Etnauri Renata wanita luar biasa yang menghabiskan separuh umurnya untuk mengejar cinta Thunder Routhbone, pria dingin yang bahkan tidak pernah menoleh ke arahnya. Akankah Etna berhasil meluluhkan hati Thunder?
DISCLAIMER
Cerita ini merupakan karya fiksi dan murni karangan penulis. Apabila terdapat kesamaan latar, penokohan, dan unsur lain dalam cerita bukan merupakan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsje Artemis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
"Gak ada yang balikan, gak ada yang putus juga. Udah ya gua duluan"
"Ada yang mau gua omongin"
'Gak ada yang perlu gua dengar"
Etna beranjak dari tempat tersebut, membayar makanannya dan pulang. Terserah apa pendapat Tania, lagi pula mereka tidak seakrab itu.
Selain Clarisa calon ibu mertuanya, Tania juga termasuk salah satu yang menentang pertunangan mereka. Gadis itu sengaja menumpahkan minuman ke bajunya saat acara Routhbone Oil Company, Tania juga menuduhnya menguna-gunai Thunder sehingga pria itu mau saja bertunangan dengan dirinya.
Tania menuduhkan sesuatu yang tidak berdasar dan tidak masuk akal. Jika dia menguna-gunai Thunder mungkin sekarang mereka sudah punya dua anak dan sedang merencanakan anak ketiga. Saking bencinya gadis itu sampai menutup mata atas fakta dirinya diabaikan bertahun-tahun oleh orang yang dipanggilnya kakak.
Etna sadar, jurang antara dirinya dan keluarga Thunder sangat besar. Dia membayangkan jika mereka menikah nanti mungkin dirinya akan panen sakit hati karena perlakuan keluarganya.
Etna sampai di depan rumah dan melihat pintu rumanya terbuka tanda ayah dan ibunya sudah pulang. Dia masuk dan meletakan tasnya di atas sofa ruang televisi. Etna duduk di lantai dan menyadarkan kepalanya ke sofa sambil menyalakan televisi.
"Nih buat kamu"
Naomi menyerahkan sebuket bunga kepada putrinya.
"Aku gak mesan buket bunga mih"
Etna menyodorkan buket bunga tersebut kembali pada maminya.
"Ini yang anter katanya buat kamu. Tuh ada tulisannya coba di baca"
Etna membaca tulisan yang tertera pada kartu yang tergantung di tangkai bunga tersebut.
untuk masa depanku Etnauri Renata
24 November 1987
_Thunder Routhbone_
Jadi Thunder sudah tahu tanggal lahirnya, pasti mamanya yang memberitahu pria itu. Sekalipun Naomi bilang akan mengenalkan dirinya pada lelaki lain, namun Etna tahu jauh di lubuk hatinya Naomi masih menyimpan harapan terhadap pertunangan ini.
Etna berjalan menuju halaman depan rumahnya dan membuang bunga tersebut pada tong sampah. Thunder bukan pria yang peduli dengan orang lain apalagi orang sejenis Etna yang sejak awal sudah di blacklist dari kehidupan Thunder. Mungkin saja orang iseng yang simpati dengan kisah cintanya. Etna meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarnya.
Naomi yang melihat Etna membuang bunga tersebut heboh memberitahukan pada suaminya.
"Papi lihat deh, itu bunganya langsung di buang mami lihat sendiri"
"Mi, udah. Jangan campurin urusan mereka berdua. Kita udah cukup bikin mereka jadi korban pertunangan. Sekarang biar mereka selesaikan masalah mereka sendiri. Lagian mereka juga udah bukan anak kecil yang harus di tuntun"
"Tapi pi..."
"Etna akan cerita kalau memang itu perlu diceritakan"
Naomi cemas melihat kelakuan putrinya. Dia sempat mencuri-dengar pembicaraan putrinya kemarin bahwa kencan mereka tidak berjalan lancar. Naomi juga menangkap Etna seperti sudah lelah dengan sikap Thunder dan menyerah pada pertunangan ini.
Naomi memang mendukung putrinya untuk mencari laki-laki lain, dibandingkan bertahan pada pertunangan yang belum jelas arahnya. Melihat Thunder muncul di rumahnya minggu lalu mengoyahkan hati Naomi. Sebagai calon mertua, kedatangan calon mantu yang tidak disangkanya membuyarkan stigma negatifnya.
Dia berharap putrinya memberi kesempatan kedua pada calon mantunya. Harapannya menjadi pupus saat putrinya menampakan sikap tidak peduli.
Berbanding terbalik dengan Naomi, Genaro menyerahkan semua keputusan kepada putrinya. Apapun keputusan putrinya nanti dia akan tetap mendukung putrinya bahkan jika putrinya memilih untuk mundur dari pertunangan ini.