NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 | Ingin Nikah Muda

“***Besok malam datang aja. Kalau mau, biar abang yang minta izin sama papa Fara biar dibolehin nggak jaga kedai***.”

Itu perkataan Yuto kepadanya sebelum melangkah kembali ke dalam mobil yang kemudian mobil itu melaju pergi dan menghilang dari pandangan Fara.

Masih ditemani derasnya hujan di sore itu, Fara berdiri sejenak di teras, mencoba untuk tidak memikirkan apapun, tetapi perkataan Yuto kembali terputar ulang di dalam kepalanya.

“***Kalau mau, biar abang yang minta izin sama papa Fara biar dibolehin nggak jaga kedai***.”

Perkataan itu terasa canggung bagi Fara. Minta izin? Kenapa harus sampai segitunya hanya karena ingin dirinya hadir besok malam di sana?

Suara pintu terbanting terdengar keras dari dalam rumah. Sukses mengagetkan Fara karena suaranya bahkan berhasil menepis suara derasnya hujan.

Fara lekas berbalik dan masuk ke dalam rumah, sudah bisa menduga apa yang akan didengarnya di dalam sana.

“Besok kedai buka setengah hari aja bisa? Si Sukri mau pergi abis jumatan.”

“Abang nggak bisa kayak gitu, lah! Mana bisa tutup sehari. Nggak tutup aja masih susah kita bayar hutang. Gaji udah dipotong bank, sisa berapa cuma gaji kita. Cuma cukup untuk makan. Jangan malas kali lah jadi orang! Eka pun di rumah bukan santai-santai. Semua Eka kerjakan! Masih untung dapat warisan walau Cuma kedai dari bapak abang. Kalau nggak ada kedai, mana berani kita bikin pesta besar-besaran untuk si Shella sama renovasi rumah. Kemarin itu Eka Tanya berani apa nggak ambil uang bank, abang bilang ambil aja! Bisa cicil pakai penghasilan kedai! Sekarang kok malah malas-malasan!”

Napas Fara menjadi berat ketika mendengar cakap mamanya yang tanpa putus. Tak hanya dirinya, papanya yang saat itu sedang menikmati teh hangat di kursi makan di dapur, juga tampak hanya diam, tapi tetap menyesap tehnya.

Seperti itulah mamanya. Selalu tidak memberi kesempatan bagi siapapun di rumah itu untuk menyela. Hanya perkataannya yang pantas di dengar—walaupun mama banyak benarnya juga.

Tapi… apa salahnya mendengar alasan papanya? Papanya juga hanya meminta libur setengah hari saja.

Dari ruang tamu, Fara melihat mamanya melangkah menuju wastafel, sudah pasti hendak melampiaskan amarahnya kepada piring kotor. Fara spontan melangkah cepat menuju dapur.

“Ma, biar Fara aja yang cuci,” ucapnya. Sialnya, saat melintas di depan dispenser di dapur, Fara terpeleset hingga terduduk di lantai.

Ia meringis menahan nyeri di bokong, dan juga pinggangnya. Rasanya sakit sekali. Tetapi, yang lebih sakit dari itu, sekalipun dirinya sedang meringis bahkan sebelumnya suara tubuhnya menghantam lantai terdengar jelas—bahkan wujudnya pun tampak nyata, taka da respon apapun dari papanya.

Papanya tetap duduk tenang di kursi makan meski sudah melihat apa yang terjadi pada anak bontotnya. Sementara mamanya, mulai mencuci piring dengan kasar.

Fara menarik napas sejenak, kemudian berusaha berdiri. “Ma, biar Fara aja.” Tanpa menunggu, Fara langsung meraih spons dari tangan mamanya dan masih dipenuhi amarah, mamanya meletakkan kembali piring kotor di dalam wastafel—tanpa berniat meletakkan dengan pelan—hingga suara bantingan piring ke piring lainnya menenuhi dapur.

Tak lama kemudian, dari pantulan kaca jendela di depannya, ia melihat papanya bangkit dari kursi, melangkah ke teras sambil membawa tehnya.

Tersisalah Fara di sana, masih dengan bokong yang terasa nyeri, ditemani suara hujan yang tak juga mereda.

Sebelum benar-benar mencuci piring, Fara letakkan lebih dulu handuk bekas di lantai ke genangan air yang tadinya membuatnya terpeleset. Ia tahu siapa pelakunya. Melihat papanya sedang menikmati secangkir teh, tentu papanya lah pelakunya.

Setelah itu, masih memakai ransel, Fara mulai mencuci piring.

Sepanjang hidupnya—tepatnya saat ia sadar bahwa dirinya memang dibedakan di rumah ini—Fara belajar untuk tidak berharap apapun, terutama kepada kedua orang tuanya. Yang ia lakukan hanyalah melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, sampai ia tak sadar, sesungguhnya ada banyak hal yang seharusnya tak dilakukan seorang anak sepertinya.

