NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rival

"Ini semua gara-gara Lo!" Eila menatap penuh permusuhan pada Max.

Jika Lelaki itu tidak mengatakan yang aneh-aneh mungkin saja Pak Ridwan tidak menghukumnya. Lagi pun, kenapa Eila turut dihukum padahal yang mengatakan aneh-aneh kan Max saja!

Dengan keringat sebesar bulir jagung, Gadis itu tetap memaksakan kakinya untuk berlari mengitari lapangan.

Sedangkan Max berlari di sisinya dengan pandangan terus terarah pada wajah cantik Eila yang berkeringat.

"Capek?"

Eila mendengus kesal. "Lo pikir sendiri!"

Max terkekeh geli, membuat siapapun yang melihatnya hampir menjatuhkan rahang, tidak percaya. Seorang Max si manusia sejenis patung arca prasejarah bisa tertawa!

Eila yang kesal mempercepat larinya meninggalkan Max. Malas sekali terlibat dengan Lelaki Gila itu lagi!

Tapi Max sepertinya tidak berniat melepaskan Eila. Lelaki itu juga turut mempercepat larinya, menyamakannya dengan Eila.

"Lo duduk aja, biar Gue yang terusin."

Eila mengernyit heran. "Maksud Lo?"

Max menghentikan larinya, beralih menarik tangan Eila dan membawanya ke sisi lapangan.

"Duduk di sini. Tugas Lo cukup perhatikan." Max mendudukan Eila ke kursi panjang yang berada di bawah rerindangan pohon.

"Tapi--" Belum sempat Eila menandaskan kalimatnya Max sudah kembali untuk mengelilingi lapangan.

Eila menatap Lelaki yang kini masih berlari itu dengan wajah tidak percaya nya. Jadi maksudnya Max yang akan melanjutkan hukuman larinya gitu?

Gila saja, mereka masing-masing diberi hukuman lari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali dan Eila baru sempat berlari sebanyak 6 kali.

Dan Max pun begitu, dia baru sempat berlari sebanyak 6 kali karena Lelaki itu terus mengikutinya. Jadi total dia harus berlari 8 kali lagi?

Eila sedikit tidak tega..

Manik hazel nya mengikuti Lelaki dengan kemeja seragam yang sedikit basah karena keringat itu dengan mengigit bibir khawatir.

Lari yang semula melambat itu kembali bersemangat kala sadar Eila memperhatikannya.

"Dasar Cowok aneh!" Eila bergumam kesal.

Eila melipir pergi dari lapangan tanpa sepengetahuan Max.

Sisa dua kali putaran lagi, Max menoleh ke arah dimana Eila semula duduk. Lelaki itu menghela nafas saat tidak mendapati kehadiran Gadis itu.

Namun meski begitu Max tetap melanjutkan larinya meski kini nafasnya begitu memburu dan wajah tampannya sudah dibasahi peluhnya.

Begitu menyelesaikan larinya, Max melangkah dengan wajah menunduk menuju tempat dimana Eila duduk tadi.

Max mendudukkan diri di kursi, wajah datarnya memandang lurus lapangan yang tengah terik-teriknya mengingat waktu yang menunjukkan pukul 11 siang.

Tumbler berwarna putih muncul tepat di hadapan wajahnya. "Minum?"

Max terkejut. Lelaki itu menerima Tumbler tersebut dan mendapati wajah manis Eila dibaliknya.

Detak jantungnya berdebar keras membuat Max mengalihkan wajahnya cepat. Lelaki itu membuka Tumbler tersebut dan menenggak nya langsung.

Eila mengernyit heran mendapati wajah Max memerah hingga merambat ke telinganya.

Masa sih Lelaki itu salah tingkah? Di tambah lagi, dugaan itu diperkuat saat Max terlihat menghindari tatapannya.

Eila mengulum senyum, berusaha untuk tidak tertawa. Lucu sekali, Eila bahkan membayangkan telinga kucing yang muncul di kepalanya.

Max berdehem mencoba menormalkan ekspresinya. Tidak ingin harga dirinya semakin jatuh dihadapan Eila.

"Eila!"

Ke duanya menoleh bersamaan, terlihat Natalie berdiri di lorong koridor dengan wajah cemberut.

"Em, Max Gue cabut ya."

Max mengangguk membiarkan Eila menghampiri Natalie.

"Pacaran mulu!" Natalie mendengus, kesal pada Eila.

"Ck, Gue nggak pacaran! Udah, katanya mau ke perpus cari bahan buat tugas rangkuman." Eila menarik Natalie membawakan pergi.

Max memperhatikan ke duanya dari jauh. Lelaki itu tersenyum masih dengan Tumbler milik Eila, rupanya Gadis itu melupakannya.

