NovelToon NovelToon
Aruna Dan Cintanya

Aruna Dan Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: e_Saftri

Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana

Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam


Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya

Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH EMPAT

"Apa jangan-jangan Lo itu karyawan plus-plus?" Pertanyaan Indri tentu saja membuat Aruna sakit hati

"Maksud kamu apa?" Bentak Aruna

"Lo itu karyawan plus-plus, yang kerjanya dikit tapi gajinya paling besar" ledek Indri lalu tertawa diikuti oleh beberapa rekannya

"Jaga mulut Lo ya!" Sarkas Anna yang tak terima jika sahabatnya dihina

"Nggak usah ikut-ikutan Lo! Oh atau jangan-jangan Lo juga kecipratan uang hasil jual d*ri sahabat Lo ini?"

Aruna naik pitam, ia tak terima jika harga dirinya direndahkan seperti ini membuat Indri mendapat satu tamparan tepat dipipi mulusnya

"Jaga mulut kamu! Saya bukan perempuan m*rahan seperti yang kamu kira!" Sentak Aruna, dadanya naik turun bahkan cairan bening sudah membasahi pipinya

"ADA APA INI?" Suara teriakan seorang wanita menghentikan pertengkaran antara Aruna dan Indri

"Aruna menyerang saya tiba-tiba buk!" Indri membela diri, ia bahkan menunjukkan pipinya yang merah akibat tamparan dari Aruna

"Kamu yang duluan Indri!" Aruna tak terima jika disalahkan

"Sudah! Kalian seperti anak kecil saja!" Bentak wanita itu "Cepat Aruna! Kamu sudah ditunggu pak Biru di ruangannya!"

"Baik buk!" Aruna berlalu menuju ruang dimana pria menyebalkan itu berada, semua yang terjadi juga karena pria itu pikir Aruna

Tok.. tok

"Masuk!" Titah Biru saat mendengar pintu ruangannya diketuk

Aruna masuk dengan ragu, sementara pria didepannya tengah sibuk menatap layar laptop, serta jarinya sibuk menari diatas keyboard

"Bapak panggil saya?" Tanya Aruna namun Biru hanya menatapnya sekilas membuat Aruna bingung

"Hmm"

"Ada apa ya pak?" Aruna masih mencoba untuk bersikap sopan walaupun hatinya sudah sangat dongkol dengan sikap pria itu

"Duduk!" Titahnya dengan suara dingin

"Kenapa lagi sih pak Biru? Dasar nggak jelas!" Batin Aruna, gadis itu masih mematung didepan Biru

"Kamu mengumpat saya!"

"Hah? Eng-enggak pak!" Sangat salah jika mengumpat pria itu memang, sepertinya dia adalah cenayang yang selalu tau apa yang tangah dipikirkan Aruna

"Terus ngapain berdiri saja? Duduk!"

Dengan terpaksa Aruna duduk dikursi tepat didepan Biru dengan dibatasi meja kerjanya. Aruna sudah duduk namun pria itu masih diam saja membuat gadis itu semakin kesal

"Bapak ada perlu apa panggil saya?" Ragu Aruna kembali bertanya

Biru menghela nafas berat, lalu menatap gadis cantik dihadapannya. Entahlah sejak melihat Aruna berjalan dengan seorang pria pagi tadi membuat Biru kesal

"Kamu mau mengundurkan diri atau saya harus pecat pria itu?" Ucapan pria itu tentu saja membuat Aruna terkejut dan bingung

"Maksud bapak?"

"Jangan pura-pura kamu!" Aruna semakin kesal saja, baru tadi dibuat kesal oleh ucapan Indri dan berakhir bertengkar sekarang kembali dibuat kesal oleh pria menyebalkan seperti Biru

"Saya bener-bener nggak ngerti maksud bapak apa, dan cowok mana yang bapak maksud?" Biru menghentikan kegiatan mengetiknya lalu menatap lekat gadis cantik dihadapannya

"Laki-laki yang jalan bareng kamu pagi tadi! Saya lihat kalian akrab sekali sambil ketawa-ketawa lagi" ketus Biru

Aruna mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ngingat kejadian saat dia sampai dikantor pagi tadi

"Maksud bapak Juan?" Tanya Aruna saat dia mengingat satu nama, dan memang pagi tadi ia tidak bersama pria manapun selain Juan

