NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Tuan Albert

Istri Kesayangan Tuan Albert

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Reinkarnasi / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Emily tak menyangka bahwa dia masuk ke sebuah novel yang alurnya membuatnya harus menikah dengan seorang miliarder kaya.
Pernikahan absurd itu malah sangat menguntungkannya karna dia hanya perlu berdiam diri dan menerima gelar nyonya serta banyak harta lainnya.
Namun sayangnya, dalam cerita tersebut dia akan mati muda!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

《Chapter 31》

Albert duduk tertegun menatap sarapan yang disiapkan, semangkuk sereal dengan susu.

Tadi pagi Emily sudah datang ke apartemen mewahnya yang ia sewa selama berada di Jerman, setelah berkutat mengurus Robert.

”Apa-apaan ini?” tanyanya, sambil melihat makanan itu.

”Apa?” tanya Emily polos.

”Susu dan sereal?” tanya laki-laki itu dengan nada tidak percaya sambil mendongak menatap Emily.

"Kau mengira aku akan membuat apa? Sedangkan kulkas mu kosong wahai Tuan Albert," jawab Emily menggerutu.

"Ku kita sekretaris sudah membeli bahan makanan," jawab Albert dan dengan terpaksa memakan sereal itu.

"Tanyakan pada dirimu sendiri, jangan-jangan kau menyuruhnya dalam mimpi," jawab Emily, ia pergi ke arah lemari pakaian Albert dan memilih setelah pakaian yang akan di pakai Albert hari itu.

Emily nampak sangat fokus sampai tidak menyadari Albert yang sudah berada disana, pria itu memeluk pinggangnya dari belakang dan menghirup aroma tubuhnya dari ceruk lehernya.

"Albert!," Emily berusaha melepaskan tubuhnya, tapi ia terperangkap terus pada pelukannya.

"Mengapa kau jadi sangat manja, cerewet dan ehm.. terlalu vulgar?"

Emily menahan malu ketika mengatakan itu, tapi memang benar, dulu Albert tak pernah melakukan hal seperti ini dan juga tak secerewet ini.

"Tapi kau menyukainya bukan?," Albert mencium lehernya sampai arah pindah Emily, lalu membalikkan tubuh wanita itu, ia mencium bibir ranum itu dengan sedikit bersemangat.

Emily sudah berusaha mendorong Albert dari tadi tapi itu tidak berpengaruh pada pria itu, sepertinya memang Emily harus mengigitnya lagi baru ia sadar.

"Ugh," Teriak Albert, kali ini ada sedikit darah yang keluar dari bibirnya, Emily dengan cepat menjauhkan diri.

"Lebih baik kau cepat mandi, sebelum aku benar-benar menghajar Albert!," Teriak Emily, pria itu tak marah, ia tertawa sepanjang jalan menuju kamar mandi, bahkan di dalam sana Emily masih bisa mendengarkannya.

"Dasar Setan!," ucap Emily, ia bergegas mengatur dokumen penting yang harus di bawa, karna hari ini Albert memiliki jadwal meeting dengan klien pukul 10 pagi.

”Hei, kalau kau mau, aku bisa membantumu membeli persediaan

makanan atau apa pun yang kau butuhkan dan membawanya besok pagi, tapi serahkan atm mu, mana mungkin pakai uangku” Emily menawarkan pada Albert yang baru keluar dari ruang ganti, pria itu sedang berusaha memakai dasi.

Emily yang melihat perlahan mendekat dan mengikat ulang dari tersebut.

"Aku kira dulu kau selalu memakainya dengan rapih, mengapa sekarang di depan ku, kau berlagak tidak bisa memakainya," ucap Emily.

"Itu karna Sekretarisku sudah mengikat semua dasi ku, aku hanya tinggal memakai dan menyesuaikan dengan leherku," jawab Albert, pria itu agak senang karna Emily sudah memakai aroma yang sama yang ia kenal, aroma strawberry yang manis.

"Nah, sudah.. ayo cepat, aku sudah mengatur dokumennya, kita bisa jalan," ajak Emily, mereka memakai sepatu lalu meninggalkan apartemen.

