NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:140.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Takut

Rayno berbalik, berjalan gontai kembali ke meja makan. Duduk.

Sendok di tangannya bergetar halus saat ia mulai menyuap makanan.

“Kalau aku gak makan… dia mungkin gak bakal masakin aku lagi.”

Suapan berikutnya terasa pahit.

Padahal rasanya enak, seperti biasa. Tapi ada kekosongan di setiap kunyahan.

Malam itu sunyi bukan hanya di luar, tapi juga di dalam hatinya.

Seolah kehangatan kecil yang dulu selalu mengisi harinya perlahan memudar. Senyum, sapa, dan suara lembut perempuan yang kini ia sebut “istri” hanya dalam status, satu per satu mulai menghilang.

Dan Rayno takut, sangat takut, bahwa yang terakhir ini, masakan hangat di meja makan, akan segera menyusul lenyap.

Usai makan, ia menatap pintu kamar itu sekali lagi. Masih tertutup rapat.

Ia berbalik menuju kamarnya. Duduk bersandar di kepala ranjang, pandangannya kosong menembus langit-langit.

“Vexia... aku rindu kamu yang dulu,” bisiknya tanpa sadar, nyaris tanpa suara.

Dering ponsel tiba-tiba memecah keheningan.

Rayno menghela napas pelan, menatap layar. Nama yang muncul membuat alisnya sedikit terangkat.

Yovie.

“Apa kabar lo, Ray?” suara riang Yovie terdengar dari seberang.

“Biasa aja,” jawab Rayno datar.

“Humph, dari nada lo kayaknya lagi gak baik-baik aja,”

“Gimana kalau kita ketemuan?”

Rayno mengerutkan dahi.

“Lo udah balik?”

“Kalau gue belum balik, gue gak bakal ngajak lo ketemuan,” balas Yovie ringan.

“Gue tunggu di tempat biasa, ya.”

Sambungan terputus. Rayno berdiri, lalu membuka lemari pakaian. Kemeja hitam, jeans gelap.

Ia mengambil kunci mobil dan berjalan ke pintu. Sesampainya di pintu, langkahnya berhenti. Ia menatap pintu kamar di seberang. Lama.

Satu tarikan napas berat, lalu ia melangkah pergi.

Denting langkah sepatu Rayno bergema pelan di parkiran bawah apartemen yang terasa lengang. Lampu-lampu temaram menyorot cat mobil-mobil yang berbaris rapi.

Rayno menekan remot mobilnya. Suara 'klik' membuka kunci pintu terdengar.

Namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Matanya membulat.

Tempat parkir di sebelah kanan mobilnya kosong. Motor sport merah milik Vexia, tidak ada.

“Vexia?” gumamnya pelan, jantungnya berdegup aneh.

Sekujur tubuhnya tiba-tiba terasa dingin. Ada sesuatu yang tidak beres.

Tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel. Ia menatap layar beberapa detik, lalu menekan nama di kontak.

Vexia.

Nada sambung terdengar.

Sekali. Dua kali.

Tak diangkat.

Rayno menelan ludah. Ia menekan lagi.

Ketiga. Keempat. Kelima.

Masih tak ada jawaban.

“Ayolah, Xi…” gumamnya pelan, suaranya nyaris bergetar.

Panggilan keenam. Ketujuh. Kedelapan.

Masih hening.

Lampu di langit-langit berkelip, seolah ikut menambah kegelisahan di dadanya.

Rayno mendesah kasar, rambutnya disibakkan ke belakang. Ia menekan tombol panggil lagi. Kali ini untuk kesepuluh kalinya.

Nada sambung belum genap dua detik saat akhirnya terdengar suara klik di seberang.

“Halo.”

Suara Vexia. Datar, tenang… tapi juga jauh.

Rayno menegakkan tubuhnya spontan.

“Kau di mana?”

Nada suaranya tak lagi tenang. Ada gurat cemas, ada nada marah yang ditahan.

Di ujung sana, Vexia diam sesaat sebelum menjawab, napasnya terdengar pelan di sela angin malam.

Ia duduk di atas motornya di pelataran parkir, lampu neon dari sebuah gedung memantul di helmnya.

“Aku ada acara dengan teman sekantor,” ujarnya singkat.

“Udah dulu.”

Klik.

Sambungan terputus.

Suara tut… tut… tut… terdengar menusuk telinga Rayno lebih tajam daripada yang seharusnya.

Ia menatap layar ponselnya, napasnya memburu.

“Vexia…”

Suaranya serak. Ia menurunkan tangan perlahan, lalu menyandarkan tubuh pada mobil.

Sekali lagi, helaan napas panjang lolos dari dadanya. Berat, tertahan, penuh rasa yang campur aduk antara kecewa, khawatir, dan sesuatu yang tak ingin ia akui: takut.

