Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sesampai di dalam kamar, Adam membawa Ana duduk di atas ranjang, dia langsung mencari kotak obat di dalam laci.
Adam juga mengambil handuk serta es batu lalu duduk di dekat Ana. Dia langsung mengompres pipi Ana yang memerah dan mengobati sudut bibir Ana yang sedikit berdarah.
Ana menatap wajah tampan Adam tanpa berkedip.
"Apa masih sakit?" Adam melihat Ana yang menatapnya.
"Apa dia mulai menyukaiku?" batin Adam.
"Hey!!" Adam mengguncang tubuh Ana.
"Iya ... Maaf aku tidak dengar tadi. Terimakasih karena Tuan sudah menyelamatkan saya." Ucap Ana.
"Semua tidak gratis." Adam berdiri lalu menyimpan kembali kotak obat ke dalam laci.
"Saya akan membayar, tapi tolong beri saya waktu Tuan, saya janji tidak akan kabur."
"Kamu hanya perlu bekerja disini, dan melayani saya." Adam menatap ke arah Ana.
"Tenang, aku tidak akan memintamu melayaniku di atas ranjang, kamu cukup datang di saat aku memangil kamu." Adam tahu apa yang sedang dipikirkan Ana.
"Baiklah, kalau begitu, saya permisi Tuan." Ana sudah berdiri di depan pintu dan hendak membukanya.
"Siapa yang menyuruhmu keluar?" Tanya Adam dengan suara khasnya yang membuat Ana seketika menoleh ke arah Adam.
"Apa yang harus saya lakukan Tuan?"
"Kamu cukup temani saya disini." Adam mengambil rokok dan menghembuskan asapnya ke udara. "Duduk lah kembali."
Ana menurut, dia duduk di sofa dekat jendela. Sementara Adam berada di depan balkon.
Setelah satu jam lamanya, Ana sudah sangat mengantuk dan matanya hampir saja terpejam.
"Kalau kamu mau tidur, tidurlah! Aku tidak akan mengganggu kamu." Adam duduk di samping Ana.
"Tidak tuan, saya harus kembali, karena sahabat saya pasti sudah menunggu, ini hampir pukul 12 malam!" Jawab Ana seraya menunduk.
"Aku tidak menerima penolakan, kamu malam ini tidur disini. Aku tidak akan menggangumu?" Adam langsung mendekat dan memangku tubuh Ana.
"Tuan, apa yang anda lakukan? Tolong turunkan saya." Ana di baringkan di atas tempat tidur.
"Saya harus kembali, karena besok saya harus ke kampus." Jelas Ana.
"Besok saya yang akan mengantar kamu ke kampus?"
"Tapi Tuan, ada beberapa barang yang harus saya ambil terlebih dulu di kontrakan saya."
"Aku akan meminta anak buahku untuk mengambil barangmu."
"Tapi ..."
"Sekarang tidurlah, aku tidak mau mendengar apapun lagi." Adam menyela ucapan Ana dan langsung berbaring di samping Ana.
Ana merasa canggung dengan situasi seperti ini, dia hendak berdiri.
"Kamu mau kemana lagi?" Adam langsung menarik Ana ke dalam pelukannya.
"Tuan, saya akan tidur di sofa saja."
"Tidur!!"
Adam tersenyum melihat Ana yang menurut.
"Kenapa rasanya nyaman sekali, bersama wanita ini." batin Adam.
Tanpa sadar dia sudah jatuh hati terhadap gadis kecil itu.
Ana yang tidak punya pilihan lain, langsung memejamkan matanya, dan tertidur.
Adam yang melihat Ana sudah terlelap, mengecup singkat bibir Ana.
"Aku benar-benar sudah gila, kenapa aku harus menyukai gadis kecil ini?" gumam Adam.
Adam berdiri, mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Bagaimana, sudah selesai ?"
"Jangan biarkan dia mati sampai besok pagi. Setelah aku mengantar gadis ini ke kampus, aku akan ke markas, aku sendiri yang akan membuatnya mati."
Rahang Adam mengeras, tanda kalau dia sedang sangat marah saat ini.
Adam mengakhiri panggilannya lalu berbalik melihat ke arah Ana yang tertidur.
"Kenapa dia seperti berbeda dari yang lain? Tidak Adam, kamu jangan sampai terjebak oleh wanita. Semua perempuan sama liciknya." Gumam Adam yang keluar ke arah balkon untuk menghisap rokoknya.
Pikiran Adam berkecamuk, seandainya dia tadi tidak langsung mencari Ana. Apa yang akan pria brengsek itu lakukan?
Adam masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai, dia melangkah menuju ranjang merebahkan lalu tubuhnya di samping Ana, hingga akhirnya dia ikut terlelap.
***
"Lis, bagaimana ini? Sudah hampir jam 12, apa kita pulang saja?" Ucap Putri.
"Tapi, bagaimana dengan Ana? Aku khawatir sekali Put."
"Tapi, sampai kapan kita akan menunggu?"
"Ehm, mau bersenang-senang, Neng?" Ucap pria yang memiliki brewokan.
"Tidak terimakasih!!" Putri dan Lisa langsung pergi mencari taksi, hingga tak lama taksi yang mereka pesan sampai.
***
"Kenapa kita harus membawa pria buncit ini ke markas, apa dia mengganggu bos kita?" Ucap Elliot.
"Dia hampir memperkosa wanita incaran Si Nos!" Jawab Joane.
"Apa!! Wanita incaran? Maksud kamu? Jangan bilang kalau Si Bos tertarik dengan perempuan?"
"Tanya saja sendiri, sepertinya sih begitu." Jawab Joane acuh.
"Aku penasaran, seperti apa perempuan yang di sukai oleh Si Bos?" gumam Elliot.
