NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Bukan Jasmine namanya kalau tidak produktif selama seharian terkurung di apartemen Juna karna di larang keluar. Seharian Jasmine menghabiskan waktunya dengan berkutat di dapur untuk membuat beberapa macam kue. Semua bahan-bahan untuk pembuatan kue di beli Jasmine melalui online shop yang bisa di anatar ke apartemen saat itu juga. Bukan tanpa alasan Juna melarang Jasmine keluar dari apartemen, dia takut ketahuan berbohong karna sudah kembali ke Jakarta sebelum waktu honeymoon mereka berakhir.

Di tengah-tengah kesibukan dan keseriusan Jasmine mengasah bakatnya, dia terkejut mendapati Juna sudah berdiri di sampingnya sembari memperhatikannya.

"Sudah seharian kamu sibuk membuat kue, apa tidak lelah." Juna mengulurkan tangannya, dia meraih rambut Jasmine yang sedikit berantakan untuk di rapikan ikatan rambutnya. Jasmine mengulas senyum hangat tanpa Juna tau. Rasa lelahnya seketika hilang dengan sikap manis Juna. Tanpa di minta, Juna cukup peka untuk membetulkan ikat rambut Jasmine.

"Makasih sayang,," Jasmine bukan orang yang tidak bisa menghargai kebaikan seseorang. Meski hanya sekedar merapikan kuncir rambutnya, dia bisa sangat menghargai perlakuan Juna.

"Aku justru lelah kalau tidak melakukan apapun. Mau mencobanya.? Aku mencoba resep baru,," Dengan penuh antusias, Jasmine menyodorkan potongan chiffon ke mulut Juna.

Pria itu membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jasmine.

"Makanan buatan kamu tidak pernah gagal." Juna mengusap sebelah pipi jasmine dengan senyum lebar. Senyum yang sebenarnya terlihat biasa saja, namun menjadi istimewa di mata Jasmine.

Terkadang sesuatu yang tampak biasa akan terlihat istimewa di mata orang yang sedang jatuh cinta. Senyum palsu sekalipun bisa terlihat tulus. Tatapan datar bisa menjadi tatapan mendamba. Cinta memang buta. Atau mungkin pura-pura buta agar semuanya terlihat sesuai dengan angan dan harapan kita.

...******...

Juna masuk ke dalam kamar ketika jam menunjukkan pukul 10 malam. Hampir 2 jam Juna menyibukkan diri di ruang kerja dan memutuskan masuk ke dalam kamarnya.

Diatas ranjang, Jasmine sedang duduk bersandar pada kepala ranjang dengan ponsel di tangannya. Jasmine segera menyimpan ponselnya di atas nakas saat Juna masuk ke kamar.

"Mas Juna mau aku bikinkan minum.?" Jasmine hendak turun dari ranjang, apa lagi kalau bukan untuk melayani suaminya meski hanya sekedar membuatkan minum.

"Tidak usah. Aku ke kamar mandi dulu." Juna menghilang di balik pintu kamar mandi. Hanya berselang 10 menit, dia sudah kembali dan ikut merebahkan diri di samping Jasmine yang bersiap untuk tidur.

"Jasmine,," Panggil Juna lirih.

Jasmine menoleh, mata,beningnya selalu berbinar ketika menatap wajah sangat suami. Secinta itu Jasmine pada Juna, dengan penuh ketulusan tentunya.

"Ya.??" Sahut Jasmine.

”Kemari," Juna menepuk sisi kosong di sampingnya, meminta Jasmine lebih dekat.

Terlepas sikap Juna yang sempat dingin padanya di malam pertama, Jasmine berusaha melupakan kenangan buruk itu untuk membuka lembar demi lembar kisah perjalanan rumah tangganya bersama Juna yang baru di mulai. Jika sibuk memikirkan sikap Juna, Jasmine khawatir tidak ada kemajuan dalam hubungan mereka di masa depan. Sedangkan pernikahan dilakukan seumur hidup sekali.

Jasmine merapat hingga tidak menyisakan jarak. Juna meletakkan tangannya di pinggang Jasmine untuk memeluk wanita yang sudah menjadi istrinya.

"Masih marah padaku soal kejadian di villa.?" Sebelah tangan Juna membelai lembut pucuk kepala Jasmine. Tangan satunya mengusap bagian belakang Jasmine dengan gerakan pelan.

Jasmine diam sesaat sebelum menggeleng. "Sudah tidak, aku berusaha tidak menyimpan amarah. Karna semua itu hanya membuat suasana hati ku menjadi buruk." Jawabnya lembut.

Di usianya yang baru 21 tahun, Jasmine membentuk kedewasaanya dengan susah payah. Bukan hal mudah bagi Jasmine untuk mendewasakan diri agar layak menjadi seorang istri yang baik di mata Juna. Terbiasa hidup mewah, diperlakukan bak ratu dan manja oleh keluarganya, membuat Jasmine harus berjuang keras ketika ingin berubah menjadi lebih baik.

