Di sebuah kota yang terlupakan,ada sebuah rahasia tersembunyi. Rahasia yang dapat merubah hidup seorang gadis perantau , yang menemukan cinta pertama nya di tempat ia bekerja. Hubungan mereka bermula dari interaksi sederhana di kafe,yang kemudian berkembang menjadi perasaan yang mendalam. Namun, seperti halnya banyak kisah cinta lain nya,ego masing-masing menjadi rintangan yang sulit diatasi.Ketika mereka berdua menyadari kesalahan dan merindukan kebersamaan, tampak nya sudah terlambat.Kehadiran teman dekat yang kini menjalin hubungan dengan orang yang dicintai nya menambah luka di hati gadis itu.Meski perasaan nya belum sepenuh nya hilang,ia menyadari bahwa cinta sejati seharus nya tidak hanya tentang memiliki,tetapi juga tentang merelakan dan berharap yang terbaik untuk orang yang dicintai.Dengan hati yang berat,ia memutus kan untuk melanjut kan hidup nya.Membawa serta kenangan dan pelajaran berharga dari cinta pertama nya. Akan kah kebenaran sesungguhnya akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhylara_Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penantian 2
Akhir nya hari bahagia yang begitu di nantikan aruna pun tiba, hari dimana ia berada di tempat yang di impikan.Yaitu lokasi dimana ia akan bekerja nanti, yang sekarang sudah berada di hadapan diri nya.
Aruna berdiri tegak dan menatap ke arah bangunan tinggi yang berada dihadapan nya, mata nya melebar seakan ia tidak percaya, bahwa dia akan bekerja disana. "Jadi ini lah dunia luar yang dimaksud oleh ayah..." batin nya.
"Aruna!! Hei runaaa! Ada apa, kenapa kamu melamun begitu? Ayo masuk!" Ajak sang ayah membuat aruna tersadar dari lamunan nya.
"Ehmm?iya kenapa yah?"
"Kamu kenapa, dari tadi bengong? Ayah udah manggil kamu dari tadi, tapi kamu diam aja.Yaudah ayo masuk! Sekalian telfon Stevanny, ayah ga liat dia ada di sini."
"A-aa gapapa kok yah," tersenyum tipis "Bentar Aruna telfon dia dulu," ucap nya yang sudah mulai cemas, karena di sana lumayan ramai dan lumayan canggung untuk nya yang baru datang kesana.
Aruna pun langsung menghubungi Stevanny, dan menanyakan di mana keberadaan nya. Namun, Stevanny tidak menjawab telfon dari nya, meski pun sudah di telfon berkali-kali oleh Aruna.
"Ehmm yah! Stevanny ga angkat telfon dari runa yah, kayak nya dia masih tidur deh."
"Yaudah tunggu aja dulu di sini, sementara itu kamu tetep hubungi Stevanny!" Pinta ayah nya.
...Stevanny...
^^^Van, kamu di mana? ^^^
^^^Aku sama ayah udah di depan, ^^^
^^^Van??? Stevanny ^^^
Maaf kak, aku ketiduran. Jadi ga denger
kalau kak aruna telfon🙏
Bentar, aku otw kak. Kakak duduk aja dulu,
oke😁
^^^Haa oke👌di tunggu ^^^
"Udah ada jawaban dari Stevanny?" tanya sang ayah yang udah lama duduk di kursi pelanggan.
"Hah udah kok yah, bentar lagi dia sampai. Dia ketiduran makanya telfon runa ga dijawab tadi," ucap aruna yang kembali duduk di sebelah ayah nya.
"Ooo yaudah kita tunggu aja dulu disini."
"iya yah,"
Beberapa menit kemudian, akhir nya Stevanny datang setelah lama menunggu. Dia berjalan dari bagian dalam kafe sambil melambaikan tangan nya ke arah Aruna yang berada di meja depan dekat pintu masuk.
"Kak Aruna," teriak nya gembira berlari kearah Aruna dan juga ayah nya.
"Kenapa dari dalam? Emang di sediain kamar di dalam sana Van?" tanya aruna.
