NovelToon NovelToon
Paman, Ayo Kita Menikah

Paman, Ayo Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: shafrilla

Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dasar raksasa mesum.

Sierra terbaring di kamar Xavier, matanya perlahan terbuka. Namun, bayangan percakapan paman dan bibi itu terus menghantui benaknya, membuat pikirannya berputar penuh kebingungan. Pandangannya kosong menelusuri sudut ruangan yang asing baginya.

“Jangan-jangan... aku sudah dijual...” gumamnya dengan suara bergetar, seperti menelan kepahitan yang begitu pahit. Dengan tubuh gemetar, dia mencoba duduk sambil memijit pelipisnya yang berdenyut kencang. Namun, ucapan itu terhenti saat ingatannya tiba-tiba menghitam.

Kilasan upayanya melarikan diri tadi menyeruak dalam benak, tapi tiba-tiba semua jadi kabur, hilang tanpa jejak. Sierra merasa terjebak dalam labirin gelap, di mana dirinya sendiri menjadi sandiwara yang tak berujung antara harapan dan kenyataan yang mengancam.

"Kenapa aku bisa ada di kamar ini? Jangan-jangan..." Sierra menahan napas, ketakutan dan kecemasan merayapi pikirannya tanpa henti. Tangannya gemetar saat ia turun dari ranjang, tubuhnya kaku penuh ketegangan. Namun saat ia berbalik, sesosok pria berdiri tepat di depannya hanya memakai handuk yang melingkar erat di pinggangnya.

Detak jantung Sierra seakan terhenti, matanya terpaku pada siluet yang samar itu, perasaan campur aduk antara takut dan penasaran menyesakkan dada. Tatapan matanya menanjak pelan-pelan, menembus kabut kebingungan. Dan saat ia menatap wajah pria itu, dunianya berguncang, udara terasa sesak, dan seolah waktu berhenti sejenak di antara mereka.

“AAARRRGGHH!!!”

Seketika, teriakan menggema dengan dahsyat hingga mengguncang seluruh kamar. Xavier yang kaget, tanpa sadar ikut berteriak, lalu buru-buru menutup mulut Sierra dengan tangan besarnya.

“Diam! Kenapa sih harus teriak gitu?!” Xavier mendesak, napasnya masih tersengal.

Sierra memberontak, mencoba melepaskan tangan Xavier, “Lepas, Xavier! Aku gak teriak sembarangan!”

Namun tiba-tiba, handuk yang melilit di pinggang Xavier terlepas dan terjatuh. Sierra, yang tak jauh dari situ, terdiam menatap handuk yang jatuh itu dengan mata membelalak. Sementara itu, Sierra yang berdiri dekat Xavier, juga terperangah, sama-sama menatap sesuatu yang seharusnya tidak pernah mereka lihat.

“Hah, ini... apa-apaan sih?!” Sierra akhirnya putuskan berkata dengan suara gemetar. Xavier dan Sierra saling pandang, menyadari momen canggung yang tiba-tiba mengisi kamar itu.

"Aaaaaa!!!" teriak Sierra sampai suaranya menggelegar ke seluruh kamar. Tangannya cepat meraih bantal dari ranjang, lalu dia hentakkan ke tubuh Xavier dengan penuh amarah. "Dasar gorila mesum! Dasar raksasa tak tahu diri! Apa-apaan yang sudah kamu lakukan padaku?!" teriaknya lagi sambil terus memukul Xavier secara brutal.

Xavier yang sudah sigap langsung mengambil handuk di dekatnya, lalu dengan cepat melilitkannya ke tubuhnya. "Hei sarang lebah, jangan salah paham! Aku nggak ngapa-ngapain kok!" jawabnya dengan suara tenang tapi tegas.

"Kalau kamu nggak ngapa-ngapain, kenapa aku harus marah setengah mati gini? Kamu pikir aku bisa tinggal diam lihat kamu kayak gitu sama aku?!" seru Sierra, napasnya tersengal-sengal karena emosi.

Xavier menghela napas panjang. "Dengar, aku cuma... ya, nggak sengaja ketemu kamu seperti ini. Aku ngak ngapa-ngapain sama kamu, aku nggak bakal berani melakukan sesuatu yang aneh-aneh," ujarnya menenangkan.

"Tapi tidak bodoh! Jangan pikir aku bodoh," balas Sierra tajam sambil menatap tajam ke arah pria itu. "Kalau kamu punya hati, jangan buat aku jadi korban selanjutnya!"

Xavier hanya bisa menunduk pelan, tahu kemarahannya benar-benar terluka dan perlu dijawab dengan sikap lebih jelas. "Hei sarang lebah. Aku akan buktikan kalau aku bukan seperti yang kamu kira."

"Lalu, jika kamu tidak melakukan sesuatu kepadaku? kenapa aku ada di sini?"tanya Sierra.