“Selama ini… dia gak pernah keluar rumah tanpa sepengetahuanku.

Sekarang…”

Ia menatap ruang kosong di sebelah mobilnya.

“…dia bahkan gak pamit.”

Tatapan matanya sendu, namun rahangnya mengeras.

“Kenapa aku gak tenang, sih?” bisiknya lirih.

Rayno membuka pintu mobil dengan gerakan cepat.

Mesin meraung halus saat ia menyalakannya, lampu depan menembus temaram parkiran.

Dengan satu embusan napas berat, ia melajukan mobil keluar dari basement, menuju tempat yang biasa ia datangi bersama Yovie.

Di spion belakang, bayangan parkiran yang semakin menjauh terlihat sunyi… menyisakan ruang kosong di tempat motor merah itu seharusnya berada.

Dan di udara malam, kecemasan yang belum punya bentuk itu menempel di dadanya. Menunggu waktu untuk meledak.

***

Di tempat lain, Dani baru saja tiba di parkiran klub malam. Ia menghela napas panjang.

"Kenapa aku malah kena penyakit penasaran kayak gini?"

Tadi siang, ia tak sengaja mendengar dua staf administrasi bergosip di toilet. Katanya, Vexia akan mentraktir mereka pergi ke klub malam paling mewah di kota ini.

Mendengar nama itu, Dani langsung tertarik. Entah kenapa, ada dorongan aneh untuk melihat seperti apa sosok itu di tempat hiburan malam.

Dan kini, di sinilah ia berdiri.

Lampu neon ungu dan biru menari di langit-langit, berpadu dengan dentuman musik yang membuat dada ikut bergetar. Aroma alkohol dan parfum mahal bercampur di udara.

Di tengah riuh itu, rombongan karyawan satu divisi dari kantor Vexia baru saja melangkah masuk. Sebagian masih kikuk, sebagian lagi langsung terpukau oleh kemewahan tempat itu.

“Gila, kayak di film Hollywood!” seru salah satu pria, mengangkat ponselnya untuk merekam.

“Wah, ini baru klub malam beneran. Bukan yang abal-abal kayak waktu outing kantor!” celetuk yang lain, disambut tawa.

Vega, berdiri paling belakang, menatap mereka sinis.

“Wajar aja norak. Biasanya nongkrongnya di warung tenda. Sekali masuk klub, langsung heboh.”

Beberapa rekan menoleh, sebagian pura-pura tidak dengar.

Vexia hanya tersenyum tipis, menatap rak bar yang penuh botol berwarna di sisi kanan ruangan.

“Nggak semua orang harus sering ke sini buat tahu tempat kayak gini,” ujarnya datar, langkahnya ringan tapi berwibawa.

Hana menyenggol lengan Vexia.

“Xi, ini klub mahal banget loh. Katanya minumannya aja seharga gaji sebulan.”

“Tenang,” jawab Vexia santai. “Gaji sebulan habis semalam gak apa-apa. Asal kalian senang.”

Dalam hati, ia menambahkan lirih, “Bahkan kartu ATM yang dikasih Rayno aja belum pernah kupakai.”

“Vexia emang beda, ya? Gak nanggung-nanggung,” celetuk Bira sambil terkekeh.

“Vexia gitu, loh!” timpal Hani bangga.

Vega hanya mendengus, bibirnya menyungging sinis.

“Cih, sombong banget,” sindir Vega dengan tawa pelan.

Beberapa orang langsung menatapnya jengkel.

“Udah ditraktir malah nyinyir,” celetuk seorang pria bernama Dimas.

“Bener tuh,” sambung Bira, “kalau gak suka, pulang aja, jangan ngerusak mood.”

Vexia mengangkat tangan menenangkan.

“Sudah. Kita ke sini buat senang-senang, bukan ribut. Yuk, duduk.”

Mereka menempati sofa melingkar besar. Suara musik berganti lebih lembut. Seorang pramusaji datang membawa menu digital besar di tablet.

“Banyak banget pilihannya,” gumam Hani.

“Ini… mocktail itu apa?” tanya yang lain.

Vexia menjawab ringan, tanpa menoleh dari layar.

“Mocktail itu minuman tanpa alkohol. Biasanya manis, ada campuran jus dan soda. Kayak Virgin Mojito, Blue Lagoon, atau Sunset Kiss.”

Beberapa rekan langsung terpukau.

“Wow, Xia tahu banyak banget!” seru salah satu staf.

Vega terkekeh sinis.

“Tahu dari Google juga bisa. Coba deh, Xi, sebutin yang alkoholnya. Masih bisa jawab gak?”

Vexia menatapnya datar.

“Tergantung. Mau yang ringan, sedang, atau berat?”

“Coba yang berat,” tantang Vega, menyilangkan tangan.

