Dark Wife Mr. JEF

Seorang gadis cantik dengan postur tubuh tinggi semampay tengah menyusuri bahu jalan, sesekali kakinya menendang pada apapun yang menghalangi jalan termasuk botol minuman bekas.

"Ya Tuhan... Aku harus mencari uang kemana lagi untuk menebus rumah bibi," keluhnya, mengadu kepada sang pencipta.

Gadis tersebut kemudian duduk di bahu jalan, menenggelamkan kepalanya pada kedua lutut yang di tekuk.

Dari kejauhan, sebuah mobil berwarna merah tampak melaju ke arah gadis tersebut. Pengemudi mobil itu melihat gadis yang duduk di bahu jalan, membuatnya penasaran dan memutuskan menghampiri.

Gadis itu terkejut saat sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahunya, ia pun mendongakan wajahnya.

"Kau!" ucap seseorang itu saat melihat wajah gadis yang tak asing.

"Kak Mirabelle?" gadis itu langsung bangun dan berdiri, lantaran wanita yang menyentuh bahunya barusan merupakan seorang aktris besar.

Belle tentunya tidak terkejut saat gadis tersebut mengenali siapa dirinya.

"Bukannya kau pelayan di toko bunga mawar langgananku?" tanya Belle kemudian.

"Kak Belle langganan di toko bunga bekas tempatku bekerja? Tapi aku belum pernah melihat kak Belle datang kesana?"

Alih-alih menjawab pertanyaan gadis tersebut, Belle justru melontarkan pertanyaan balik padanya.

"Bekas tempatmu bekerja? Kau sudah tidak lagi bekerja di sana?"

Sorot mata senang bertemu dengan seorang aktris besar itu seketika berubah menjadi kesedihan.

Gadis itupun mengangguk lemah. "Iya, aku pecat."

Belle menatap gadis itu dengan kasihan, apalagi ia sempat mendengar jika gadis di hadapannya itu sedang membutuhkan banyak uang dengan alasan tertentu.

"Lalu sekarang kau bekerja dimana?"

"Itu dia, kak. Aku belum bisa menemukan pekerjaan baru," jawab gadis itu jujur.

Belle menatap kembali gadis itu baik-baik, mengamati setiap inci tubuhnya. Entah apa yang saat ini Belle pikirkan, sampai akhirnya ia mengulas senyum pada gadis itu.

"Namamu siapa?"

"Kimmy," jawab gadis itu dengan cepat.

"Oh, ya, Kimmy. Aku tidak sengaja dengar jika kau sedang membutuhkan uang untuk menebus rumah bibimu yang di sita rentenir. Aku bisa membantumu untuk itu."

Kalimat Belle seketika memancarkan binar kebahagiaan di wajah Kimmy.

"Benarkah?" tanyanya tak percaya.

"Iya, tapi apa kau juga mau membantuku?"

"Kak Belle butuh bantuan apa?"

"Kita bicarakan di tempat lain saja. Jika kau mau, ikut aku!"

Belle melipir pergi ke mobilnya, sementara Kimmy masih mematung di tempat. Tanpa pikir panjang lagi, Kimmy pun ikut masuk ke dalam mobil Belle.

***

Di sebuah kafe, tempat Belle mengajak Kimmy saat ini. Seorang pelayan mengantarkan minuman pesanan yang sebelumnya Belle pesan. Tidak lupa, wanita itu menggunakan masker serta kacamata hitam untuk menghindari para fans-nya.

"Kak Belle, apa yang harus aku bantu?" tanya Kimmy dengan tidak sabar.

Belle meletakkan minuman yang baru saja ia minum ke meja di hadapannya. Lalu menutup kembali masker ke wajahnya dan berganti menatap gadis di hadapannya dengan serius.

"Apa kau yakin akan membantuku?" ujar Belle sedikit ragu.

"Jika aku bisa, maka aku akan melakukan apapun agar rumah bibiku bisa di tebus," ucap Kimmy dengan mantap.

"Baiklah."

"Sekarang katakan, kak Belle. Apa yang harus aku bantu?" ulang Kimmy.

"Kau tahu kan jika aku seorang aktris yang tengah berada di puncak kepopuleran saat ini. Dan aku memiliki suami yang tampan, rumah tangga kami sudah 7 tahun. Namun kami belum di karuniai keturunan."

Kimmy menyimak baik-baik apa yang di katakan Belle.

"Dan sekarang, mertuaku menginginkan seorang cucu. Tapi aku belum bisa memberikannya dalam waktu dekat ini. Beliau memberi suamiku sebuah pilihan, yaitu menikah lagi atau bercerai denganku," imbuh wanita itu.

Kimmy sedikit terkejut mendengar cerita wanita di hadapannya. Kemudian kembali mendengarkan apa yang selanjutnya Belle sampaikan.

"Aku tidak ingin bercerai dengan suamiku, dan aku juga tidak ingin hamil dalam waktu dekat ini. Aku tidak ingin menyia-nyiakan apa yang saat ini aku milikki. Maka dari itu, aku memilih suamiku menikah lagi saja untuk melahirkan seorang anak dan cucu di keluarga Abellard. Dan, apa kau mau membantuku untuk memberikan anak itu pada suamiku?"

Kedua mata Kimmy terbelalak, ia tidak menyangka dengan penawaran dari wanita di hadapannya.

"Maksudnya, aku harus menikah dengan suamimu?" seru Kimmy.

"Iya. Jadi bagaimana, apa kau mau menerima tawaranku?"

Kimmy terdiam, bagaimana mungkin ia harus menikah dengan pria yang jelas-jelas sudah beristri.

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan memberimu waktu 3 hari. Dan jika kau menerima tawaranku-" Belle mengambil sebuah kartu nama dari dalam tasnya. "Kau bisa menghubungi nomer telpon yang tertera di kartu namaku."

Kemudian Belle beranjak pergi dari sana, meninggalkan Kimmy yang kini terkungkung dalam kebingungan.

Bersambung...