***
Pukul 7 pagi, Ana terbangun, dia merasakan ada sesuatu di atas perutnya, ada sesuatu yang berat.
Ana dengan cepat membuka mata nya, hingga sedetik kemudian dia langsung berteriak.
"Aaaaaahhhhhh!!!! Siapa kamu?" Jantung Ana hampir saja copot.
"Apa sih kamu, mengganggu sekali!" Adam menarik selimut dan memejamkan mata kembali.
"Maaf Tuan, kalau begitu saya permisi, saya sudah terlambat." Ana yang sudah bangun langsung menuju pintu.
"Tetap disitu!! Kalau kamu keluar maka aku akan membunuhmu?" Ancam Adam.
"Tapi Tuan, saya sudah terlambat." Jawab Ana ragu.
"Mandi dan ganti bajumu, aku sudah menyiapkan semua keperluanmu di sana." Adam menunjuk ke arah paper bag yang terletak di atas sofa.
Dari semalam dia sudah meminta anak buahnya untuk membeli keperluan Ana. Tidak lupa celana dalam dengan bra satu set lengkap.
Dia juga sudah mengambil buku dan tas Ana yang akan dia bawa ke kampus hari ini.
"Bagaimana, anda bisa mengambil semua buku saya? Dari mana anda tahu kalau saya hari ini belajar bahasa Inggris?" Ana melihat buku yang sudah ada disana, dia binggung, bagaimana Adam mengetahui kontrakan, dan lain sebagainya.
"Jangan terlalu banyak berpikir, nanti kamu terlambat." Ucap Adam yang sudah lebih dulu masuk ke kamar mandi.
Setelah Adam keluar, Ana langsung masuk ke mandi. Tak lupa dia juga membawa perlengkapannya ke dalam kamar mandi.
"Apa dia tidak salah, menyuruhku memakai pakaian seperti ini? Apa tidak ada pakaian lain, dia juga tahu ukuran celana dalamku?"
Ana menutup wajahnya malu, Ana keluar dari kamar mandi menggunakan dress selutut, berwarna putih, disana juga ada sepatu yang bewarna cream, pilihan mafia yang satu ini memang benar-benar cantik.
Adam yang sedang memangku laptopnya, tertegun melihat Ana yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dan tatapan mata mereka bertemu sesaat membuat Ana langsung menunduk.
"Apa aku terlihat aneh?" Tanya Ana ragu, karena dia tahu sendiri, pakaiannya sangat aneh.
Seumur hidupnya, dia belum pernah memakai gaun, biasanya dia hanya menggunakan celana jeans dan kaos, hari ini dia mengalahkan Mia sepupu nya.
"Tidak, Kamu sangat.. " Ucapan Adam terhenti.
"Ayo kita berangkat sekarang?" Adam berjalan lebih dulu.
Mereka turun ke bawah dan langsung ke parkiran.
"Tuan, bolehkah saya mengambil ponsel saya dulu?" Tanya Ana hati-hati.
"Heummmm." Adam langsung menuju parkiran.
Ana mencari tasnya di dalam loker, setelah itu dia meninggalkan baru club tersebut.
Mobil mereka berhenti di restoran tempat Ana bekerja dulu.
"Ayo!! Apa kamu mau menunggu disini?" Ucap Adam.
"Iya Tuan, saya akan tunggu disini, kalau Tuan tidak keberatan saya akan naik taksi."
"Aku tidak mau menerima penolakan, cepat turun, kita sarapan terlebih dulu?" Adam langsung mengandeng tangan Ana masuk ke lestoran tersebut.
Ana duduk di meja makan,
Drt....drt....drt ...
" Pesan duluan, aku akan kembali?" Adam yang tiba-tiba mendapat panggilan dari seseorang, meninggalkan Ana seorang diri.
"Dasar jalang, berani sekali kamu muncul lagi setelah kamu membuat kami malu, dasar perempuan jalang!!!" Pemilik restoran tersebut langsung menarik tangan Ana keluar.
"APA YANG KAMU LAKUKAN? LEPASKAN DIA!!" Adam yang sangat emosi langsung menarik tangan Ana, dia melihat pergelangan tangan gadis itu memerah
"Kalian akan tanggung akibatnya, karena kalian sudah berani mengusik kehidupan wanitaku." Rahang Adam mengeras.
"Tuan, ayo kita pergi dari sini, saya tidak papa?" Ana menarik lengan Adam menjauh dan masuk ke dalam mobil.
Di dalam perjalanan ke kampus, tidak ada yang bicara, Adam melaju dengan kecepatan tinggi. Dan Ana hanya bisa diam melihat Adam murka.
"Tuan, saya turun di sini saja, saya merasa tidak enak." Ucap Ana.
"Kamu sudah terlambat, pasti penjaga tidak akan membuka gerbang, aku akan antar sampai ke kelas." Adam langsung mengklakson mobilnya.
Penjaga yang melihat siapa yang datang langsung membuka pintu gerbang.
" Silahkan Tuan...?" Ucap penjaga gerbang tersebut.
"Tuan, saya tidak mau kalau mereka mengira saya pelacur, saya tidak mau mereka salam paham"
" Aku tidak peduli."
"Tuan, saya mohon, tolong mengerti posisi saya, saya mohon Tuan?" Ana membalas dengan wajah sedih
"Baiklah, kamu hati-hati?"
Deg!!
"Apa katanya, kamu hati-hati? Tidak usah merasa kegeeran Ana, sadar, kamu siapa." batin Ana.
"Terimakasih, karena Tuan sudah mengantar saya sampai ke sini, saya permisi dulu Tuan?" Ana langsung pergi meninggalkan Adam yang tersenyum sendiri.
***********
***********