"Syukurlah,," Juna menarik dua sudut bibirnya membentuk senyum lembar yang terlihat lega. "Aku sudah memesan beberapa pengaman, mau mencobanya sekarang.?" Tawarnya.

"Aku ikut Mas Juna saja, lagipula sejak awal aku sudah menawarkan diri dan paham akan kewajibanku sebagai istri." Jasmine memberikan lampu hijau. Seandainya malam ini dia harus menyerahkan kesuciannya, Jasmine sudah siap lahir dan batin.

Juna tiba-tiba mengejutkan Jasmine karna mencium kening dan cukup lama menempelkan bibirnya di sana. Jasmine belum berani membuka mata sejak reflek memejamkan mata ketika bibir Juna menempel di keningnya.

Gerakan tangan Juna di belakang Jasmine perlahan merambat naik setelah menyusup ke dalam piyama Jasmine. Mata keduanya saling beradu, menyiratkan tatapan yang di penuhi gairah. Hingga keduanya memejamkan mata ketika bibir saling bertemu, memagut lembut namun menuntut.

Suasana malam yang sunyi, kini mulai di hiasi suara-suara khas percintaan keduanya seiring dengan kegiatan yang semakin intim.

Malam itu keduanya melewati malam panjang dan panas setelah beberapa hari resmi menjadi pasangan suami istri. Dalam kehangatan dekapan Juna yang menghadirkan rasa nyaman, Jasmine memanjatkan do'a penuh ketulusan untuk kebahagiaan rumah tangganya. Kebahagiaan yang bukan hanya sementara, namun untuk selamanya. Meski hati kecilnya merasa bahwa perasaan Juna tidak sebesar rasa cintanya, Jasmine yakin suatu saat akan mendapat perasaan yang sama.

...******...

Di bawah selimut yang sama, sepasang kaki menyembul dari balik selimut tebal berwarna putih. Pemiliknya masih tertidur lelap, saling memeluk satu sama lain. Percintaan tadi malam sedikit mencairkan dinginnya sikap Juna, hingga pria itu dengan senang hati menarik Jasmine dalam pelukannya sepanjang malam.

Bunyi alarm ponsel membangunkan keduanya. Kecanggungan sempat terjadi ketika tanpa sengaja mata keduanya bersitatap.

"Masih pagi, kita tidur lagi saja. Hari ini delivery saja untuk sarapan dan makan siang." Ujar Juna yang melihat Jasmine ingin beranjak dari tempat tidur.

Jasmine mengangguk patuh. Sepertinya dia juga tidak sanggup kalau pagi ini harus memasak. Tubuhnya bahkan terasa remuk dan perih di bawah sana.

"Aku mau ke toilet dulu. Tolong ambilkan piyama ku, Mas,," Pinta Jasmine. Matanya melirik pada kain yang berceceran di lantai kamar. Kalau di lihat-lihat, penampakan kamar mereka mirip seperti kapal pecah. Belum lagi ada bantal yang terlempar ke lantai, seprei yang berantakan dan tentunya meninggalkan noda merah. Noda itu menjadi bukti bahwa kesucian Jasmine telah di serahkan pada sang suami, Satu-satunya pria yang berhak mendapatkan kesuciannya.

"Apa yang mau kamu tutupi.? Aku bahkan sudah hapal di luar kepala." Sahut Juna tenang, seolah tanpa beban. Padahal ucapannya membuat Jasmine malu, sampai pipinya merona.

"Mas.!" Jasmine mencebik.

"Baik, baik,,," Juna akhirnya turun dari ranjang dalam keadaan polos. Jasmine sampai membulatkan matanya, Juna tidak ada malu-malunya memperlihatkan tubuh polosnya dalam keadaan kamar yang sudah terang seperti ini. Membuat semuanya terlihat sangat jelas di mata Jasmine.

Juna menyodorkan piyama Jasmine beserta semua baju da lamnya.

"Mas Juna balik badan, jangan liat." Titahnya.

"Jasmine, percuma saja sekarang aku berbalik badan kalau nanti akan melihatnya lagi. Cepat pakai, biar aku gendong ke kamar mandi. Kamu mungkin akan kesulitan berjalan."

Jasmine menjadi cemberut, dia akhirnya memakai baju dari balik selimut, jadi Juna tidak bisa melihatnya.

1
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
Rina Rina
amin
Wahyu Ningsih Aiug
Kecewa
Wahyu Ningsih Aiug
Buruk
Akun Lima
samapi bab ini kesimpulannya gw doain athornya mati kecelakaan kelindes mobil amin
Supiah Susilawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!