Anne tak pernah menyangka jika suaminya kembali berkhianat. Ia pikir permintaan maafnya lima bulan lalu tulus dari hati, akan tetapi semua hanya dusta belaka.
Anne sangat hancur ketika melihat suaminya berduaan di kamar hotel bersama sahabatnya — sahabat yang selama ini ia anggap sebagai adik ternyata tega menusuknya dari belakang.
Hatinya sangat hancur, Anne merasa percuma hidup di dunia hingga ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Namun, disaat Anne akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba seorang lelaki datang dan mengagalkan semua.
"Lepaskan lelaki brengsek itu dan jadilah penyembuh pemuas hasratku, maka aku akan membantumu balas dendam."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emak Gemoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Menikahlah Denganku
"Kenapa kau diam, An?" tanya Asloka saat melihat Anne terus diam ketika ia mengajaknya ke salah satu Mall di Jakarta. Niatnya Asloka ingin membuat Anne bahagia, karena selama hampir satu bulan menetap di apartemen.
Tapi, ternyata dugaannya salah. Anne malah diam, seakan-akan tak senang. Semua terlihat sangat jelas dari mimik wajah Anne dan Asloka tak suka melihatnya, ia lebih senang jika wanitanya ini cerewet.
'Bukannya wanita itu suka ke Mall ya, tapi kenapa Anne berbeda,' gumam Asloka dalam hati.
"Kalau kau tidak menikmatinya, lebih baik kita pulang saja. Sepertinya aku salah mengambil keputusan, tau seperti ini lebih baik di rumah sambil dinner romantis," ucapnya sedikit dongkol.
Ayolah, Asloka sudah meluangkan waktunya untuk Anne. Merelakan tender miliaran, demi menyenangkan wanita ini. Tapi, ternyata semua sia-sia.
Asloka pun berdiri dari duduknya, tapi Anne dengan cepat mencegahnya pergi. "Maaf, bukan aku tidak suka. Tapi, aku takut ketauan mas Geo. Semenjak kejadian waktu itu, hatiku sedikit was-was," ujarnya sangat lirih.
Matanya juga mulai berkaca-kaca, Anne sangat ketakutan hingga tubuhnya bergetar hebat. Isakan kecil juga mulai lolos dari bibir Anne, sungguh ia takut jika di Mall ini ada Geo. Semua bisa saja terjadi, apalagi ini tempat umum.
Greep!
"Maaf, aku tidak tau kekhawatiranmu. Sekali lagi maafkan aku, Anne."
Asloka seketika memeluk erat tubuh Anne, sumpah ia merasa bersalah. Secara tidak langsung, ia telah membuka luka Anne dan bodohnya dirinya tak menyadari itu.
"Kenapa kau tidak bilang dari awal, seharusnya katakan saja apa yang mengganjal di hatimu," ucapnya lagi terus menghapus jejak air mata Anne. Bahkan, sesekali Asloka mencium kedua mata indah Anne.
Anne merasa ada yang salah, ini pertama kalinya Asloka menciumnya. Walaupun di mata, tapi ini membuat jantung nya berdebar sekaligus gugup. "A-anu, sepertinya ini salah pak Gay, eh pak Laka," ucap Anne langsung melepaskan tangan Asloka.
Keduanya pun jadi salah tingkah, mereka saling memandang ke sembarang arah. Degup jantung mereka juga semakin kencang, membuat suasana menjadi canggung.
"Maaf, aku kelepasan," ujar Asloka masih menatap ke arah barat.
"Lupakan saja, anggap semua tak pernah terjadi," balas Anne.
Suasana pun menjadi hening, tak ada yang berani bicara sedikitpun. Hingga Aron datang membuyarkan semua keheningan di dalam Mall.
"Tuan, semua sudah beres. Semua pengunjung telah di evakuasi dan tidak boleh ada yang masuk, sebelum anda dan Nona Anne keluar."
Duarrr!!
Spontan Anne membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Aron. Ia ingin mengilai perkataan Aron, sepertinya ia sempat salah dengar.
"Ka-u, ulangi perkataanmu, cepat!" seru Anne gemetar.
Aron menatap bingung pada Anne, sedangkan Asloka merasa cemburu melihat dua orang manusia di hadapannya saling menatap. Tanpa pikir panjang, Asloka langsung menarik tubuh Anne dan menutup kedua matanya.
"Haram bagimu melihat Anne seperti itu!" serunya dengan wajah menggemaskan.