Xavier melangkah masuk ke kamar mandi dengan langkah berat, menutup pintu di belakangnya dengan suara yang sedikit menggema. Ia menatap bayangannya sendiri di cermin, menarik napas panjang sebelum dengan sigap mengenakan pakaiannya satu per satu kemeja putih yang rapi, celana hitam yang pas di tubuhnya. Setelah selesai, ia membuka pintu kamar mandi dan keluar dengan tatapan penuh amarah yang sulit disembunyikan.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu," suara Xavier terdengar dingin dan penuh tantangan. "Kamu keluar-keluar setelah itu pingsan dipelukanku, kamu itu punya niat tidak baik padaku, ya?"

Mata Sierra membelalak, bulat dan tajam seperti elang yang sedang mengincar mangsa. Mulutnya meruncing, membentuk garis tipis penuh ketegasan yang membuat suasana seketika tegang. "Dasar pria mesum."

"

Kembali Xavier membalas dengan nada yang tidak kalah panas, "Enak saja kamu bicara! Aku punya niat tidak baik apa padamu? Dasar pria tua tidak tahu diri, beraninya kamu menuduhku!"Keduanya berdiri berhadapan, mata mereka saling menancap penuh emosi, tubuh sedikit maju mundur seakan siap meledak kapan saja. Ruang kecil itu seolah berubah menjadi medan perang kata-kata, di mana kebanggaan dan prasangka saling beradu tanpa ampun.

"Ya, seharusnya aku yang menuduhmu! Apa yang sudah kamu lakukan padaku? Jangan-jangan kamu...," suara Sierra tercekat. Tangisnya meledak tanpa terkendali, air mata deras mengalir di pipinya yang pucat. Melihat itu, Xavier terguncang, seluruh tubuhnya membeku dalam kebingungan dan rasa bersalah yang tak tertahankan.

"H-hei, tunggu! Jangan katakan begitu," suara Xavier bergetar, tangan terangkat tanpa daya. "Aku tidak melakukan apa-apa padamu. Bahkan menyentuh pun belum, apalagi hal yang kamu pikirkan!"

Sierra menghisap napas dalam, dadanya berdebar kencang, lalu perlahan-lahan mengusap air matanya, menenangkan dirinya. Perasaan campur aduk menguasai hatinya, tapi mendengar pengakuan Xavier membuatnya sedikit lega. Matanya menatap tajam, mencoba mencari kejujuran di balik kata-katanya. Nafas panjang keluar dari bibirnya, sebelum akhirnya ia memijat keningnya, berusaha menghapus kepenatan dan kebingungan yang membebani pikirannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu ada di hotel ini?" tanya Xavier.

"Heh...," Sierra menghela nafasnya. "Lebih baik aku pergi dari sini, aku harus pulang." Sierra yang kemudian hendak pergi meninggalkan Xavier.

"Ya, pergi saja, kamu ini benar-benar mengganggu kamu sudah membuat aku jadi tersangka kata Xavier yang kemudian melihat siaran yang sudah membuka pintu untuk pergi dari kamar Xavier namun ketika pintu kamar itu terbuka tiba-tiba sorotan lampu kamera terus menyorot Sierra yang baru keluar dari kamar Xavier.

"Aaa!!! siapa kalian!" seru Sierra yang mengusir para wartawan. "Kalian ini siapa? Kenapa kalian memotretku!" seru Sierra.

Sesaat kemudian Xavier keluar kemudian menarik Sierra le pelukannya. Sorot lampu kamera terus berkedip.

"Apakah ini simpanan tuan Xavier?" tanya salah satu wartawan.

Alan dan Dorothy yang berada di tempat itu mereka menatap seorang gadis yang sangat mirip dengan Sierra, kedua orang itu berjalan mendekat ke arah Xavier yang memeluk seorang wanita. Melihat paman dan bibinya mendekat, tiba-tiba saja Sierra melakukan sesuatu yang begitu berani. Dia tidak ingin di tangkap dan di jual kepada hidung belang.

Cup..

Di depan seluruh wartawan Sierra langsung mencium Xavier secara spontan, para wartawan yang melihat itu.. Tentu saja mereka langsung memotret momen yang sangat luar biasa itu.

"Wah... Ternyata dia adalah kekasih rahasia tuan Xavier." ucap para wartawan.

"Ternyata tuan Xavier suka gadis muda." ucap mereka.

Namun berbeda dengan Xavier yang masih membeku setelah mendapatkan ciuman dari Sierra.

"Cepat pergi dari sini." Ricardo langsung mengusir para wartawan yang sudah berjajar di depan kamar bosnya itu. Sebenarnya Ricardo juga terkejut ketika melihat adegan yang barusan terjadi, antara bosnya dengan gadis muda tersebut.

*Bersambung*

1
Zheyra
lanjut
Herlina Susanty
lanjut thor smgt 😍💪
Zheyra
Xavier jual mahal banget
Zheyra
lanjut
shafrilla
terima kasih kak.
Rahma Inayah
mampir Thor moga bgus ceritanya lnjutkn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!