Setting Latar 1970
Demi menebus hutang ayahnya, Asha menikah dengan putra kedua Juragan Karto, Adam. Pria yang hanya pernah sekali dua kali dia lihat.
Ia berharap cinta bisa tumbuh setelah akad, tapi harapan itu hancur saat tahu hati Adam telah dimiliki Juwita — kakak iparnya sendiri.
Di rumah itu, cinta dalam hati bersembunyi di balik sopan santun keluarga.
Asha ingin mempertahankan pernikahannya, sementara Juwita tampak seperti ingin menjadi ratu satu-satunya dikediaman itu.
Saat cinta dan harga diri dipertaruhkan, siapa yang akan tersisa tanpa luka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syok 30
Cuit cuit cuit
Suara burung berkicau menandakan pagi sudah datang. Adam perlahan membuka matanya. Namun ada yang terasa aneh ketika dia hendak bangun, dadanya terasa sedikit berat. Adam pikir karena itu efek dirinya yang berguling-guling jadi tubuhnya terasa tidak nyaman.
Tapi saat matanya terbuka sepenuhnya, Adam terkejut bukan main. Mendapati dirinya yang sudah telanjangg dada, dan di dadanya bersandar Asha yang juga tidak mengenakan pakaian atasnya. Asha menggunakan kain bajunya untuk menyelimuti tubuh bagian atas mereka.
"A-apa ini?"ucap Adam terbata. Wajahnya memerah karena seketika terasa ada panas yang menjalar pada tubuhnya.
"A-Asha,"panggil Adam perlahan. Ia memejamkan matanya agar tidak melihat tubuh bagian atas milik Asha yang polos.
Sebenarnya ini sungguh lucu. Sebelumnya Adam sudah pernah menggantikan Asha baju, tapi sekarang dia sangat malu sekali dengan penampilan Asha yang ada dalam dekapannya.
Adam seolah tak kuasa melihat tubuh istrinya yang polos itu.
"Hoaaam Mas, kamu sudah bangun. Coba aku lihat, aaah syukur alhamdulillah kamu sudah tidak panas,"ucap Asha santai. Dia juga bangun dengan begitu tenang tanpa melihat bahwa dirinya tidak mengenakan baju.
"A-apa aku demam makanya kamu melakukan ini? Dan Sha, pa-pakai dulu bajumu. I-itu~"
Adam sungguh tidak bisa melihat tampilan Asha. Dia memejamkan matanya dengan sangat rapat.
Sedangkan Asha tersenyum simpul. Ingin sekali dia mengerjai suaminya itu, namun situasi mereka saat ini sangat tidak pas untuk bercanda.
"Iya, semalam kamu panas tinggi. Aku sudah berusaha mengompres mu, tapi panasnya tak kunjung turun. Dan aku menggunakan cara ini, maaf kalau kamu terkejut,"jelas Asha sambil kembali mengenakan bajunya.
"T-tidak apa-apa. Tidak perlu minta maaf. Terimakasih ya,"sahut Adam. Wajahnya masih bersemu merah. Sejenak dia bisa merasakan kehangatan dari tubuh Asha yang menempel padanya tadi.
Asha segera bangun, Setidaknya dia harus membuat sarapan untuk mengisi perut mereka. Asha melihat ada beras dimana itu cukup untuk makan mereka berdua. Hanya saja permasalahannya tidak ada lauk untuk menemani sang nasi.
"Mas, aku mau nanak nasi, tapi mungkin kita cuma akan makan nasi saja,"ucap Asha. Dia memperlihatkan beras yang akan dimasaknya.
"Tak apa, aku akan coba ke sungai untuk mencari ikan. Di luar gubuk, aku melihat sebuah jaring. Siapa tahu aku bisa menangkap meski cuma satu ekor," sahut Adam. Meski tak yakin apakah dia bisa melakukannya atau tidak, tapi setidaknya Adam merasa harus mencobanya lebih dulu.
"Tapi Mas, kamu baru saja demam semalam," ucap Asha khawatir. ia tahu betul bagaimana semalam Adam menggigil karena demam. Ia takut jika suaminya akan demam lagi.
"Tenang saja, aku sudah sembuh. Ya sudah aku keluar dulu. Semoga tidak akan lama,"sahut Adam yakin.
Dia pun melenggang pergi menuju ke sungai yang jaraknya tidak jauh dari gubuk.Selagi Adam mencari ikan, Asha mulai menanak nasi. Dia sungguh bersyukur karena gubuk ini sangat membantu. Asha berjanji bahwa dia akan mengganti semuanya nanti jika mereka sudah pulang ke rumah. Asha bahkan akan memberikannya lebih.
