NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan CEO

Gadis Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: jeonfe

Dean Willis Granger cucu dari pemilik Rumah Sakit ternama Gr.Hospital. Menjadi cucu laki - laki satu - satunya dan belum menikah, membuat pria itu menerima beban tuntutan dan harus menerima akan perjodohan yang telah di atur sang kakek.

"ck ini sudah zaman modern tidak perlu perjodohan atau semacamnya" tolaknya dengan santai seraya memakai jas nya.

"Tidak, besok acara makan malam. Tidak ada penolakan Dean" ketusnya yang berlalu meninggalkan cucunya yang mematung.

***

Pertemuan dengan keluarga Ashton nyatanya merubah sudut pandang Dean. Gadis Nakal yang dia temui tempo lalu di sebuah bar nyatanya adalah calon adik iparnya. Sifatnya bertolak belakang dari saat pertama kali bertemu.

"Naomi, masih ingat denganku?" Kedua alisnya terangkat dan memberikan seringainya.

"S-siapa? Mau apa memgikutiku hah? Kau ini calon suami kak Grace!" memberikan ultmatum.

"Aku tidak berselera tidur dengan pria yang usianya lebih tua dariku" ejek Dean menirukan kalimat yang pernah diucapkan Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeonfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesal Tak Menentu

"Apa aku harus menjemputmu di bandara?" Tawa kecil terdengar di telinga Naomi. Dia menurunkan hanphonenya dan melihat ke arah balkon. Dean yang sedang mengisap rokoknya dan dengan panggilan telepon yang berlangsung.

"Sedang menelfon siapa dia? Apakah klien yang ingin dijemput. Tapi.." gumamnya mengintip ke arah balkon. Dia memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi akan Dean yang terdengar begitu megembangkan senyumnya untuk seseorang dalam panggilannya.

"Ya nanti aku akan mengajak kakek dan bertemu kedua orang tuamu" sahut Dean dalam panggilannya dan membuat Naomi tercengang.

"Menikah? Aw.. aaa. Ponselku" ucapnya menebak - nebak. Keterkejutan akan pemikirannya sendiri membuat ponselnya terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara yang membuat Dean berbalik dan menatapnya.

"He he " Naomi mengambil ponsel itu dan menunjuk dengan jari telunjuknya. Memberikan informasi dengan gerakan tangannya jika suara yang terdengar adalah akibat benda miliknya yang terjatuh.

***

"Aishh kenapa aku tidak bisa tidur. Rasa penasaranku jadi semakin menjadi - jadi" ucap Naomi yang mendudukan dirinya di ranjang. Dia tidak melihat keberadaan Dean di kamar itu. Ingatannya kembali saat berada di ruang fotocopy akan gosip yang sentar terdengar antara dokter Marissa dan juga Dean.

"Tapi kenapa tuan William mengadakan perjodohan dengan kak Grace kalau ternyata mereka memiliki hubungan. Apa karena terlalu lama LDR?" Tanya Naomi pada dirinya sendiri. Bergumam dan menyimpulkan sendiri.

Naomi memilih mengalihkan fikirannya dengan beranjak dari ranjangnya. Dia membuka perlahan pintu kamarnya dan melihat Dean yang ternyata melakukan panggilan telepon lagi. Kali ini berbeda, dia memilih menelfon di ruang tamu.

Dean melirik ke arah Naomi. Gadis itu memberikan jawaban dengan menunjuk ke arah Dapur. Dia mencoba mencari celah untuk tetap di tempatnya dan mendengar akan kalimat yang terucap. Dia menggunakan air minum sebagai alibinya. Dia membuat susu hangat di dapur dan mengaduknya cukup lama.

Kalimat yang diucapkan Dean pun tak terdengar. Hanya sebatas "Hmm.." "Iya.. " "Aku mendengar"  membuatnya ambigu. Dean melirik ke arah dapur, seketika pandangan Naomi beralih ke arah segelas susu di tangannya. Dia meneguk perlahan susu tersebut. Dean berdiri dan masih memegang ponselnya, berjalan menuju ke arah pintu dan keluar.

Gadis itu tidak terima dan seperti penghinaan yang dia dapati. *BRUUK* Naomi meletakkan gelas susu tersebut dengan cukup keras hingga sedikit air di dalamnya meluap keluar.

"Hah. Apa yang salah denganku? Dia mau menelfon sayang sayangan juga bukan urusanku. Berlebihan sekali sampai keluar mencari tempat sepi" ucap Naomi yang kesal. Tingkah Dean kali ini benar  - benar membuatnya jengkel.

Dia segera mengambil kembali gelas tersebut dan meneguknya hingga habis. Kekesalan yang dia dapat cukup membuatnya jengah dan memilih untuk tidur.

***

Beberapa hari ini Naomi menghindar dari Dean, entah perasaan apa yang belum bisa ditafsirkan olehnya. Dia kembali ke apartement saat malam tiba, saat dirinya hanya tinggal merebahkan diri di ranjang.

Dean yang menawarinya berbagai makanan dan minuman seperti biasanya pun selalu di tolak. Bahkan Naomi cenderung ketus menjawab pertanyaan sederhana dan biasa dari Dean.

