Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERLUKA & KHAWATIR
Ketika Anton sudah memarkirkan mobilnya di depan garasi, dirinya langsung masuk ke dalam dan mencari Adele.
"Adele!" panggilnya.
"Adele." Ucapnya lagi sambil terus melangkah masuk ke dalam rumah.
Candra sang istri yang mendengar suara sang suami langsung mendekatinya. "Papa sudah pulang."
"Kenapa teriak-teriak panggil Adele?" tanya Candra.
"Panggilin Adele ke sini, Ma. Ada yang ingin Papa bicarakan sama dia," kata Anton sambil duduk di sofa ruang keluarga.
Candra mengangguk dengan perasaan sangat penasaran sekali. Lalu dia mencari Adele yang berada di dalam kamarnya.
Sedangkan mama Zada yang baru saja ke luar dari dalam kamarnya langsung menegur Anton.
"Kenapa kamu teriak-teriak, Anton?"
"Pulang bukannya salam malah teriak-teriak seperti di hutan," kata mama Zada.
Anton hanya diam saja sambil melepaskan jas dan juga dasi yang dipakainya, setelahnya melipat lengan kemejanya sampai ke siku.
Sedangkan Candra yang sudah sampai di depan pintu kamar sang adik ipar langsung memanggilnya. "Adele." Ucapnya sambil mengetuk pintunya.
"Dipanggil kak Anton," kata Candra.
"Adele. Kakak masuk ya," ucapnya lagi.
Belum sempat Candra membuka pintunya sudah keburu Adele yang membukanya.
"Ada apa, Kak Candra?" tanya Adele dan wajahnya sedikit pucat.
"Kamu sakit?" tanya Candra.
"Wajahmu pucat," kata Candra dan Adele menggelengkan kepalanya.
"Ayo ke bawah. Kak Anton memanggilmu," ajak Candra.
Adele menurut lalu ikut turun ke bawah bersama sang kakak ipar. Untung saja Adele punya kakak ipar yang baik dan bisa mengerti kondisinya. Coba kalau Candra sifatnya buruk, Adele bisa disuruh-suruh tidak jelas olehnya.
Pandangan Anton dan mama Zada teralihkan kearah Adele dan Candra yang baru saja datang.
"Duduk, Adele," kata Anton.
Adele dan Candra lalu duduk bersebelahan. "Ada apa sih, Anton?" tanya mama Zada lagi.
"Adele, Ma."
"Di sekolahan dia dibully sampai lengannya membiru dan lebam, tapi dia tidak bilang sama mama atau kita," kata Anton membuat mama Zada dan Candra sangat terkejut.
"Benar begitu, Adele?" mama Zada sangat khawatir sekali.
Adele mengangguk takut sambil menunduk. "Kenapa nggak bilang sama Mama?" ucap lembut dari mama Zada.
"Takut," jawabnya lucu.
"Nanti kalau ada yang tahu, Adele disuruh buka baju di hadapan teman-teman," jujurnya membuat Anton merasa geram.
"Sekarang katakan di mana alamat rumah teman-temanmu itu, Adele!" kata Anton.
Adele menggelengkan kepalanya. "Adele nggak tahu, Kakak."
"Sekarang mana coba Mama lihat di mana yang sakit," ucap mama Zada.
"Di sini, Mama," Adele menunjuk lengan kirinya.
"Coba buka gamisnya, biar Mama bisa melihatnya. Atau dilipat lengannya sampai atas," kata mama Zada.
"Nggak bisa dilipat lengannya," kata Adele.
"Iya sudah ayo kita ke kamar. Mama mau melihatnya," ajak mama Zada.
Adele mengangguk lalu ikut masuk ke dalam kamar bersama sang mama dan juga sang kakak ipar. Ketika mama Zada dan Candra sudah melihatnya, mereka berdua sangat terkejut sekali karena lukanya terlihat lebam membiru.
Setelahnya mama Zada menangis melihat Adele terluka. "Mama jangan menangis," Adele jadi ikutan menangis melihat sang mama menangis seperti itu.
"Mama sedih kamu terluka," ucapnya.
"Adele tidak apa-apa," jawabnya.
"Ayo sini biar Kakak obatin," kata Candra.
Adele menganggukkan kepalanya dan menurut ketika diajak duduk di atas ranjang.
"Mama mau ke luar sebentar untuk bicara dengan Anton." Ucap mama Zada dan Candra menganggukkan kepalanya.
Mama Zada yang sudah duduk kembali di sofa yang tadi duduki langsung bicara. "Anton."
"Kamu besok temani Mama datang ke sekolahan untuk menemui guru dan ketiga murid itu."
"Mama tidak rela Adele terluka seperti itu. Lengannya lebam sekali," mama Zada menangis.
Anton mengangguk. "Iya, Mama."
"Mama tenang saja, sekarang Mama obatin Adele biar tidak bengkak," kata Anton.
"Kamu tahu dari mana jika Adele dibully?" tanya mama Zada.
"Dari tuan Ragil. Dia ternyata peduli sama Adele. Tuan Ragil menceritakan semuanya kepada Anton, Ma," jawab Anton.
"Ya sudah, nanti kalau Adele sudah sembuh kita undang tuan Ragil makan malam di sini lagi," ujar mama Zada dan langsung diangguki oleh Anton.
Sedangkan di seberang tempat lebih tepatnya di rumah kedua orang tuanya Fina. Mama dan papanya Fina sangat ketakutan sekali ketika tiba-tiba di rumahnya kedatangan banyak orang berpakaian bodyguard.
"Kalian dan putri kalian harus mendapatkan hukuman karena sudah membuat gadis kesayangan majikan kami terluka!" tegas salah satu anak buah.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