Bercinta Satu Malam Dengan CEO Dingin
Seorang gadis terburu-buru menaiki anak tangga hanya satu langkah lagi kakinya menyentuh lantai. Namun tiba-tiba langkahnya terahli 'kan ke ponsel yang berdering. Ia memasukkan tangannya ke dalam tas mencari-cari benda pipih yang terus berbunyi. Diraihnya ponsel itu yang tertera nomor WA dari seseorang.
Oh! Ternyata dari kekasihnya. Tak ingin membuang waktu lama gadis itu memencet tombol hijau lalu, meletakkannya didaun telinga.
Suara pertama yang ia dengar ketika sepasang kekasih sedang bercinta jelas sekali ia dengar. Ditambah suara desahan nikmat seorang wanita yang tak dia kenali telah mengusik hatinya.
Seketika rasa sesak menguliti dadanya. Sedangkan air mata yang coba ia tahan sedari tadi tumpah karena dadanya sakit sekali mengetahui pacarnya dengan wanita asing sedang bersetubuh.
Dia tak mungkin salah mengenali suara sang kekasihnya yang amat ia cintai. Tapi kenapa lelaki itu dengan sengaja menghubunginya sedangkan dia bersama wanita lain. Apa selama ini sifat brengseknya tersembunyi karena Elina termakan gombalan manisnya.
Gadis itu bernama Elina, sepulangnya dari tempat kerja dia mendapati kabar pacarnya bersama wanita lain ditempat tidur. Kalo memang pria itu sengaja kenapa baru sekarang ia tunjukkan sifat brengseknya. Kenapa!? Disaat ia mulai menyerahkan seluruh cintanya untuk lelaki itu.
Mulai detik ini Elina bersumpah perasaannya pada Albar akan ia kubur dalam-dalam dan detik ini juga gadis itu tak ingin memiliki rasa cinta pada lelaki manapun. Dia menganggap semua pria itu sama bajingan seperti pacarnya. Oh tidak maksudnya mantan pacarnya! Oke!
Elina bukan tipikal gadis cengeng apalagi murahan seperti gadis diluar sana. Dia takkan mau menangis darah hanya untuk kembali ke sisi lelaki brengsek seperti Albar.
Gadis berambut panjang itu menyeka semua air mata di pipinya. Merapikan rambut dan menyalakan ponsel menghubungi sahabatnya. Sekarang ia ingin ketenangan terlebih dahulu lalu melupakan segalanya.
"Halo Kin, kau dimana sekarang?"
["Lagi dijalan mau ke klub memangnya kenapa?"] tanya balik Karina di sebrang sana.
"Jemput aku di rumah bawa aku bersamamu juga," jawab Elina singkat.
["What!? Hey kau baik-baik saja kan? Elina yang aku kenal tak mungkin pergi ke klub?"] ucapnya tak percaya.
Karina kenal baik sahabatnya itu dan permintaan Elina seperti tiupan angin kencang tiba-tiba. Jadi susah dimengerti karena Elina si alim tak akan menginjakkan kakinya ke tempat itu. Maka kejadian ini langkah bukan.
Beberapa saat mengemudi Karina bersama Elina memasuki area klub. Mereka disambut dua bodyguard kekar yang menjaga klub tersebut mereka dipersilahkan masuk kedalam. Terlihat begitu ramai suara keras musik memenuhi ruangan itu. Sedangkan para kaum hawa dan adam asik mengikuti musik yang dimainkan.
Sementara itu Elina sibuk menghabiskan semua gelas yang disajikan pelayan bar di sana sampai pandangannya mulai kabur dan kepalanya terasa pusing tetapi gadis itu tetap melanjutkan meneguk wine yang ke 9 kalinya. Elina tidak akan berhenti sampai rasa kesalnya hilang dia harus melupakan kenangannya bersama Albar. Dia tahu ini salah namun apa boleh buat ia sudah disakiti seperti ini kenapa tidak bersenang-senang saja kan.
Saat Elina ingin meminum lagi wine gelas ke 10 itu tiba-tiba saja tangan seseorang mengambil gelas ditangan Elina.
Sial! Pandangan jadi tak jelas ia tak bisa melihat orang yang berani menghentikan kesenangannya. Gadis itu bangkit dari tempat duduk. Melebarkan matanya namun tak jelas juga ia melihat orang itu.
Elina mulai menunjuk-nunjuk dada besar pria dihadapannya.
"Apa kamu sudah gila berikan wine itu padaku!" minta Elina kasar ditambah pipinya kemerahan lantaran mabuk.
"Jangan kau sudah mabuk berat lebih baik anda pulang."
