Bercinta Satu Malam Dengan CEO Dingin

Memulai hidup bahagia tidaklah semudah yang dipikirkan, namun masih ada secercah harapan untuk mencoba lebih baik.

Dengan bekerja keras membesarkan anak satu-satunya tanpa suami di sisinya harus dijalani oleh 'singel mom' seperti Elina, bukan karena tak laku hanya saja prioritas utamanya adalah Egi.

Elina juga tak jelek dia memiliki wajah berbentuk oval bulu mata lentik hidung mancung bibir tipis berambut panjang halus dan kulit putih bersih. Diusianya yang sangat dewasa punya anak tapi belum menikah. Para warga kampung sudah banyak mempertanyakan kapan dia menikah bahkan lamaran sana-sini membuat wanita itu pusing harus menolak dengan halus. Tak ingin mengecewakan mereka dilain hari.

Sekarang saja ibu-ibu kompleks perumahan di dekat apartemen Karina mereka semua mengajukan pertanyaan yang sama.

"Kamu sudah menikah nak," ucap salah satu ibu paruh baya kompleks di perumahan.

"Sementara ini saya belum berpikir sejauh itu," jawab Elina to the poin.

"Terus kapan nikahnya jangan lama-lama lah mbak. Gini aja mau saya kenalkan dengan anak sulung saya dia ganteng loh terus mapan." Wanita yang masih terlihat muda diusia 45 tahun menawarkan anak sulung laki-lakinya pada Elina.

Elina hanya menampakkan senyum kaku. Setelah percakapan singkat dengan dua wanita tadi Elina Langsung kembali ke apartemen Karina setelah membeli beberapa lauk untuk makan malam.

"Egi mulai besok kamu udah bisa sekolah mama sudah daftarin," ujar Elina dimeja makan karena tidak ada Karina jadi dia tak perlu berpura-pura sekarang.

Egi mengangguk senang sambil menyantap makanannya.

***

Mansion keluarga Sanjaya.

Seorang wanita duduk di sofa meregangkan otot-otot tubuhnya karena sesudah joging malam. Dia menatap di atas langit kamar. Dimata sendunya menggambarkan kesedihan. Wanita berambut sebahu itu bernama Lily Kusuma istri sah Damian Aditama Sanjaya.

Damian memang cinta pertamanya, tapi untuk apa dia berjuang selama lima tahun ini padahal pria itu sudah banyak mengatakan kata-kata kejam kepada istrinya sendiri. Pernikahan tanpa cinta sandiwara didepan orang banyak wanita itu telah muak.

Namun satu alasan kenapa ia bertahan sejak lima tahun. Lily telah menyembunyikan rahasia besar kehamilannya pada semua orang termasuk suaminya. Dia bercinta saat berada di Paris sewaktu ia melakukan pemotretan majalah. Kesalahan terbesar melahirkan anak tanpa mengetahui siapa ayah kandungnya. Jadi dihari mereka menikah pada saat itu Lily mengandung anak haram di janinnya.

Lily akui bersalah atas apa yang dia lakukan hingga sekarang, tapi tetap tak adil baginya setidaknya suaminya sedikit memberinya cinta.

"Maaf suamiku, salahkan aku jika aku dibuta kan karena cinta bodoh ini."

Lily melirik bingkai besar yang terpampang jelas dikamar. Dia tampak bahagia difoto itu berbanding terbalik sang suami tanpa ekspresi. Saat itu memanglah keputusan Lily menerima permintaan ibu Damian menikah dengan putranya. Dia tak pikir panjang langsung setuju lamaran itu. Karena Lily mencintai pria itu. Hanya saja cintanya bertepuk sebelah tangan. Namun, Damian takkan menceraikannya sebab mereka memiliki Liora. Apalagi Damian sangatlah menyayangi anaknya itu.

"Aku yakin pria itu suatu saat mencintai ku dengan tulus tapi kapan itu terjadi?" tanya Lily pada diri sendiri seraya air matanya terjatuh.

Disela-sela kesedihan Lily anak perempuan mengendap-endap memasuki kamar. Dia sangat mungil dengan balutan pakaian dress mini berwarna pink. Yang bukan lain adalah putri kecilnya yang sekarang berusia lima tahun itu.

"Kyaa! Mommy kok belum siap sih katanya mau anterin aku ke ultah Vivi," omel Liora ngambek karna ibunya sudah janji malam ini wanita itu sendiri mengantarnya.

Lily refleks menyeka sedikit air mata yang menempel di pipinya. Dia tak ingin Liora melihatnya terpuruk saat ini. Dia harus tetap jadi ibu nomor satu untuk putrinya.

"Iya sayang mommy bakal siap-siap kok tapi tunggu dibawah dulu mommy mau terlihat cantik di pesta ultah teman kamu."

Liora menurut anak itu berjalan keluar kamar dan menunggu sang ibu yang sedang bersiap-siap.

***

Sementara ditempat lain. Sebuah gedung pencakar langit. Tampak disana seorang lelaki bersetelan putih abu-abu duduk membelakangi anak buahnya.

"Sejam kita disuruh berdiri disini memang apa yang ingin tuan Damian sampaikan," keluh salah satu pria itu karna dia merasa pegal berdiri terus-terusan.

"Diam bodoh tuan tampak tidak senang hari ini kalau kau tak ingin jadi pelampiasan amarahnya," saran temannya sejak tadi dia terus mengamati Damian dari raut wajah lelaki itu tampaknya sedang kesal.

Damian yang menyadari percakapan mereka langsung menegur kedua anak buahnya itu. "Kalau mau bertanya langsung bicarakan padaku," tegas Damian dengan nada suara bariton.

Kedua orang tersebut tampak berkeringat dan saling memandang satu sama lain. Ini sudah salah buat masalah pada pria itu.

"Maaf kan saya tuan sudah lancang seperti tadi," mohon nya berhadap Damian memaafkannya.

"Mendekat lah kalian berdua," perintah Damian seraya membalikkan kursi kekuasaannya.

Dua pria bersetelan hitam itu melangkah lebih dekat dimeja.

"Aku tugaskan kepada kalian mencari wanita yang punya cincin ini," titahnya sambil meletakkan cincin perak murahan di atas meja.

"Baik tuan!" jawab mereka serentak seraya berlalu dari ruangan tersebut.

Damian yang tinggal sendiri di ruangan tersebut. Menghela napas. Lima tahun terakhir ini Damian hanya ingin memastikan kalau benar wanita yang pernah tidur dengannya hamil dan anak itu adalah darah dagingnya.

"Andai benar dia mengandung anakku mungkin aku akan senang mendengarnya."

Entah kenapa Damian bersusah payah mencari wanita itu. Sedangkan ia punya Liora anak perempuannya yang belum Damian tahu kalau anak itu bukanlah putri kandungnya.

Mungkin benar cinta selalu datang tanpa orang ketahui. Itulah yang Damian rasakan sekarang.

Bagaimana kalo mereka ditakdirkan bertemu kembali apa Elina akan berbohong dan akan menjauhkan Egi dari ayah kandungnya?

BERSAMBUNG…