NovelToon NovelToon
Legenda Semesta Xuanlong

Legenda Semesta Xuanlong

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Epik Petualangan / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:38.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)

Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".

Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.

Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 30

Ruang Meditasi Rahasia (Di balik mural dinding).

Pintu batu di belakang mural tertutup rapat kembali, menyegel suara teriakan Wang Teng di luar. Ye Chen akhirnya membiarkan tubuhnya merosot ke lantai.

"Hah..." Ye Chen menghela napas panjang, menahan rasa perih di bahu kirinya.

Ruangan rahasia ini sempit, hanya cukup untuk tiga orang, tetapi udaranya sangat murni. Dindingnya dilapisi kristal bercahaya yang menstabilkan pikiran.

"Kakak, lukamu berdarah lagi!" Long Yin berlutut di sampingnya, panik.

"Aku baik-baik saja. Pedang ini..." Ye Chen menepuk Pedang Naga Langit di pangkuannya. "...sudah memberiku cukup energi kehidupan dari boneka-boneka tadi untuk bertahan."

Ye Chen menyerahkan Teratai Bintang Sembilan Kelopak kepada Long Yin. Bunga itu memancarkan hawa dingin yang menusuk tulang, membuat alis Long Yin tertutup bunga es tipis hanya dengan memegangnya.

"Makan satu kelopak sekarang," perintah Ye Chen tegas. "Sisa delapan kelopak simpan di cincin ruangmu. Jangan membantah."

"Tapi Kakak yang bertarung..."

"Yin'er," Ye Chen menatap mata gadis itu dalam-dalam. "Musuh di luar sana semakin kuat. Aku bisa melindungimu dari pedang, tapi aku tidak bisa melindungimu dari takdirmu sendiri. Kau punya bakat elemen ganda yang menakutkan. Jangan sia-siakan."

Mata Long Yin berkaca-kaca. Dia mengangguk, memetik satu kelopak kristal bening itu, dan memasukkannya ke mulut.

GLUP.

Seketika, tubuh Long Yin kaku.

"Dingin..." bisiknya.

Kulit putihnya berubah menjadi transparan seperti es. Rambut hitamnya perlahan berubah warna di ujungnya menjadi biru muda. Aura Ranah Pembuka Bintang Tahap 9 miliknya bergolak liar.

Di belakangnya, bayangan Naga Es samar meraung tanpa suara.

Ye Chen mundur ke sudut ruangan, membiarkan gadis itu bermeditasi.

"Teroboslah," bisik Ye Chen. "Jadilah Ratu yang seharusnya."

Sementara Long Yin berkultivasi, Ye Chen mengeluarkan Kotak Kayu dan Pecahan Kunci yang ia curi tadi.

Ia mendekatkan pecahan logam bergerigi itu ke Cincin Perak di jarinya.

ZING!

Cincin itu bersinar. Sebuah proyeksi peta hologram kecil muncul dari cincin itu, menampilkan struktur utuh Reruntuhan Bintang Kuno.

Di peta itu, ada tiga lubang kunci yang tersebar di lokasi berbeda.

"Tiga kunci..." gumam Ye Chen. "Ini baru satu pecahan. Dan sepertinya... ini kunci untuk membuka Gudang Senjata Utama."

Ye Chen menyimpan pecahan itu. Matanya kemudian beralih ke pintu batu. Dia bisa mendengar suara hantaman samar dari sisi lain. Wang Teng sedang mencoba menjebol pintu.

"Semoga beruntung dengan itu," Ye Chen menyeringai. Pintu ini dilindungi formasi kuno. Tanpa merusaknya dari dalam, butuh kekuatan Ranah Transformasi Bintang untuk membukanya dari luar.

Ruang Teratai (Sisi Luar).

"SIALAN! SIALAN! SIALAN!"

Wang Teng menebaskan pedangnya ke dinding batu mural itu berkali-kali, hanya menghasilkan percikan api. Dinding itu tidak bergeming.

Ruangan itu kosong. Tanaman obatnya hilang. Kotak harta karunnya hilang. Dan musuh bebuyutannya lolos tepat di depan matanya.

"Tuan Muda Wang," ucap salah satu pengikutnya gemetar. "Kita... kita harus pergi. Pasukan Sekte Darah masih di belakang..."

"DIAM!" Wang Teng berbalik, menampar pengikutnya itu hingga terpental. "Aku tidak akan pergi sebelum melihat mayat Ye Chen! Dia mengambil milikku! Dia mempermalukanku!"

Tiba-tiba, suhu di ruangan itu naik drastis. Bau amis darah yang kental memenuhi udara.

Dari lorong tempat mereka datang, sesosok pria tua berjubah merah compang-camping berjalan masuk. Wajahnya pucat, dadanya hangus bekas ledakan, dan matanya menyala gila.

Tetua Jubah Darah.

Murid-murid Wang Teng mundur ketakutan.

"Tetua Iblis..." Wang Teng memegang pedangnya, tapi tangannya gemetar. Dia tahu dia bukan tandingan monster Ranah Inti Bintang ini, meskipun monster itu terluka.