"Nggak usah sebut-sebut namanya!" Ucapannya masih terdengar ketus

"Dia temen saya pak, kita juga satu divisi makanya akrab" Aruna coba untuk menjelaskan

"Tapi saya lihat kalian dekat sekali!" Sungguh sikap cemburu Biru benar-benar menyebalkan pikir Aruna

"Kita cuma temen pak, kalau bapak nggak percaya bisa tanya langsung sama Juan" gadis itu sudah sangat kesal

"Ya udah kalau gitu kamu pilih mengundurkan diri atau terpaksa teman kamu bernama Juan itu saya pecat!" Biru memberi pilihan

"Nggak bisa gitu dong pak! Kita nggak bikin kesalahan apapun kenapa harus dipecat!" Aruna mulai berbicara ketus

Tiba-tiba Biru meraih sebuah telepon dan meletakkannya ditelinga "Pak Heri, kamu tolong pecat karyawan atas nama Juan dari divisi pemasaran!"

Aruna panik, gadis itu langsung bangkit dari duduknya "Pak tolong jangan pecat Juan pak!"

"Kamu membela dia?"

"Bu-bukan begitu pak!"

"Lalu?" Biru lalu meletakkan kembali telepon tersebut

"Pak kasian Juan, dia itu tulang punggung keluarganya" Aruna mulai memelas

"Berarti kamu harus mengundurkan diri!"

"Tapi saya butuh pekerjaan ini pak"

"Kamu itu sebentar lagi akan jadi istri saya Aruna, jadi kamu harus berhenti bekerja mulai sekarang!" Ucapnya tanpa bisa dibantah

"Tapi saya bentar lagi gajian pak, kan itu uangnya lumayan buat saya" Aruna memohon

"Saya akan kasih kamu pesangon! Lagi pula kamu itu harus dipingit kan" ujar Biru, sebenarnya ia tak begitu mengerti tradisi ini namun, demi membuat gadis itu jauh dari teman prianya dia menggunakan alasan pingitan

"Tapi setau saya pingitan itu dilakukan tujuh hari sebelum pernikahan pak, lagian kita nikahnya masih satu bulan" ucap Aruna membela diri

"Itu bukan urusan saya!"

"Terus gaji saya sebulan lagi gimana pak" Aruna sepertinya harus mengalah kali ini demi menyelamatkan Juan dari dipecat

"Mana nomor rekening kamu!"

"Bapak beneran mau pecat saya?" Aruna masih berharap pria itu berubah pikiran

"Capat! mana nomor rekening kamu!" Biru bahkan tak menjawab pertanyaan dari Aruna

Aruna mengetik nomor rekeningnya pada ponsel Biru lalu menyerahkannya kembali pada pria menyebalkan itu

Ting

Sebuah notifikasi masuk, gadis itu segera mengecek ponselnya. Seketika mata Aruna terbelalak melihat nominal yang tertera pada saldo rekeningnya

"Bapak serius jumlahnya segini?" Tanya Aruna tak percaya

"Hemm" Jawab Biru "Kenapa kurang?"

"Ini setara gaji saya setahun pak"

Biru menarik sudut bibirnya tipis, kali ini sepertinya dia berhasil membuat Aruna berhenti bekerja sungguh egois memang

"Kalau gitu saya permisi dulu pak!" Pamit Aruna

"Kamu mau kemana?"

"Keruangan saya pak, mau bikin surat pengunduran diri sesuai permintaan bapak" jawabnya dengan ketus

"Disini aja"

"Hah? Maksud pak Biru apa?"

"Ya bikin surat pengunduran dirinya disini aja pake laptop saya!" Sepertinya Biru benar-benar tidak ingin Aruna kembali bertemu dengan pria itu

"Ya udah terserah bapak aja" Aruna enggan untuk bertengkar, ia memilih duduk disebuah sofa panjang yang ada disudut ruangan tersebut

"Nih laptopnya" Biru meletakkan laptop miliknya dipangkuan gadis itu

Aruna mulai mengetik, jarinya bergerak cepat diatas keyboard guna menyiapkan surat pengunduran dirinya sesuai titah sang CEO

"Kamu kapan kebutik?" Tanya Biru lembut, secepat itu dia berubah pikir Aruna

"Lusa"

"Aku ikut kan?"

1
Rita Rita
sebiru cinta ku Runa kata Biru. Biru udah bucin dan posesif.
Riry Kasyry Lily
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!