Ikut membayar cicilan yang penyebab utamanya adalah kakaknya. Dipaksa beli motor karena mamanya ingin tetangga tahu Fara sudah sukses karena berhasil bekerja di PT. Ahmad Jaya meski dirinya hanya lulusan SMA, tetapi berkat itu dirinya harus membayar cicilan sebanyak 800 ribu setiap bulannya, sementara gajinya hanya 2 juta karena hanya lulusan SMA. Itu juga masih untung diterima kerja di sana.

Namun, bukan itu yang menjadi masalah utamanya.

Tumbuh tanpa peran ayah ternyata terasa berat untuknya. Sosoknya ada, tetapi seperti tak terlihat.

Saat tadi, ketika ia terpeleset tepat di depan papanya, tak ada reaksi apapun dari papanya dan itu bukan yang pertama kalinya—ia juga tidak ingin mengingat kembali masa-masa itu.

Tetapi, ketidakpedulian itu terjadi lagi.

Ketidakpedulian yang meski sudah berusaha tidak ia harapkan, tetap saja di lubuk terdalam, ia ingin walau sekali saja papanya peduli padanya.

Siapa lagi di dunia ini yang ia harapkan jika bukan papanya?

Setetes air mata mengalir begitu saja. Hanya bertahan sepersekian detik karena lekas ia tepis cepat.

Banyak yang mengatakan, ayah selalu menjadi cinta pertama putrinya. Tapi Fara justru berharap lelaki yang menjadi suaminya nanti tidak seperti papanya.

Tapi setidaknya, perlakuan papanya ia jadikan bukti bahwa ia harus menjadi perempuan yang kuat yang tak haus kasih sayang, agar tak terus-terusan berharap yang hanya akan membawanya kepada kekecewaan.

Suasana berbeda terjadi di rumah Yuto.

Malam itu, adiknya, Sora, sedang mengomel sambil mencuci piring dari makan malam mereka, sementara Yuto, mamanya dan papanya duduk bersama di sofa di depan TV, menikmati film yang mamanya pilih. Film zombie.

“Nanti kalau film Yuri rilis, apa kita harus ke sana?” tanya Ruka, sambil mengunyah kacang tojin.

Ya. Yuri, kakaknya Yuto, merupakan seorang sutradara muda yang saat ini sedang melakukan syuting film layar lebar pertamanya di Reykjavik, Iceland. \[Baca kisah Yuri di Fizzo Novel dengan Judul, KAMU LEBIH DARI SAHABAT\] dan film yang sedang diproduksi sama seperti yang sedang mereka tonton. Film zombie.

“Ya pergilah, Ma. Sekalian liburan sama papa,” balas Yuto.

“Sora ikut, Ma!” teriak Sora sambil terus mencuci dengan malas. Terpaksa mau cuci piring soalnya, dari pada diajak mamanya belanja ke pasar besok pagi untuk bakar-bakar malam minggunya.

“Dulu, mama nikah umur 19 kan? Terus papa umur 24, kayak Yuto,” kata Yuto tiba-tiba, membuat pandangan mama papanya langsung mengarah padanya.

“Kenapa?” tanya mamanya.

“Bang Yuto pengen nikah, Ma!” sosor Sora si muncung bocor.

“Siapa orangnya?” tanya David. Reaksi papanya sesuai dengan yang Yuto duga.

“Papa nggak tanya kenapa?”

David menggeleng. “Papa cuma mau tahu siapa dia, karena kalau memang dia yang Yuto pilih, dia pasti memang wanita terbaik.”

“Hmm… Yuto belum seyakin itu sih, Pa. Tapi…” Yuto diam sejenak, memikirkan apa yang akan ia katakan. “kalau Yuto milih nikah, mungkin dalam waktu yang terhitung dekat, apa boleh?”

“Kenapa enggak? Dari pada anak orang nggak jelas nasibnya. Kalau memang sudah yakin, ya disahkan aja.” David melanjutkan, “nggak mau kasih tahu papa siapa orangnya?”

“Fara, Pa!” sosor Sora lagi, memang selalu kesulitan menahan muncungnya.

Bukannya kaget, papa mamanya malah tertawa. Bukan tawa yang menghina, tetapi yang terlihat justru tawa bahagia. Sejak dulu, mereka memang sudah curiga, karena setiap kali melihat Fara bergabung bersama keluarga mereka, perhatian Yuto pasti akan sering tertuju kepada Fara.

“Anak itu memang gemesin kali, sih. Tapi, memangnya Fara mau sama Yuto?” tanya mamanya.

“Mama, gitu kali ngomongnya.”

“Ya kan nggak ada salahnya mama tanya kayak gitu. Bukan berati karena anak mama ganteng, semua cewek mau.”

“Fara belum tahu apa-apa, Ma! Bang Yuto cinta sebelah tangan! Hahaha!!!” sosor Sora lagi, masih belum selesai cuci piringnya.