Tetua Jubah Darah tidak menyerang. Dia menatap dinding mural tempat Ye Chen menghilang, lalu menatap Wang Teng.

"Bocah Sekte Pedang," suara Tetua itu serak dan berbisa. "Tikus kecil itu... dia membawa lari sesuatu yang sangat penting bagiku."

Wang Teng menelan ludah. "D-Dia juga mengambil barangku."

Tetua Jubah Darah menyeringai, memperlihatkan gigi yang diasah runcing.

"Kau ingin dia mati. Aku ingin dia mati. Dan kita sama-sama tidak bisa menembus dinding ini sekarang."

Tetua itu melempar sebuah Batu Hitam ke kaki Wang Teng.

"Itu adalah Bom Penghancur Formasi. Cukup untuk meledakkan dinding ini. Tapi butuh waktu sepuluh menit untuk diaktifkan."

Wang Teng menatap bom itu, lalu menatap Tetua Iblis.

"Kau... ingin bekerja sama?" tanya Wang Teng ragu. Bekerja sama dengan Sekte Darah adalah kejahatan berat yang bisa membuatnya dieksekusi oleh sektenya sendiri.

"Pilihan ada di tanganmu," kata Tetua itu. "Kau bisa mati di sini oleh tanganku sekarang... atau kau membantuku menangkap tikus itu, dan aku akan membiarkanmu memberikan serangan terakhir padanya."

Wang Teng menatap dinding batu itu dengan kebencian mendalam. Bayangan wajah tenang Ye Chen yang selalu meremehkannya membakar akal sehatnya.

"Baik," kata Wang Teng, memungut batu hitam itu. "Persetan dengan aturan sekte. Aku ingin kepalanya."

Aliansi terlarang antara Murid Inti dan Tetua Iblis pun terbentuk.

Satu Jam Kemudian, Ruang Rahasia.

KRAK!

Suara sesuatu yang pecah terdengar dari tubuh Long Yin.

Suhu di dalam ruang sempit itu turun hingga minus derajat. Dinding batu tertutup lapisan es tebal.

Long Yin membuka matanya.

Mata kanannya (Biru) kini bersinar seperti berlian. Mata kirinya (Emas) memancarkan wibawa yang menekan.

Dia bukan lagi Pembuka Bintang.

Ranah Pengumpul Bintang - Tahap 2.

Dia melompat dua tingkat besar hanya dengan satu kelopak bunga!

"Kakak!" Long Yin berdiri, merasa tubuhnya ringan dan penuh kekuatan elemen. "Aku berhasil!"

Ye Chen tersenyum bangga. "Bagus. Kau jenius sejati, Yin'er."

Namun, senyum Ye Chen menghilang saat merasakan getaran di dinding.

BOOOM... BOOOM...

Getaran itu semakin kuat. Dan Ye Chen bisa merasakan aura jahat yang familiar dari balik dinding.

"Mereka mencoba meledakkan pintu," kata Ye Chen, berdiri dan menghunus pedangnya. "Wang Teng benar-benar sudah gila, bersekutu dengan iblis itu."

Ye Chen melihat ke ujung lain ruangan rahasia itu. Ada sebuah lorong menurun yang mengarah ke suara gemuruh air.

"Kita tidak bisa melawan mereka di ruang sempit ini. Tetua itu masih terlalu kuat untukku," analisis Ye Chen. "Kita harus memancing mereka ke tempat yang lebih berbahaya."

Ye Chen menunjuk lorong gelap itu.

"Yin'er, siap lari?"

Long Yin mengangguk, menciptakan sebuah Tombak Es di tangannya. "Aku siap bertarung."

"Bagus."

DHUAAAAAAAAARRRR!

Dinding di belakang mereka meledak hancur. Asap dan debu memenuhi ruangan.

Dari balik asap, Wang Teng dan Tetua Jubah Darah melangkah masuk bersamaan, wajah mereka penuh kemenangan yang kejam.

"KETEMU KAU!" teriak Wang Teng.

Ye Chen tidak menunggu. Dia melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa di neraka!"

Ye Chen dan Long Yin melompat masuk ke lorong gelap itu, meluncur turun seperti perosotan menuju perut bumi yang lebih dalam.

Wang Teng dan Tetua Jubah Darah mengejar tanpa ragu.

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
⚔️🍄🦀
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Njoooooost 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makjlebz 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Menarik🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Ketemu habitat🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink 🦀🍄
Eka suci
kelompok manusia barbar ini seperti manusia biasa yg tidak bisa kultivasi jadi mengandalkan otot
aleena
ahaa maen petak umpet🤣🤣
Eka suci
kalau dulu ye chen yg selalu nurut sama long yin disini sebaliknya 👍
Eka suci
udah lumpuh aja masih bilang milikku 😏
MyOne
Ⓜ️🤜🏻💥🤛🏻Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️😁😁😁Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️💥💥💥Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️🙄🙄🙄Ⓜ️
Nanik S
Bantai semua untuk pupuk di tanah suku Bar bar
Nanik S
Akhirnya bangun juga Ye Chen
Nanik S
Mengambil jantung kembali
Nanik S
Waktunya makan malam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!