Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04 Musibah Membawa Anugrah
''Tunggu!!.. tidak ada yang boleh mengusirnya dari kampung ini.'' Bentak Nek Murni. Dan langsung senyum di wajah Joko memudar seketika.
''Kenapa Nek, bukankah dia sudah melecehkan Mayang nek''. Jelas Joko dengan emosinya.
''Kalau begitu, saya akan nikahkan mereka sekarang juga.'' Ungkap Nek Murni yang membuat semua orang hening seketika. Bahkan Mayang dan Rangga langsung saling menatap.
''Apa yang Nenek katakan, Nenek yakin mau menikahkan Mayang denga Pria cacat yang yak tahu asal usulnya ini? Mungkin saja dia buronan polisi, perampok atau bahkan sudah punya anak istri. Apa Nenek ga kasian sama Mayang Nek?'' Kata Joko untuk meyakinkan Nek Murni.
''Aku percaya anak Rangga orang baik, sudah lama dia tinggal dengan kami. Tidak pernah sekalipun anak Rangga berbuat yang tidak senonoh. Dan bukankaj kalian semua juga bisa melihatnya, apakah selama ini Nak Rangga pernah membuat kesalahan? Tidak kan?, jadi saya yakin dengan keputusan saya untuk menikahkan Mayang dengan Nak Rangga.'' Jelas Nek Murni.
''Baiklah Nek, jika itu keputusan Nenek. kami harap tidak ada masalah lagi kedepannya.'' Ujar Pak Kades dan di sertai oleh anggukan semua orang kecuali Joko.
''Kurang ajar, kenapa malah jadi begini sih. Sialan kamu Rangga.'' Hujat Joko dalam hati.
Akhirnya hari itu juga Mayang dan Rangga resmi menjadi suami istri di saksikan Pak Kades dan seluruh warga Desa.
Saat ini Mayang tengah duduk di pinggir ranjang tempat tidurnya yang sekarang bersama Rangga. Kalau kemaren Mayang satu kamar dengan Neneknya, sekarang Dia akan berbagi ranjang dengan suaminya Rangga. Terlihat Mayang mengusap cincin putih yang melingkar di jarinya, cincin pernikahan yang dijadikan mahar oleh Rangga untuk menikahi Mayang karena hanya itu satu-satunya barang berharga yang dia punya. Cincin itu telah melingkar di jari kelingking Rangga sejak awal Mayang menemukannya tersangkut di sungai. Cincin itu terlihat cantik di jari manis Mayang, cincin emas putih yang bertahtakan permata yang jika dilihat secara seksama akan ada gambar kepala naga di dalamnya.
"Aku berharap kamu suami pertama dan terkahir untukku Mas Rangga. Apapun masa lalumu akan kuterima apa adanya, karena aku sungguh mencintaimu dengan tulus Mas.'' Batin Mayang dan tak terasa air mata sudah jatuh di pipinya.
''May, kenapa kamu menagis? kamu pasti kecewa karena pernikahan kita. iya kan?''. ucap Rangga yang tanpa disadari Mayang sudah duduk di sampingnya.
''Ah Mas Rangga bikin kaget aja. Siapa yang sedih, ini tuh air mata bahagia May Mas. May bahagia menjadi istri Mas, apa Mas ga suka menikah sama May? '' Terlihat wajah Mayang menjadi sedih.
Rangga meraih tangan Mayang dan memegang dagu Mayang dan kemudian mengecup dalam kening Mayang. Mayang yang terharu langsung menutup matanya dengan setetes air mata mengalir indah dipipinya. Tangan Rangga kemudian mengusap lembut pipi Mayang yang basah.
''Mas sangat bahagia bisa menjadi suamimu May, entah sejak kapan rasa sayang dan cinta sudah tumbuh di hati Mas. Mas berharap setelah ingatan Mas kembali, kamu berjanji tidak akan meninggalkan Mas ya. Mas berjanji akan selalu berada di sisi May.'' Ucap Rangga sambil membawa Mayang ke dalam pelukannya.
''May janji Mas, Apapun yang terjadi dan apapun masa lalu Mas, May akan tetap menjadi Istri Mas Rangga.'' Jawab May sambil mempererat pelukannya di dada Rangga.
Rangga dan Mayang begitu bahagia, bagi orang yang melihat mungkin musibah, tapi bagi mereka berdua adalah anugrah terindah. Rangga dan Mayang mulai sama-sama merasakan kalau mereka sekarang saling jatuh cinta.
