Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana
Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya
Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EMPAT BELAS
"Ya mana saya tau kalau kalian sudah pernah ketemu!" Lihatlah betapa egoisnya Biru, pria itu sama sekali tak ingin disalahkan
"Apa sudah bisa dilaksanakan?" Tanya pria berkumis itu lagi
"Iya bisa pak! Ayo! Kamu sudah tidak bisa lari Kevin!" Biru menekan bahu pria itu dan memaksanya duduk. Sementara Asyifa juga dipaksa duduk oleh sang ayah
"Saya terima nikah dan kawinnya Asyifa Widya Putri binti Widodo dengan mas kawin tersebut tunai" lantang dan dalam satu tarikan nafas, Kevin mengucapkan kalimat qobul atas nama Asyifa, sekarang dua orang yang bahkan saling bermusuhan itu telah resmi menjadi sepasang suami istri
"Bagaimana saksi, Sah"
"Sah"
"Sah"
Gaungan kata Sah menandakan bahwa mereka sudah resmi menjadi suami istri, pernikahan yang bahkan tak diinginkan kedua mempelai, bahkan wajah keduanya tak menunjukkan bahwa mereka tengah bahagia berbeda dengan pria tampan yang tadi berperan sebagai orang yang menyatukan mereka. Biru, pria itu bahkan tersenyum puas usah mengucapkan kata sah
"Ayo cium tangan suaminya!" Titah pria berkumis
Ragu Asyifa mencium punggung tangan pria yang kini resmi menjadi suaminya itu
"Ayo suaminya cium kening istrinya!"
Kevin melirik kearah Biru sejenak, namun pria itu hanya mengangguk saja sambil tersenyum begitu menyebalkan Dimata Kevin. Pria itu menghela nafas panjang kemudian mendaratkan satu kecupan di kening istrinya sesuai arahan sang penghulu
Hari ini benar-benar hari sial bagi seorang Kevin Putra Pratama, ia menikah secara paksa dan dengan wanita yang begitu menyebalkan pikirnya
Lalu Asyifa? Tak ada yang lebih sial dari wanita itu, pernikahan yang sudah tersusun rapi bersama Prayoga sang kekasih nyatanya pupus sudah, pria yang kini bersanding dengannya dipelaminan tak lebih dari seorang pria asing yang bahkan namanya saja ia tidak tahu
"Mereka cocok ya?" Ucap Biru pada Aruna yang kini duduk disisinya
"Bapak kenapa melakukan ini?" Tanya Aruna, gadis itu masih bingung bagaimana Biru bisa memiliki ide gila seperti ini
"Tidak ada pilihan lain Aruna, lagi pula itu bagus karena saya sukses menemukan istri untuk Kevin. Kalau nunggu Kevin nggak bakal nikah-nikah dia, dia itu takut perempuan Aruna" pandai sekali pria ini mencari pembenaran atas apa yang dia lakukan
"Panas sekali disini Aruna!" Biru sejak tadi mengeluh entah tentang apapun, ia bahkan tak fokus pada dua mempelai yang kini tengah sibuk menyalami tamu undangan
"Bapak dari tadi ngomel mulu!" Aruna dibuat kesal oleh tingkah pria itu
"Sini!" Biru merebut paksa sebuah kipas angin portable dari tangan Aruna
Wanita itu hanya pasrah dan melihat saja pria itu mengarahkan kipas pada wajahnya, Aruna paham kalau Biru tak mungkin bisa kuat ditempat seperti ini
"Kenapa juga Kevin tidak bikin pestanya dihotel"
"Pak Kevin kan cuma suami dadakan pak" karena panas, Biru bahkan tak bisa berpikir dengan baik
"Astaga, iya juga ya" ucapnya santai, Aruna hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan pria menyebalkan itu
"Selamat ya Vin, akhirnya kamu menikah juga" entah itu tulus atau berupa ledekan Kevin juga tidak tahu
"Selamat ya pak Kevin, dan terima kasih sudah bersedia membantu keluarga om Widodo" ucap tulus Aruna, ia tau betul apa yang akan dialami keluarga Asyifa jika Kevin tidak melakukan ini