Fyuuuh
Wanita tersebut menghembuskan nafasnya ketika nasi yang dia nanak sudah matang. Ia lalu melihat ke arah pintu, berharap suaminya segera datang namun ternyata tak juga datang.
"Mas Adam kok lama sekali," ucapnya khawatir. Asha kemudian berjalan keluar. Dia melihat ke sekeliling, namun sosok Adam tak nampak barang seujung rambut pun.
Deg deg deg
Jantungnya berdetak sangat cepat. Perasaan takut seketika menyelimuti tubuhnya.
"Jangan-jangan sesuatu terjadi sama Mas Adam?" ucapnya. Pikirannya langsung berkelana kemana-mana. Dan dengan pikiran khawatirnya itu, Asha berjalan menuju ke arah sungai.
"Mas!!! Mas Adam!!" teriak Asha memangil suaminya. Wajahnya nampak pucat sekali karena pikiran yang buruk. Asha takut kalau-kalau Adam terpeleset saat menangkap ikan dan hanyut.
"Maaaas!! Mas Adaaam, jawab aku Mas!" teriaknya lagi. Kali ini Asha bahkan menangis. Dia sungguh takut.
Hiks
"Sha? Kamu kenapa?" tanya Adam yang datang entah dari arah mana.
Greb
Asha langsung memeluk erat suaminya. Dia menangis sejadi-jadinya.
"Aku di sini, aku tidak kemana-mana. Maaf membuatmu takut," ucap Adam. Dia sadar dirinya pergi terllau lama dan hal tersebut membuat Asha takut.
"Aku pikir kamu kenapa-napa, Mas,"ucap Asha yang masih ada di pelukan Adam
"Iya, maaf. Aku salah. Aku tadi mencari ikannya sampai tidak sadar sudah jalan terlalu jauh. Ya sudah mari kita kembali ke gubuk," ajak Adam.
Asha menganggukkan kepala, mereka berdua berjalan bersama menuju ke gubuk. Sesampainya di sana, Asha langsung membersihkan ikan yang dibawa oleh Adam. Ikan yang dihasilkan sekitar tiga ekor. Selain ikan, ada juga beberapa udang sungai.
Asha begitu cekatan melakukannya membuat Adam takjub. Dia tidak pernah melihat Asha memasak maka dari itu Adam merasa bahwa istrinya begitu luar biasa.
"Nah Mas, mari makan. Tidak seistimewa seperti ketika kita di rumah, tapi setidaknya cukup untuk membuat kita bertenaga," ucap Asha sambil menghidangkan makanan yang selesai dia masak.
"Tidak Sha, ini lebih luar biasa dari pada yang ada di rumah. Terimakasih Asha, terimakasih istriku," ujar Adam dengan senyum lebarnya. Ia juga mengusap lembut kepala Asha yang membuat Asha merasa sangat senang.
Ternyata dibalik musibah yang mereka alami ada hikmah di dalamnya. Hubungan yang semakin dekat dan juga keduanya bisa saling mengandalkan satu sama lain.
Tapi selain itu, Adam memikiki pemikiran lain terhadap kecelakaan yang dialaminya. Adam merasa bahwa kecelakaan ini bukanlah kecelakaan biasa
Dia bisa merasa bahwa orang yang ada di dalam jeep itu memang sengaja menabrak mobilnya. Atau bisa disimpulkan bahwa dia dan Asha memang sengaja untuk dicelakai.
"Tapi siapa kira-kira orang itu. Aku merasa tidak punya musuh baik di desa ini maupun di kampus?" batin Adam. Dia berpikir keras tentang orang yang memiliki niat buruk terhadap dirinya dan juga Asha.
"Mas, sedang memikirkan apa?" ucap Asha yang membuat Adam terkejut.
"Oh tidak, tidak ada. Aku hanya sedang berpikir, kira-kira kapan kita harus mulai bergerak. Hari ini atau besok," sahut Adam. Dia tidak ingin membuat Asha kepikiran dengan isi kepalanya itu. Maka dari itu Adam tidak akan mengungkapkan dugaan nya itu.
"Bagaimana kalau besok pagi saja, Mas. Kita pulihkan tenaga kita. Setelah makan kita istirahat penuh agar besok bisa berjalan sampai ke rumah,"usul Asha.
"Baiklah, itu ide yang bagus. Mari kita makan dan istirahat setelahnya," sahut Adam setuju dengan ide sang istri.
TBC
Tetap waspada dan peka dengan sekitar ya dam asha!