Dosenku Maduku (Why Love)

Satu bulan berlalu tidak ada yang berubah, masih sama seperti keadaan semula. Yasmin menatap wajah hafiz yang terlelap di samping nya, entah jam berapa ia pulang Yasmin sendiri tidak tahu.

Yasmin beranjak dari ranjang dan melihat pakaian kotor tergeletak di sofa, diambil nya kemeja berwarna biru muda itu.

'kenapa wangi parfum perempuan,dan seperti nya wangi ini tidak asing,tapi aku lupa siapa?'

Yasmin menghela nafas panjang. Rasa sesak memenuhi Rongga hatinya, harus kah aku curiga sama kamu bang?

sampai siang hari Hafiz belum juga bangun dari tidur nya,ini weekend seharusnya ia bisa menikmati waktu berdua dengan Hafiz.Tapi tidak, tak pernah ada weekend yang spesial semua sama saja seperti hari biasa.

"jam berapa bang Hafiz pulang?"

ucap Yasmin pada pak Harto tukang kebun sekaligus supir rumah.

"jam tiga kalau gak salah non?"

Yasmin tertegun mendengar Jawaban dari pak Harto,dari mana Hafiz? kenapa ia selalu pulang pagi?

Yasmin pergi mengendarai mobil untuk menemui ibunya Marisa, rumah nya cukup jauh dari kediaman nya, rasanya ingin mencurahkan segala sesuatu yang kini menyesakan dada nya.

Namun ia seketika menghentikan laju mobilnya dan menepi.

Yasmin anak tunggal dari Rama dan Marisa, namun kini keduanya sudah bercerai lima tahun yang lalu, Yasmin sendiri tidak tahu penyebab nya apa?

Marisa saat ini tinggal bersama sanak saudara nya di pinggiran kota,

beliau memiliki usaha sendiri yaitu membuka toko kelontong di daerah tersebut, namun seiring berjalannya waktu kondisi kesehatan nya semakin menurun.

sebelum menikah Yasmin tinggal bersama Rama karena jarak rumah Marisa jauh dengan tempat sekolah nya.

"kondisi kesehatan ibu sedikit tidak baik, apa nanti akibat nya jika aku menceritakan masalah ku padanya?"

Yasmin menundukkan kepalanya di stir mobil, berpikir sendiri dengan apa yang mengganjal di hatinya.

tak lama terdengar beberapa orang mengetuk kaca mobilnya, Yasmin mendongak dan melihat beberapa orang memanggilnya.

"Anda baik baik saja Nona?" ucap seseorang saat Yasmin membuka kaca jendela mobil.

"ya, saya baik baik saja pak?" ucap Yasmin dengan senyum tipis kemudian beranjak keluar.

dari jauh Lutfhi melihat kerumunan orang yang entah ada apa? karena penasaran Lutfhi pun menepikan motor nya.

"kami kira anda pingsan tadi?"

"saya...gak apa-apa pak, cuma istirahat sebentar!"

Luthfi mendekati dan melihat Yasmin yang sedang ngobrol dengan beberapa orang di tempat itu.

"ada apa yas?" ucap Lutfhi menghampiri, ia khawatir jika Yasmin menabrak atau tertabrak.

"kak Luthfi?"

"kamu Kenapa yas?"

"gak tadi itu Yasmin.......!"

Yasmin menceritakan semuanya kepada Luthfi dan orang yang berada di tempat itu, tak lama mereka pun bubar dari kerumunan tersebut.

"kamu udah bikin khawatir yas?"

"ya, Yasmin tahu kak...!"

"kamu sakit yas?"

ucap Lutfhi mengamati wajah perempuan itu terlihat wajah nya sedikit sembab.

"gak, Yasmin gak apa-apa kak, cuma mau ke tempat ibu!"

pernah satu kali Lutfhi berkunjung ke rumah Marisa bersama Yasmin kala itu, namun siapa sangka kini keduanya bertemu kembali seperti dulu mereka tak sengaja bertemu.

"kamu tumben bawa mobil yas?!"

"ya kak, soalnya sekarang udah mulai musim penghujan, jadi takut nya Yasmin kehujanan."

"kenapa kamu selalu sendiri Yas,kemana laki laki yang sudah merubah status kamu itu?"

"baru pulang, jadi sekarang dia masih tidur!"

"kenapa baru pulang?"

Yasmin membisu tak menjawab pertanyaan dari Lutfhi.

"ya udah aku ikuti kamu yas pakai motor!"