"iya kak, kamar nya ada di lantai atas. Bentar aku panggil bos nya dulu, kak."
"Oh oke."
"Pak, ada orang yang mau nemuin bapak. Dia sepupu saya yang kemarin saya ceritain, dia mau lamar kerja disini," ujar Stevanny langsung menujuk ke arah Aruna dan juga ayah nya.
"Ooo iya, ayok kesana temui mereka," ucap pria itu yang langsung berjalan menemui Aruna dan juga ayah nya.
"Kamu Aruna? Saudara nya Stevanny ya?" Tanya pria itu, yang kelihatan jauh lebih tua dari ayah nya. Dengan badan yang tinggi kekar, memakai peci di kepala nya. Dan juga memiliki lemak perut yang tampak menonjol.
"Ah iya pak, saya Aruna."
"Baiklah, apa kamu serius ingin bekerja disini?" Tanya pria itu lagi.
"A-ah iya, saya serius kok pak," ucap nya sedikit gugup, karena pertama kali nya ditanya tentang pekerjaan.
"Disini kerja nya tidak mudah, kamu harus mulai kerja jam tiga sore, sampai jam empat subuh. Itupun kalau seandai nya pelanggan tidak ramai menjelang subuh, kalau masih ramai, ya palingan sampai jam lima atau setengah enam pagi. Apa kamu benar sanggup?" Jelas bapak itu menatap pada Aruna.
"Insyaallah saya sanggup kok pak, saya akan mencoba semampu saya," lanjut Aruna. Meyakin kan pria yang ada di hadapan nya itu. Karena ia melihat pria itu sedikit meremeh kan kemampuan dan juga badan nya yang mungil.
"Baik lah, saya suka dengan jawaban kamu. Mulai hari ini kamu sudah bisa bekerja di sini!" Lanjut pria itu tersenyum kepada Aruna.
"Terimakasih pak, karena bapak sudah menerima saya bekerja di sini. Saya tidak akan mengecewakan bapak, sekali lagi terimakasih pak," ucap Aruna.
"Iya sama-sama," lirih pria itu. Yang kemudian menyuruh Stevanny mengajak Aruna untuk menaruh barang-barang nya di kamar atas, lalu lanjut berbicara dengan ayah nya aruna.
"Ayo kak, kita taruh barang kakak dulu di kamar, nanti kita balik lagi kesini," seru Stevanny sembari membantu membawa barang bawaan Aruna.
"Oh iya tentu." Jawab Aruna.
Aruna dan Stevanny pun beranjak pergi meninggal kan pria itu bersama dengan ayah nya, yang tengah berbincang-bincang bersama. Setelah beberapa menit menaiki tangga, mereka berdua pun sampai di kamar Stevanny. Karena kamar nya hanya ada dua, jadi Aruna dan Stevanny sekamar. Sedangkan kamar yang di sebelah kamar mereka, adalah kamar dari senior mereka.
"Ayo masuk kak, barang-barang kakak taruh di situ aja deket meja." Seru nya.
"Ah iya Van."
"Udah kak? Kalau udah, ayo ke bawah lagi," ajak Stevanny.
"Bentar kakak ambil sendal dulu, ada di dalam tas. Gerah kalau lama-lama makek sepatu."
"Ooo yaudah, ambil dulu gih!"
"Nah udah, ayok kebawah."
"Eh iya, ayok."
Aruna dan Stevanny pun langsung bergegas turun, untuk menemui sang ayah yang sudah mau pulang. Aruna juga mengantar ayah nya itu sampai keluar, ia pun mengambil tangan ayah nya untuk salaman.
Aruna juga meminta agar sang ayah pelan-pelan saja bawa motor pas mau pulang nanti.
"Ayah mau langsung pulang, yah?" Tanya aruna kepada ayah nya itu.
"Iya, tapi ga sekarang. Ayah mau shalat jum'at dulu di masjid depan sana, kebetulan waktu shalat juga udah dekat. Jadi ayah mau kesana dulu baru abis itu pulang." Jelas nya.
"Ooo yaudah, ayah hati-hati nanti pas mau pulang, oke!!"
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Mari saling mendukung🤗