David dan Ruka kembali tertawa. “Gapapa,” kata David. “Dikejar sampai dapat.”

Esok paginya, Yuto tampak sangat bersemangat. Selain karena sudah mendapatkan dukungan dari mama papanya, juga karena tidak sabar ingin menyicipi nasi goreng buatan Fara.

Ia bercermin, menatap rambutnya, lalu memandangi wajah tampannya. Eh, dia mendadak memikirkan sesuatu.

Yuto pun buru-buru meraih ponselnya lalu mengetik sesuatu. Saat pesan yang ia ketik terkirim, senyumnya pun mengembang.

Sementara itu, Fara yang baru saja menutup dua kotak bekal berisikan nasi goreng sabai hijau. Satu untuknya, satunya lagi untuk Yuto. Tiba-tiba ia mendapati ponselnya berdering singkat. Ia membuka ransel kuningnya, meraih ponselnya dan mendapati sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal.

Ia mencoba membacanya yang kemudian keningnya mengerut.

“***Fara, jemput abang, ya. Abang tunggu***.”

Fara merenung sesaat. Itu nomor yang tidak ia kenal, tetapi menyebut dirinya sebagai abang. Siapa ‘Abang’ yang dimaksud di dalam pesan itu?

“Abang?” ucapnya pelan. “Abang?” ucapnya lagi dan mendadak matanya membelalak. “Abang… Bang Yuto?!! Hah! Bang Yuto?!! Dia suruh aku jemput dia?!!”

.

.

.

.

.

Continued...

1
Kirey Ruby
Ucapan adl doa loh Fara,di aamiin kan aja lah dl /Chuckle//Proud/
~ Dyan Ramanda ~
lah asli modus kali bang yuto nih, 🤭🤭🤭....
sama kita fara, banyak yg ngira lagi hamil gara2 gendut, 🤣🤣🤣🤣
Ayu retonisa
yuto kalau belanja tiap minggu pasti di protes nek hani dan ruka /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Umi Jasmine
bukan sedang tpi lgi endut, spti saya byk yg mengira hamil
Hyull: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
titissusilo
kode alam....istri alias otw istri ye kn fara
Tita Rosmiati
gitu amat yh orang tua nya Fara bikin emosi ,,,,duh modus terus nih Abang yuto 🤭🤭
Kirey Ruby
Yaah..10 org model kek Yuto,para pedagang bisa naik haji bbrp kali ini sih,faktor kasihan ama penjual,pembeli kek Fara lah yg rugi kali,secara uangnya pas2an /Grin//Grin/
EsTehPanas SENJA
hangat pasti dadamu 😌 bahagia pasti ya kaaaan ! 😁
EsTehPanas SENJA
kan orangnya yang ngomong sendiri far ....😅😭 dia bilang sendiri kan! ahh gemes aku sama si gendut ini 😭
magdalenad dewi simarmata
kenapa la Mak sama bapak Fara ngk perhatikan si Fara, aneh kalii
titissusilo
boleh gak Thor scene ortu nya Fara dkit aja,jd esmoni trs soal nya,prnh di posisi itu soal nya,perlakuan gak adil tuh membekas,gtu pun sampai Fara nikah msih di rongrong....klu Yuto gak tegas bsa jd keset....kmrn nenek Hani kurang garang ancaman nya
titissusilo: cman ntu yg msih minjem2 itu loh Thor yg bkin gedeg gmn pun anak klu sdh kluarga sndri udah gak jaman rongrong bgtu memang hrs di tegesin lagi
Hyull: Kalau udah nikah, Yuto bakal bawa Fara keluar dari rumah itu kok...
total 2 replies
Umi Jasmine
klu ke pasar sama bang yuto brtul fara bisa rugi, semua karena kasihan bang....
~ Dyan Ramanda ~
modusnya abang yuto boleh juga.. 🤭🤭🤭
Kirey Ruby: pasti Sora nih gurunya kak /Facepalm/
Hyull: Pasti ada yang ajarkan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ikha Mangil
Yuto semangat buat luluhkan hati Fara🤗😌🥰
Ayu retonisa
🥰
Umi Jasmine
fara kelihatan org nya tenang damai dan penyabar
Hyull: Sama kayak Yuto /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ikha Mangil
katakan cinta ala si Yuto,,😁
EsTehPanas SENJA
wakakaak salah tingkah dia 🤣🤣🤣
Tita Rosmiati
Fara masih ragu takut di bully dia
Kirey Ruby
Pasti akan ada pertanyaan dlm diri Fara,knp Fara..? krn semua org memandang sebelah mata ke Fara,Fara yg dikatain gendut dll tp itu semua adl ciptaan Allah,siapa yg mau minta dilahirkan dg tubuh gendut,pipi tembam,pasti kalo boleh minta dikasihnya tubuh yg sempurna,jarang banget ada cowo spt Yuto,makasih Yuto krn sdh mau menikahi Fara agar terbebas dr keluarganya yg toxic 🤗🤗😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!