Jujur saja Lutfhi khawatir karena tempat tinggal Marisa cukup jauh,ia cemas dengan keadaan perempuan yang saat ini berada di hadapan nya.

"terima kasih kak!"

ucap Yasmin kemudian masuk ke dalam mobil.

'kenapa baru pulang?' Yasmin sendiri tidak tahu kenapa Hafiz selalu pulang pagi.

'haruskah ia menceritakan semuanya kepada Luthfi.. tidak..ini adalah rahasia rumah tangga nya, tak pantas jika ia mengumbar nya pada orang lain'

tak lama mereka sampai di rumah Marisa, di Samping rumah nya terdapat toko kelontong yang cukup ramai.

toko tersebut menjadi sumber nafkah bagi Marisa saat ini.

"Yas.... untung kamu kesini?" ucap Ibnu paman Yasmin, menghampiri Yasmin yang baru saja turun dari mobil.

"ada apa paman?"

"ibu mu pingsan.. sekarang belum sadarkan diri!"

mendengar hal itu Yasmin langsung berlari menuju rumah Marisa.

"bibi...ibu kenapa?"

"sakit yas, seperti nya ibu mu kelelahan?"

"Yas, bawa ke rumah sakit saja sekarang?"

ucap Lutfhi yang sudah berdiri di pintu.

"ya kak, tolong ibu..!"

Luthfi dan Ibnu mengangkat tubuh Marisa ke dalam mobil.

"Bi.. ikut ya!"

ucap Yasmin Karena ia tidak ingin ada fitnah, mengingat status nya sekarang.

"ya Yas....!"

sesampainya di rumah sakit Yasmin dan Lutfhi Langsung membawa Marisa ke ruang IGD.

Yasmin termenung melihat pintu di tutup oleh suster yang membawa Marisa masuk.

"kamu sabar Yas, kemana suami kamu yas?"

ucap Tina bibi nya.

Yasmin kembali diam,apa ia harus mengatakan jika Hafiz masih tidur di rumah!

"keluarga ibu marisa?" ucap dokter keluar dari ruangan IGD.

"ya,kami?"

"ibu marisa mengalami tekanan darah rendah dan harus di rawat dirumah sakit ini untuk beberapa hari, mengingat riwayat penyakit paru-paru yang di derita oleh ibu Marisa!"

"lakukan yang terbaik dok!"

ucap Lutfhi menjawab karena semua diam menanggapi.

Yasmin menoleh kearah Lutfhi yang berbicara dengan dokter, harus nya Hafiz yang berada di tempat itu.Tapi kenapa justru pria lain yang mengurus semuanya.

"Yas, minum dulu!" ucap Lutfhi menghampiri Yasmin yang sedang duduk di bangku ruang tunggu.

"terima kasih kak... kalau aja Yasmin punya kakak laki-laki...!"

ucap Yasmin menunduk kan kepalanya menghapus air mata yang jatuh tak tertahankan, Yasmin berusaha untuk menutupi kesedihannya di hadapan Lutfhi.

"kamu punya suami yang harus nya bisa sekaligus menjadi kakak buat kamu yas!"

"ya, tapi bang Hafiz sibuk dengan pekerjaan nya?"

"sesibuk apapun, kalau dia sayang sama kamu.

Dia akan memprioritaskan kamu yas!"

Yasmin membisu mendengar penuturan Lutfhi, ia masih sedang memikirkan langkah kedepannya untuk rumah tangga nya.

Yasmin tetap menahan diri untuk tetap menjaga rahasia rumah tangga nya, sampai ia benar benar punya bukti atas kecurigaan nya selama ini pada Hafiz. Untuk saat ini biarlah ia simpan sendiri dulu.

"kamu dimana de?" ucap Hafiz menelpon Yasmin.

"dirumah sakit, ibu sakit bang?"

"oh... kamu kerumah ibu sama siapa?"

"m.. sendiri bang, pakai mobil!"

"oh gitu...ya udah Abang kesitu!"

kemudian sambungan telepon pun terputus,

Luthfi tahu Yasmin sedang berbicara di telepon dengan hafiz.

"ya udah aku pulang ya yas?" ucap Luthfi melirik sekilas ke arah Yasmin.

"motor kak Luthfi?"

"Sama paman aja,paman juga mau pulang dulu. biar bibi yang disini temani kamu?"

"ya sudah sekali lagi terima kasih kak!"

Luthfi hanya mengangguk pelan kemudian berlalu pergi.

dengan berat hati Luthfi meninggalkan Yasmin, karena sebentar lagi Hafiz akan datang. Ia enggan melihat adegan mesra suami istri itu.

bersambung..