"Aku tidak mau pulang…"
Kepala Elina terasa pening penglihatannya sekarang adalah Albar bukan lagi orang asing tadi. Dan sialnya lagi Karina meninggalkannya seorang diri, Karina bilang akan pergi sebentar namun dari tadi batang hidung wanita itu tak muncul juga.
"Albar! Kau Albar kan! Kenapa meninggalkanku demi gadis itu, apa aku kurang baik untukmu? Apa aku terlihat jelek bagimu? Ayo jelas kan padaku, kenapa!?" Tangan kurusnya memukul-mukul dada kekar pria itu sambil menangis sesenggukan seketika itu juga sepasang mata melirik mereka berdua tak ingin dicap sebagai lelaki jahat dia memutuskan membawa pulang Elina bersamanya.
Pria terpaut 25 tahun itu bernama Damian seseorang paling berpengaruh di kota tersebut, yang sedang merangkul pundak seorang gadis asing dan membawa masuk ke mobilnya.
Kejadian langkah itu disaksikan asisten pribadinya Gery diperintahkan ibu Damian untuk mengawasi putra tertuanya karena wanita paruh baya itu ingin tahu siapa saja wanita yang dekat dengan Damian. Karena selama ini pria itu tidak pernah mau berpacaran apalagi menikahi wanita pilihan ibunya.
Setelah mobil Damian tidak terlihat lagi Gery bergegas mengikuti tuannya dari belakang melajukan kendaraan beroda empat itu ke jalan beraspal.
Sementara itu ditengah-tengah jalan Elina memuntahkan isi perutnya di dalam mobil Damian begitu sial hari ini oleh gadis itu benar-benar merepotkan nya kalau saja ia meninggalkan gadis itu di klub pasti pria disana mengambil kesempatan mengganggu Elina. Tapi kenapa dia harus merepotkan dirinya membawa gadis itu mungkin saja ada orang yang bersama nya yang sedang mencarinya.
Elina mendongakkan manik matanya berkaca-kaca lagi membayangkan kekasihnya bersama wanita lain, sekarang hatinya sangat hancur yang dia butuh pelukan kehangatan perhatian.
Damian melirik gadis itu entah kenapa dia merasa iba tangannya ingin tergerak memeluk tubuh yang gemetaran karena menangis. Sungguh bodoh orang yang membuat gadis cantik seperti dia sampai menangisi orang itu beberapa kali.
"Hey kau! Bisa berhentikan mobilmu sebentar saja," pinta Elina menyeka sisa-sisa air mata di pipinya.
Spontan saja Damian mengikuti perintah dari Elina. Menepikan mobilnya dipinggir jalan.
Pintu mobil terbuka. Elina keluar ia menatap ke atas langit malam yang bertaburan bintang begitu indah sampai dia terhanyut dalam lamunan. Damian juga ikut keluar menghela napas sesaat tatapan matanya terpana saat melihat senyum terbit disudut bibir Elina. Rasa kesal tadi karna gadis itu muntah dalam mobil langsung terlupakan karena dia sangat senang bertemu dengan Elina. Seperti takdir mempertemukan mereka berdua.
Elina menoleh kearah Damian yang tersenyum dengan lesung di pipinya sedang menatapnya juga. Tatapan yang tidak bisa diartikan.
Langkah demi langkah pria jangkung itu berjalan mendekati Elina. Tangan kekarnya mengelus rambut panjang Elina lalu, berhenti tepat pada bibir sensual Elina dan tanpa persetujuan oleh gadis itu Damian melumat bibir Elina dengan lembut. Kecupan manis berganti ciuman liar Damian memainkan lidah didalam sana tak mau kalah Elina membalas dengan merapatkan kaki kedalam celana pria itu sambil menggerak-gerakkan junior Damian.
Oh gila junior Damian mengeras ulah gadis itu sekarang dia membangkitkan singa yang tertidur. Apa dia tahu bermain-main dengan singa kelaparan itu sangat berbahaya.
Tak ingin berlanjut Damian menghentikan ciuman panas mereka.
Napas Elina memburu mata paruh itu sekali lagi menggoda iman Damian.
"Apa cuma ini batas mu kau tak mampu melanjutkannya karna kau tidak bisa 'kan."
"Kau sedang menantang ku 'kan."
"Kalau iya kenapa anda takut."
Damian tersenyum smirk mengangkat tubuh ringan Elina ke depan mobil.
"Siapa yang kau bilang takut hmm…" Damian memasukkan tangannya ke dalam baju Elina memainkan dua gunung kembar itu secara bergantian.
"Aah…"
Elina mendesah baru pria itu memengang dadanya sudah membuat tubuhnya terlena.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
👑Queen of tears👑
aku mampir thor 👍
ninggalin jejak dulu ❤️
2024-03-16
2