Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima ratus ribu untuk sebulan
Kini, didalam bus yang sepi itu Bella duduk termenung merutuki nasibnya. Antara doa akan kematian sang ayah, Bella berdoa jika akan ada seseorang yang bisa membawanya pergi suatu hari nanti. Entah karena cinta, atau karena hanya ingin menyelamatkan dirinya dari sang Ayah.
Bus berhenti tepat didepan Restaurant seperti biasa. Bella turun dan membayat ongkosnya, lalu masuk kedalam Restaurant yang tak terlalu mewah itu untuk bekerja seperti biasa.
Kreekk!
"Selamat pagi dan selamat datang di... Bella? Bukankah kau baru pulang, kenapa kau datang lagi?" sapa Leo, yang awalnya mengira itu pelanggan pertama yang datang.
Bella tak menjawab. Ia hanya terus berjalan dan masuk menuju ruang ganti memakai seragam dan mengikat rambutnya. Ia kemudian bekerja seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa.
"Hey, kau harusnya istirahat." ucap Leo pada rekannya itu.
Ya, mereka berdua adalah rekan disana dan sudah berjalan Empat bulan sebagai senior dan junior. Bella dengan terampil mengajari Leo bekerja, saat pria itu datang dengan polosnya tanpa tahu sema sekali apa yang harus Ia lakukan disana. Bahkan Bella yang saat itu bisa menekan ego Leo yang masih kental dengan jiwa nakalnya dan amat sulit dikendalikan oleh siapapun.
"Istirahat aku lelah, bekerja pun lelah. Jadi, lebih baik aku kerja dan aku mendapat uang, Le. Lumayan bonus lemburnya," jawab Bella lirih. Dan Leo amat tahu jika Bella lelah saat ini. Ia saja baru pulang jam Tiga subuh tadi, dan harusnya masih tidur di jam ini.
Bella kini tengah membersihkan meja, membantu Leo yang tengah mengepel seluruh lantai Restaurant itu. Nantinya, Bella akan di bagian pemesanan dan Leo membawakannya pada pelanggan yang ada. Itu kerjasama yang apik antar keduanya, dan semua karyawan lain mengacungi jempol atas kekompakan mereka.
"Ayahmu?" tanya Leo, dan seketika Bella menghentikan pekerjaannya. Bbela menghela napas sejenak dengan memainkan bibirnya yang tipis tanpa riasan sedikitpun. Ia tak menjawab, namun dari raut wajah Bella mengisyaratkan sebuah kata Iya.
Leo hanya menghela napas kesal dan marah saat itu. Pernah sekali Leo ingin menemui dan menghajar ayah Bella, tapi gadis itu mencegahnya. Lalu cecaran dan omelan dari Leo pun Ia terima karena telah menjadi gadis lemah dan bodoh yang pasrah akan keadaan. Namun, Bella hanya diam dan tak membalas apapun pada Leo.
"Aku hanya ingin tahu, Bell. Seberapa tahan dan kuatnya dirimu menghadapi pria tua itu," ucap Leo. Bella hanya menoleh, dan membalasnya dengan senyuman pahit.
Usai beberes, Bella meraih sebuah roti yang ada disaku jaketnya. Ia lapar karena memang belum ada sama sekali yang masuk kedalam perut sejak malam tadi. Ada, hanya segelas susu hangat penambah tenaganya kala itu. Dan kini, segelas susu hangat itu kembali diberikan Leo pada sahabatnya, agar Bella dapat menelan roti itu dan tak seret ditenggorokan.
"Terimakasih... Kau sudah sarapan?" tanya Bella dengan ramah. Cerianya kembali, dan senyumnya merekah karena perhatian Leo padanya.
"Tak ada yang lain selain roti itu?"
"Tidak... Dia hanya menyisakan Lima ratus ribu untukku bulan ini," jawab Bella, yang dengan nikmat mencelup roti itu agar sedikit lunak lalu menyantapnya.
Leo tak mampu berkata apa-apa lagi kali ini. Ia hanya menggelengkan kepala sembari terus menatap Bella didepan matanya dengan nanar. Ia sudah berusaha membantu, tapi Bella selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Apalagi jika menyangkut masalah keuangan. Karena Ia takut, jika sang Ayah tahu Leo suka membantu maka ia akan terus memanfaatkan situasi itu demi kesenangan pribadi.
Ya, Leo amat tahu bagaimana Bella dengan karakternya. Ia hanya bisa membantu semampunya, asal Bella tak menolak dengan apa yang Ia berikan. Dan kini, Leo memberi sebuah sosis untuk menemani roti Bella agar sedikit lebih bergizi. Gadis itu menerimanya dengan amat bahagia, lalu melahapnya dengan amat nikmat hingga habis dan tak tersisa.