Nadia harus mengalami cobaan begitu berat. Kehilangan anak dan pernikahannya kandas di hari yang sama saat bayinya menghilang. Ditengah keterpurukannya, ia bertemu dengan mantan tunangannya yang memiliki seorang bayi laki-laki. Tanpa sengaja ia akhirnya menjadi seorang ibu susu dari anak mantan tunangannya.
Apabila cerita tidak sesuai keinginan kalian, silahkan tinggalkan tanpa meninggalkan pesan yang kasar. Sekian dan terima kasih.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Kembali Ke Rumah Orang Tua
Nadia keluar dari kamar menyeret kopernya, taksi berwarna biru telah menunggu di depan gerbang. Ia masuk dan air matanya kembali menetes mengingat bayinya yang sempat diajaknya mengobrol saat menyusui beberapa jam lalu.
Nadia baru melahirkan 1 bulan lalu dengan proses normal. Ketika di rumah sakit, ia hanya ditemani keluarganya. Suaminya baru tiba setelah dirinya sudah dipindahkan ke ruangan rawat inap. Selama anaknya lahir, Aryo sama sekali tak pernah menggendongnya apalagi menyapanya.
Jika mendengar tangisan bayinya, Aryo akan memarahi Nadia karena tak mampu membuatnya diam dan tenang.
Nadia tiba di rumah orang tuanya sejam kemudian. Begitu sampai, kedua orang tuanya heran karena melihatnya membawa koper besar tanpa didampingi suami dan membawa bayinya.
Nadia jatuh di pelukan ibunya dan menangis. "Mama....!!!"
"Apa yang terjadi, Nak?" tanya Nella, 60 tahun.
"Dion hilang, Ma. Dan Aryo menceraikan aku!!" jawab Nadia terisak.
"Astaghfirullah!!" Nella pun ikut menangis karena terkejut.
Sebelum menceritakan panjang lebar mengenai duduk permasalahannya, ayahnya Nadia meminta putrinya itu untuk beristirahat menenangkan diri di kamar.
Dalam keadaan lemas, Nella menuntun Nadia menuju sebuah kamar. Nadia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Tak lama berselang, Nella membawa segelas air putih, secangkir teh hangat dan seporsi nasi dengan lauk ayam balado.
"Makan dulu, Nad!" kata Nella dengan lembut.
"Aku tidak lapar, Bu. Aku hanya ingin Dion kembali!" bibir Nadia bergetar diiringi tetesan air mata.
"Kita akan cari Dion, tetapi kamu harus makan biar ada tenaga," kata Nella berusaha menahan kesedihannya.
"Aku takut hal buruk terjadi pada Dion, Ma. Bagaimana jika orang yang menculiknya lalu menjual kepada orang jahat?" pikiran Nadia terlalu jauh mengenai keadaan bayinya.
"Jangan berkata begitu, kita do'akan semoga Dion ditemukan orang baik dan merawatnya dengan tulus!" Nella berusaha menenangkan.
"Dion..!! Di mana kamu, Nak?" lirih Nadia dalam kesedihan.
"Buka mulutnya, Nad. Pelan-pelan saja mengunyahnya!" kata Nella.
Nadia membuka mulutnya dan Nella mulai menyuapinya.
Sementara itu ayah Nadia, Bagas, menghubungi menantunya ingin meminta penjelasan. Namun, panggilan darinya yang berulang kali tak mendapatkan tanggapan. Tentunya membuat Bagas semakin gelisah dan penasaran mengenai rumah tangga putrinya.
Selesai memberikan Nadia makan, Nella keluar dari kamar. Bagas menghampiri istrinya dan bertanya, "Apa dia mau makan?"
"Cuma beberapa suapan saja," jawab Nella.
"Tidak apa-apa, asal perutnya terisi," kata Bagas.
"Apa Papa sudah menghubungi Aryo?" tanya Nella.
"Dia mengangkat telepon dari Papa," jawab Bagas.
"Kenapa dia sampai tega menceraikan Nadia, ya?" tanya Nella kepada suaminya dengan mata berkaca-kaca.
"Itulah membuat Papa penasaran, Papa ingin mengetahui penjelasan dari keduanya biar tak salah memberikan pembelaan," jawab Bagas.
"Nanti kita tanyakan Nadia, biarkan dulu dia tidur," kata Nella.
Bagas mengangguk setuju.
Satu jam berada di kamar, tangisan Nadia tak berhenti juga. Hal itu membuat kedua orang tuanya semakin khawatir. Sepasang paruh baya lantas menemuinya dan menemaninya.
Nella duduk di ujung ranjang dan Bagas berdiri di samping putrinya.
"Apa sekarang kamu sudah siap bercerita?" tanya Nella, ia memastikan putrinya sanggup atau tidak bila menceritakan semuanya.
Nadia mengangguk mengiyakan sebagai jawaban.
"Coba ceritakan dengan pelan!" kata Bagas lembut.
Nadia lalu menceritakan semua dari makan malam, menyusui, tidur, terbangun dan kehilangan bayinya disampingnya hingga tiba-tiba Aryo menceraikannya dengan alasan dirinya tak mampu menjaga bayinya.
Mendengar cerita putrinya membuat kedua orang tuanya geram. Di saat lagi bersedih, Aryo dengan teganya menceraikan putrinya sepihak.
"Hatiku benar-benar hancur, Ma, Pa!" tangisan Nadia kembali meledak.
Nella memeluk putrinya dengan erat. "Tenang, Nak. Semua pasti ada jalan keluarnya. Dion akan ketemu!"
"Kita harus buat laporan ke polisi!" kata Bagas.
Nadia melepaskan pelukan ibunya. "Jangan, Pa!" larangnya.
"Kenapa?" tanya Bagas heran.
"Aryo yang akan mencarinya sendiri. Jika kita melaporkan kejadian ini, maka pekerjaan Kak Dewa dan Delon menjadi taruhannya," jawab Nadia.
"Mengapa dia sampai mengancam kamu seperti itu?" tanya Bagas lagi.
"Aryo tak mau saingan bisnisnya mengetahui kejadian ini. Jika mereka mendengarnya maka saingannya mudah menghancurkannya," jawab Nadia lagi memberikan keterangan alasan suaminya.
"Tapi, Mama tak habis pikir dengan caranya dia. Menceraikan kamu dalam kondisi seperti ini!" kata Nella sedih.
"Aku juga tidak mengerti, Ma!" Nadia menyeka air matanya.
"Kuatkan hatimu, kita sama-sama berdoa. Semoga ada jalan yang terbaik!" ucap Nella memberikan semangat.
knp jg marcel pake bohong klo nadia tau itu ank x tak tau lah apa akan marah taau gmn