Vexia menarik napas pelan, lalu menyebut dengan tenang, suaranya nyaris tenggelam di antara dentuman musik.

“Kalau yang ringan, ada Beer, Wine, Cider.

Yang sedang, biasanya Whiskey, Rum, atau Gin.

Kalau yang berat… Vodka, Tequila, sampai Absinthe. Yang terakhir bisa mengandung lebih dari tujuh puluh persen alkohol. Harganya pun bisa tembus ratusan dolar per botol.”

Suasana meja mendadak hening.

Beberapa orang ternganga, yang lain saling berpandangan dengan tatapan takjub.

“Gila, lo hafal banget, Xi,” ujar Dimas, matanya membulat.

“Kayaknya gak mungkin lo dari desa,” tambah Hana, nada suaranya setengah bercanda, setengah heran.

Vega menyandarkan punggung, bibirnya mengerucut sinis.

“Ngaku aja, lo ngarang. Mana ada Absinthe dijual bebas di sini. Satu botol ratusan dolar? Lebay banget.”

Belum sempat Vexia menjawab, seorang pria bersetelan hitam datang menghampiri.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Puji Hastuti
Bagaimana reaksi xia setelah tau gelang itu ya?
Endang Sulistiyowati
Kemana perginya Vexia yang biasa tenang, dan ga tersulut. Kalo hadapin Xia yg begini, ga mau mendengar penjelasan kayanya harus tegas dulu. kalo ga kamu ga bisa jelasin apa2.
septiana
coba di lihat dulu xia apa yg mau ditunjukkan Rayno.. kali ini kamu pasti ga akan berubah fikiran lagi mengenai pesta pernikahan kalian.
Felycia R. Fernandez
Makanya jangan sampe buat istrimu marah...
cewe klo udah marah kelar hidup lo
Siti Jumiati
rayno bongkar aja siapa sebenarnya bilqis,sebarkan kebenaran dimedia bahwa dia bukan orang yang telah menolongmu tapi dia hanya orang yang Mengaku-ngaku menolong dan hanya ingin menipumu.
Anitha Ramto
Rayno harus pinter membujuk Vexia yang sedang merajuk,,,,apapun caranya Ray..kamu harus berhasil meluluhkan hati istrimu yang keras kepala itu🤭Xia kamu harus dengarkan penjelasan Rayno dulu sebelum kamu menyesalinya dan akan ada yang di tunjukan sama kamu Xia...Giokmu
asih
mode senyap 😬😬
Dek Sri
lanjut
naifa Al Adlin
ayo rey,, ambil hati vexia. bujuk dia,,, 💪
Hasna Nursyafah
lanjut ka
Dandelion
next ka
anonim
Kakek Gumilang orang yang sangat bijaksana. Mengerti perasaan cucu menantunya. Diajak makan dulu - selesai makan di suruh tidur di kamar tamu.

Tak bisa tidur- gelisah - ide gilanya muncul. Rayno panjat balkon - keberuntungan berpihak padanya, pintu balkon kamar Vexia tidak terkunci.

Coba bayangkan kalau Rayno sampai jatuh dari balkon. Ambyar sudah 😄.

Akhirnya Rayno bisa tidur dengan memeluk istrinya. Vexia nyaman tidur dalam pelukan Rayno.
Ridz
kak, karya kakak di plagiat di KBM dan author plagiat sudah meraup untung puluhan juta
🌠Naπa Kiarra🍁: Karya aku yang mana , Kak?
total 1 replies
Cicih Sophiana
wah siapa tuh yg menyurah membatalkan pesta pernikahan...
Dew666
💥💥💥💥
RIKA OCTAVIANA Rika
seandainya penolong mu bukan Xia?? buktinya kmu masih ada perasaan dengan penolong mu kan ... masih ada janji dan ruang di hatimu untuk penolongmu ... betul Xia percuma bertahan dengan laki2 yg masih menyimpan itu semua walaupun penolongnya itu kmu ...
Sri Hendrayani
sangar x
LU514N4
Waduuuhhh siapa lg yg nyuruh batal pernikahan tu
mery harwati
Waaaww marahnya Vexia gak main², apa tindakan Rayno dengan keinginan Vexia agar membatalkan pesta pernikahan 🤔
asih
hiyuhhh marahnya org badas ma lain Dari yg lain .langsung kalag tuh rayno g di kasih kesempatan buat jelasin ,
lagia xia juga langsung buru² ambil keputusan kalau kamu nyerah gitu aja artinya kamu kalah ma ulet bulu tuhh yg g ada apa²nya sama kamu,
tetep kamu loh pemenangnya xia Dari dulu hingga nanti
Yeni Yeni: jgn di batalin pesta nya, aku lom dapat undangan nya🤣
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!