Dengan langkah lebarnya Max melangkah pergi, tentunya bukan kembali ke kelas sesuai perintah Pak Ridwan setelah menyelesaikan hukumannya.

Melainkan menuju Rooftoph Sekolah, tempat yang dijadikan basecamp mereka ketika membolos dan para Guru pun tidak dapat berbuat apapun.

Begitu membuka pintu Rooftoph Sekolah Max disambut umpatan-umpatan kasar dari Marco dan Eric yang sibuk bermain game sedangkan itu tidak jauh dari posisi mereka ada Javier yang asik merokok.

"Wih, ngapain Lo bawa-bawa Tumbler kaya anak TK." Celetuk Javier begitu mendapati kehadiran Max.

Max mendudukkan diri di sofa usang yang sengaja di tempatkan di Rooftoph.

"Ini punya Cewek Gue." Sahut Max santai.

Javier mengusap telinganya, memastikan kalau indera pendengarannya tidak salah. "Punya siapa?"

Max berdecak. "Punya Cewek Gue."

Javier tertawa geli. "Sejak kapan Lo punya Cewek? Deketin Cewek aja baru kemarin."

"Kemarin atau kapanpun, Eila tetap milik Gue." Jawabnya acuh.

Javier menatap Max tidak percaya. "Dia mau jadi pacar Lo?"

"Gue nggak butuh persetujuan darinya."

Javier menjatuhkan rahangnya. Mana bisa seperti itu? Memang Max kira yang menjalani hubungan hanya sepihak?

Benar-benar tidak ada pengalaman cinta.

"Max, memangnya sejak kapan Lo suka sama Eila?"

Pertanyaan Javier membuat Max tersenyum tipis dan itu sukses membuat Javier merinding di tempatnya.

"Satu Minggu yang lalu Gue ketemu dia di Rumah Nat, he's so pretty." Max membayangkan pertemuannya itu, saat Eila dan Natalie asik bergosip di kamar yang pintunya dalam keadaan sedikit terbuka itu.

Max dapat melihat wajah berseri Eila yang kelelahan tertawa. Benar-benar sangat cantik dan membuatnya berdebar.

Max yang pengecut selama satu Minggu ini diam-diam mengikuti Gadis itu puncaknya adalah kemaren, saat Max dengan impulsif menyatakan ketertarikannya pada Eila.

Meski Gadis itu nampak begitu terkejut dengan penuturan terang-terangan nya, Max tidak perduli.

Bagi Max, he's mine.

Bel sekolah berbunyi yang menandakan waktu istirahat membuat Max tersadar dari lamunannya, Lelaki itu beranjak dari sofa berlalu begitu saja meninggalkan Javier yang bergidik ngeri.

Sial, ternyata lebih menyeramkan melihat Max tersenyum dari pada ekspresi flat nya itu.

Beberapa Murid yang keluar dari kelas MIPA 3 hampir semuanya terkejut dengan kehadiran Max, Lelaki itu berdiri menyandarkan tubuhnya di dinding dengan seragam Sekolahnya yang jauh dari kata rapih.

Siswi-siswi sudah menjerit histeris dan mulai mengerumuni Max, layaknya semut.

"Max, nungguin siapa nih? Aku ya?" Tanya salah satu Gadis dengan centil.

"GR Lo! Max itu nungguin Gue. Ya, kan, Max?" Sahut salah satu Gadis.

"Apaan sih, minggir nggak Lo! Max itu punya Gue!"

Max mengernyit kesal. "Minggir!"

Suara bariton Max yang mengintimidasi membuat mereka dengan takut menyingkir memberi Lelaki itu jalan.

Max melirik ruang kelas MIPA 3, Lelaki itu berdecak saat tidak mendapati kehadiran Gadis yang dicarinya.

Dengan cepat Max menghentikan salah satu Gadis yang berniat keluar dari kelas.

"Lo liat Eila?"

Gadis itu nampak malu-malu. "E-eila tadi ke kantin sama Natalie."

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Max berlari pergi. Kantin Umum begitu ramai, berdesak-desakan dan antrian panjang dimana-mana.

Karena tinggi nya 192 Cm Max dengan mudah menemukan meja yang ditempati Eila. Gadis itu menempati meja paling ujung, Max dengan susah payah menembus lautan Manusia itu untuk menghampirinya.

Namun saat berhasil berdiri di dekatnya, Max malah mendapati Eila yang tertawa bersama seorang Lelaki?!

Cengkeraman Max terhadap Tumbler putih yang dibawa-bawa nya itu seketika menguat, buku-buku tangannya memutih.

1
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!