'Baru kali ini aku melihat Tuan seperti ini, dulu bersama nona Icha, jangankan senyum, bertegur sapa saja tidak pernah. Tapi, ini malah memperlihatkan sisi kekanak-kanakan nya dengan sangat mudah,' gumam Aron dalam hati.
"Isshh! Lepas, aku masih ingin Laron mengulangi perkataannya!" Anne segera menepis tangan Asloka dan kembali menatap tajam Aron.
"Tapi, tidak perlu sedekat itu Anne!" Asloka menarik Anne kembali. Tentunya tindakan lelaki ini semakin menyulut emosi Anne.
"Kau mendengar ucapanku tidak sih! Sudah ku katakan, aku ingin Laron mengulangi perkataannya lagi, kau —"
"Dan kau harus tau, Nona. Nama saya Aron bukan Laron, jangan suka mengganti nama orang sembarangan, memangnya saya hewan."
Asloka pun melongo mendengar protesan dari Aaron, biasanya anak itu akan patuh dan tak pernah membantah, tapi kali ini tidak Aron berani berpendapat, sungguh di luar dugaan.
"Untuk masalah perkataannya saya tadi, Tuan menyuruh saya mengosongkan tempat ini sampai Nona puas belanja, di sini. Karena tugasnya sudah selesai, maka saya pamit undur diri."
Lagi-lagi Asloka dibuat tercengang, Aron pergi tanpa berpamitan dengannya. 'Awas kau Aron, mulai berani kau ya, mengabaikanku dan lebih fokus pada Anne!'
"Aron, mulai detik ini semua urusan tentang Anne aku limpahkan pada Betty, kau urus saja kantor dan lain-lain!" teriak Asloka mampu membuat Aron tersadar.
Ya, Aron sadar jika membuat kesalahan. Dirinya sudah tak sopan pada Tuannya dan semua karena ia jengkel dipanggil Laron, oleh Anne. "Tuan maafkan saya," ucap Aron berniat menghampiri Asloka, tapi sayangnya lelaki itu sudah tidak ada.
"Mati aku, sepertinya jatah bulananku akan merosot. Ahh, semua gara-gara nona Anne. Pasti ini juga kerjaan Betty, ya pasti anak itu yang menyuruh nona Anne memanggilku Laron!!"
***
Sedangkan di sisi lain, Anne berusaha mengimbangi langkah kaki Asloka. Lelaki itu tiba-tiba menariknya pergi, mengajaknya lari secepat mungkin agar menjauh dari Aron.
Anne sangat kebingungan, tapi ia juga tak menolak saat Asloka menariknya, hingga mereka saat ini sampai di pojok gedung. Tempatnya sangat sepi, hingga membuatnya sedikit merinding.
"Pak Gay, eh lupa lagi maksudnya pak Laka. Kita ngapain kesini? Disini sangat sepi, tidak ada orang sama sekali," kata Anne sedikit ngos-ngosan.
Tapi sayang, Asloka tak menjawab sedikitpun pertanyaan Anne. Hingga tak lama kemudian, tubuhnya ditarik paksa dan dipepetkan ke tembok.
"Aku tidak mau kau menatap Aron seperti itu, Sayang. Rasanya darahku mendidih dan kau harus mendinginkan nya," lirih Asloka mampu membuat Anne tercekat.
"Ma-kasudnya, apa?" tanya Anne takut.
Asloka pun mendongakkan kepalanya, ia merasa sangat gila karena Anne. Ia tak sabar ingin menerjang wanita ini saat cemburu, tapi Asloka tak mau terburu-buru.
Sejenak Asloka menetralisir hasratnya, ia harus kuat dan tidak ingin kalah dengan keadaannya kali ini. Walaupun tersiksa, Asloka akan tetap menunggu sampai Anne menerimanya.
"Menikahlah denganku, Anne."
...🍃🍃🍃...
Asloka : Thor buruan dong nikahin gue sama Anne, sumpah thor aku sudah nggak kuat. Pengen nerobos tapi takut dosa, kau tega sekali sih thor.
Author : Sabar, Anne belum cere bambang. Lagian ngebet banget sih, sabar dikit napa. Nanti pasti masuk goa di hutan rimba kok.
Asloka : Iya tapi kapan?
Author : Ntar 20 tahun lagi, nunggu Lele beruratmu karatan 👻👻👻👻
Asloka : Thooooooooorrrrr!!
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