sedih" Gita pergi ke kamar Jun.
Tanpa mereka sadari ada Elvin yang mendengar percakapan mereka tadi saat berbicara dengan Jun, namun ia pergi kembali ke kamarnya saat melihat Jun akan pergi ke kamarnya juga.
Dan saat ini Elvin tengah berdiri di balkon kamarnya. "Kenapa mommy berbicara seperti itu pada Jun. Dia tahu Jun masih belum menerima kepergian Bundanya, jadi mana mungkin dia mau. Lagipun aku juga belum ingin menikah" gumam Elvin
.
.
NEXT
smga Elvin menolak perjodohan nya.