"Saya yang lakukan Aruna, kalau saya tidak membujuk dia pernikahan ini tidak akan terjadi, lagian inikan ide saya" pria itu benar-benar butuh validasi
"Tidak masalah Aruna, saya juga senang bisa membantu" Kevin tersenyum kearah Aruna, malas sekali jika harus berurusan dengan pria menyebalkan seperti Biru
"Selamat ya Fa, semoga ini memang yang terbaik untuk kamu dan pak Kevin" Aruna memeluk sahabatnya itu, ia tau betul apa yang kini tengah dirasakan Asyifa sebagai seorang teman tak ada yang bisa dilakukan oleh Aruna selain memberinya kekuatan
"Makasih Run" keduanya saling berpelukan
***
Kini sepasang pengantin baru itu tengah berada dikamar pengantin, sebenarnya kamarnya kecil hanya saja terlihat sangat rapi
Kevin menatap sang istri dari pantulan cermin, Asyifa tengah sibuk membersihkan sisa make up diwajahnya. Cukup lama keduanya diam, bahkan hingga Asyifa selesai dengan kegiatannya
"Bapak butuh sesuatu?" Tanya Asyifa
"Hah?" Kevin gelagap, sebenarnya ia mengakui kecantikan Asyifa namun rasa kesal karena pertemuan pertama mereka belum hilang, hingga membuatnya terlihat ketus
"Bapak butuh sesuatu?" Asyifa mengulang pertanyaannya
"Saya mau mandi, kamar mandinya dimana?" Tanya Kevin, sebenarnya sudah sejak tadi ia merasa gerah namun kamar Asyifa tak dilengkapi dengan kamar mandi hingga ia terpaksa menunggu istrinya itu selesai dengan kegiatannya
"Kamar mandinya ada diluar pak, dekat dapur" jawab Asyifa seadanya
"Bapak mau mandi?"
"Ohh tidak Syifa saya ingin main tennis" jawabnya ketus, entah kenapa jawabannya seperti itu padahal Asyifa hanya bertanya baik-baik
"Issh.. dasar nyebelin!" Gumam Asyifa
"Kamu mengumpat?"
"Ti-tidak pak, sa-saya tidak mengumpat!" Jawab Asyifa gugup
"Ya sudah, bapak mau saya temani?" Asyifa tetap berusaha bicara lembut walaupun sebenarnya ia ingin sekali menguliti pria menyebalkan ini
"Kamu mengajak saya mandi bersama?" Lihatlah ada saja jawaban yang membuat Asyifa kesal setengah mati
"Bu-bukan begitu pak, kamar mandinya kan ada diluar, mungkin bapak sungkan kalau kesana sendiri jadi biar saya temani lagian kalau jam segini biasanya ayah sama ibu belum tidur"
"Ya sudah ayo! Lagi pula kenapa tidak dari tadi! Saya sudah gerah Syifa"
Keduanya keluar kamar, sebenarnya Kevin ragu untuk keluar mengingat ini adalah tempat baru baginya
"Kenapa juga dikamarnya nggak ada kamar mandi" gerutu Kevin, saat melewati ruang keluarga disana masih ada kedua mertuanya yang tengah menonton televisi
"Mau kemana nak?" Tanya pak Widodo saat melihat keduanya berjalan beriringan
"Mau mandi Yah" jawab Asyifa
"Ohh ya sudah!"
"Bapak mandi duluan aja!" Ujar Asyifa saat keduanya berada didepan pintu kamar mandi
Kevin tak menjawab, pria itu bergegas masuk kedalam, sejak tadi memang tubuhnya terasa begitu lengket
Setelah Kevin masuk kedalam, Asyifa menghampiri kedua orang tuanya "Ayah punya baju? Aku mau pinjem buat pak Kevin"
"Ada nak, sebentar ibu ambilkan" sang ibu segera berdiri guna mengambil pakaian milik suaminya untuk dipakai sang menantu, karena pernikahan mereka mendadak, alhasil Kevin tak memiliki persiapan apapun terlebih Biru meninggalkannya tanpa pertanggung jawaban seperti ini
"Makasih Bu" ucap Asyifa saat sang ibu menyerahkan baju padanya
"Itu ada d*leman punya bapak, itu masih baru kok belum pernah dipake dibeli pas lebaran kemarin" ujar bu Wati istri pak Widodo
"Iya makasih buk" Asyifa gegas kembali kekamar mandi guna melihat apa sang suami sudah selesai mandi