"Aku akan pulang malam karena lembur. Kamu bisa memesan pesan antar sendiri" ucap Dean saat mengancingkan lengan kemejanya. Naomi yang sedang bersiap pergi bekerja dengan mengikat rambutnyapun melirik tajam dan berdesis tidak suka.

"Iya aku tahu . Aku bukan anak kecil !" jawabnya dengan nada yang sedikit meninggi. Membuat Dean terheran akan perubahan sikap Naomi akhir  - akhir ini yang  dia nilai berubah.

Dean menghela nafasnya, dia memaklumi perbedaan usia enam tahun dengannya membuat pria itu memilih mengalah. "Ayo berangkat" ucapnya mengajak Naomi yang seperti biasanya berangkat bersama. Walau nantinya Naomi akan turun terlebih dahulu di pemberhentian halte bus di dekat Rumah Sakit.

"Aku akan naik bus" ucap Naomi mengalungkan tasnya ke bahunya. Mengambil ponselnya dan pergi meninggalkan Dean yang terheran di kamar.

Naomi menyenderkan kepalanya pada kaca bus yang dia naiki, kedua tangannya melipat dan air pods yang terpasang di kedua telinganya. "Menyebalkan sekali pria itu. Aku hanya tidak ingin mengganggu saja, harusnya dia senang. Setelah gaji magangku turun sepertinya aku harus mencari apartement sendiri" gumamnya dengan gerakan bibirnya tanpa suara.

"Aishh pria pemain ternyata. Untuk apa dia menciumku seperti itu kalau dia sudah memiliki kekasih" ucapnya lagi dalam hati berceloteh. Dia mengingat akan ciumannya yang terjadi di sofa apartement.

Fikirannya berganti secara acak, ada kekesalan dan amarah yang sedang berkolaborasi baik sekarang. Hatinya terus menggerutu dan memberikan penilaian negatif pada pria yang sebelumnya dia nilai baik hati.

"Lelaki tua memang selalu seenaknya" gumamnya lagu menghardik. Menghubungkan lada mantan kekasihnya yang seenaknya padanya hanya karena usianya lebih muda darinya. Berkencan dengan banyak wanita dan menganggapnya seorang penggemar biasa.

"Shiitt" kesalnya jika harus mengingat lelaki tua yang pernah dia banggakan sebagai kekasihnya.

Dean mengikuti dari belakang akan bus yang ditumpangi Naomi. Pria itu merasa kebingungan akan sikap Naomi. "Gadis nakal itu benar - benar mengganggu fikiranku" ucapnya dengan sunggingan senyumnya. Pandangannya tertuju ke depan. Ke arah bus yang melaju menuju ke arah Rumah Sakit.

***

Naomi berjalan menuju area lantai kantin Rumah Sakit. Biasanya dia pergi bersama Grace kakaknya. Kali ini dia memutuskan sendiri. Rekan staff yang seruangan dengannya benar - benar senior dan memiliki jenjang usia cukup jauh dengannya. Membuatnya tidak memiliki keleluasaan untuk berbaur layaknya teman sebaya yang akrab.

"Aku akan pergi ke ruangan presdir dulu" suara seorang staff yang datang dari arah luar. Sepertinya dia baru saja menyelesaikan pekerjaan

"Robby sepertinya presdir sedang pergi. Tuan William juga tadi sempat ke sini. Aku mendengar tentang bandara" ucap salah satu dokter yang berada disana.

"Ah, baiklah . Kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku dulu. Sepertinya kita akan segera mendapat undangan dari presdir ha ha" sahutnya yang menanggapi itu dengan candaan.

Gadis itu mendengar jelas setiap gosip yang beredar di dekatnya. Dia merasa tidak suka akan gosip ini. Dia memiliki mood yang buruk. Melihat makanan yangbada di depannya bukan lagi santapan yang memggiurkan seperti bayangannya tadi.

***

"Kakek William, Dean.. ternyata kalian benar  - benar datang ke bandara. Ha ha aku hanya bercanda" ucapnya yang terlihat senang akan kedatangan dari kedua orang yang sempat dia hubungi beberapa waktu yang lalu jika dia akan kembali ke tanah air.

"Ah tidak, kami senang. Apalagi kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami" ucap William tersenyum.

"Syukurlah kalian datang dengan selamat. Sebaiknya kita langsung kembali saja" ucap Dean mengajak.

"Ya benar. Dean bawakan tas Marissa" ucap William memerintah, dia melihat tas yang berukuran cukup besar berada di tangan Marissa.

"Ah tidak perlu kek. Ini tidak berat" ucap Marissa yang berusaha menolak.

"Biar saja dia yang membawa. Kamu juga berikan koper itu padanya saja" ucap William menginstruksi.

Dean tidak memiliki daya dan upaya untuk protes. Dia memilih menuruti keinginan sang kakek.

1
Nor Janah
lanjut thor
Nor Janah
cucu pa William di apart sama cewek pak, nikahkan sja mereka pak🤭
Nor Janah
udah jadian 🤭
Nor Janah
lanjut...
thor
Nor Janah
lanjut Thor, aku suka novelnya
naruto🍓
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
Fannya
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Gatita✨♥️😺
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!