''May...'' Rangga mulai melepaskan pelukannya terhadap May.
''Iya Mas..'' Jawab Mayang dengan menatap mata Rangga.
''Apa...apa Mas boleh--''. Rangga merasa berat untuk mengatakannya.
'' Boleh apa Mas?''. Tanya Mayang sambil tersenyum malu.
''A itu..anu, malam ini kan...''. Rangga makin gugup.
''Boleh Mas, sejak kita sah Mayang sudah ikhlas lahir dan batin menjadi istri Mas. Mayang siap''. Jawab Mayang yang tahu maksud pembicaraan Rangga.
Sontak Rangga menatap manik mata Mayang, terlihat jelas ketulusan Mayang saat mengatakannya. Perlahan Rangga memegang tengkuk Mayang dan kemudian mendekatkan bibirnya kewajah Mayang. Mayang yang mengerti lalu menutup matanya, dan menikmati setiap sentuhan bibir Rangga.
Jiwa lelakinya langsung bangkit seketika, saat Mayang mengalungkan tangannya ke leher Rangga. Tanpa jeda Rangga mulai menikmati setiap jengkal tubuh Mayang. Karena ini yang pertama bagi Mayang, Rangga melakukannya dengan perlahan sehingga membuat keduanya melayang ke puncak nirwana.
Sungguh permainan Rangga membuat Mayang melayang indah, matanya meram melek tatkala dorongan demi dorongan yang di lakukan Rangga padanya. Malam pertama yang sangat indah untuk sepasang suami istri itu, mereka habiskan malam indahnya dengan berkali-kali mencapai puncak kenikmatan teringgi dengan penuh kasih dan cinta.
Pagi-pagi sebelum matahari muncul, Mayang dan Rangga pergi mandi berdua ke sungai. Bagimana tidak, setelah pertempuran panasnya mereka harus mandi junub. Karena di rumah tidak ada kamar mandi, maka jadilah pagi sekali mereka mandi berdua ke sungai. Tidak ada kecanggungan diantara mereka, sambil mandi sesekali Rangga terlihat menggoda Mayang.
''May biar sakitnya hilang kata orang harus sering-sering main kuda-kudaannya May. Nanti kita goyang-goyang lagi yuk.'' Kata Rangga dengan tatapan menggodanya.
''Apaan sih Mas, baru semalam Mas gempur May habis-habisan. Masa pengen lagi.'' Ucap Mayang malu-malu.
''Ya habis kamu enak banget sih, pengen nambah terus.'' Jawab Rangga dengan kedipan mata menggoda Mayang.
''Ish..apaan sih, udah cepat mandinya. Ntar keburu ramai loh sungainya, ayo cepat..'' jawab Mayang sambil menghanduk rambutnya.
''Iya sayang, ga sabaran amat sih. Ntar di kasih tambah kok.'' Ucap Rangga semakin menggoda Mayang.
''ish..dasar mesum!'' ujar Mayang lagi.
Telah sebulan berlalu sejak Mayang dan Rangga resmi menjadi suami istri. Berarti sudah empat bulan Rangga tinggal bersama Mayang dan Nek Murni. Sejak resmi menikah, sejak itulah Mayang tahu kalau hampir setiap malam Rangga mengigau tidak jelas. Kadang memanggil nama seseorang, kadang juga seperti orang yang ketakutan. Setiap Mayang tanya, Rangga selalu menjawab tidak ingat.
Seperti malam ini, Ranga terlihat gelisah. Keringat bercucuran membasahi wajah dan badannya. Mayang yang terbangun langsung mengusap lembut keringat Rangga sambil berusaha membangunkan suaminya itu.
''Mas..Mas Rangga kenapa Mas? Mas..Mas bangun Mas, Mas Rangga bangun.'' Ucap Mayang lembut agar tidak membuat Rangga terlalu kaget.
Beberapa saat kemudian Rangga membuka matanya dan langsung menarik Mayang dalam pelukannya. Mayang yang kaget langsung memperbaiki posisinya agar nyaman dalam dekapan Rangga.
''Mas kenapa Mas? apa setiap mimpi Mas ini ada kaitannya sama masa lalu Mas?.'' Tanya Mayang hati-hati.
Rangga tidak menjawab, malah Dia semakin erat mendekap Mayang dalam pelukannya. Rangga merasakan dengan memeluk Mayang rasa gelisahnya menjadi hilang.
''*Maafkan Mas May, Mas belum sanggup untuk mengatakannya sekarang*.'' Bisik Rangga Dalam hati.