Albert menyetir mobil, menembus jalanan kota, Emily yang ada di sampingnya malah tertidur dengan nyenyak.

"Selalu saja tidur, tapi mengapa kau bisa tetap secantik ini," Albert meraih tangan Emily dan memegangnya selama perjalanan, ia mengelus lembut jemari yang sudah lama tak ia genggam.

Begitu tiba di Cafe yang akan di pakai untuk meeting, Albert sengaja mengerem mendadak, membuat Emily kaget dan bangun dengan cepat.

"Apa itu? Kau menabrak sesuatu?," tanya Emily dengan mata yang melihat sekeliling.

"Aku rasa kau di sini sebagai asisten ku, tapi mengapa kau malah tidur pulas di sampingku huh," bisik Albert dengan wajah mendekat, Emily sudah siap mendorongnya jika ia melakukan sesuatu tapi dugaannya salah, Albert membuka sabuk pengaman dan menyuruhnya segera turun.

Emily memegang pipinya yang mungkin sudah merah karna malu.

"Setan itu benar-benar tau cara mempermainkan ku!," gerutu Emily, ia berjalan agak cepat untuk mengejar Albert yang sudah masuk ke dalam.

Suasana di dalam tidak terlalu ramai, Albert menyerahkan kartu namanya pada resepsionis dan wanita itu mengarahkan mereka menuju salah satu ruang privat, ternyata selain Cafe, di dalamnya ada beberapa ruangan yang mereka sewakan untuk berbagai pertemuan.

Ruangan yang sekarang mereka tempat tidak terlalu besar, ada meja bulat dengan total enam kursi disana.

"Apa kau berencana berdiri sepanjang meeting?," tanya Albert karna Emily masih berdiri di belakangnya.

"Ah, iya.." Emily duduk disamping Albert.

Masih ada sekitar 20 menit sebelum pukul 10 pagi, hal ini membuat Emily merasakan gugup karna hanya duduk berdua dengan Albert, ia tidak tau kapan setan dalam diri pria itu keluar, jadi ia memanjatkan doa semoga klien mereka bisa datang dengan cepat.

Beruntungnya dia karna terdengar suara langkah kaki menuju ke sana.

Seorang pria yang sudah berumur masuk ke dalam, dari penampilannya dapat di simpulkan bahwa ia keturunan asli Eropa, hidungnya mancung dengan warna mata biru terang dan rambut coklat tua, hanya saja kerutan di wajahnya menunjukkan kemungkinan usianya yang lebih dari setengah abad.

"Selamat pagi Pak Albert, senang bertemu denganmu secara langsung, oh.. siapa wanita cantik ini?"

Sapa pria itu sambil berjabat tangan dengan Albert.

"Asisten pribadi saya," jawab Albert.

Pria itu kemudian memperkenalkan diri pada Emily sambil mencium tangannya, orang Eropa biasa melakukan itu saat berkenalan dengan wanita cantik.

"Oh, salam kenal, saya Mister Bernad, dan anda?"

"Emily" Ia segera menarik tangannya karna merasa hawa tidak enak dari tatapan Albert.

"Silahkan duduk Mister Bernad, mari kita mulai diskusi kita hari ini"

Mereka akhirnya duduk dengan tenang, meeting hari ini membicarakan kesepakatan jual beli alat bangunan dengan jumlah fantastis, namun barang akan di kirim ke luar negeri, tepatnya Thailand.

Mister Bernad merupakan pemilik beberapa hotel yang sudah tersebar di seluruh dunia, dan ia akan membuat satu cabang lagi di Thailand.

Ia memang sudah tertarik bekerja sama saat mendengar bahwa Albert sudah mengakusisi perusahaan itu, padahal ia bisa mencari agen yang dekat dengan negara tersebut, namun ia memiliki harapan untuk bekerja sama dengan Albert meski hanya sekali.

Kalangan pebisnis sudah mendengar bagaimana hebatnya Albert dalam menangani pekerjaannya, jadi ia ingin membuktikan hal itu.

"Baik Mister Bernad, mari kita tanda tangani dokumen kerja sama, poin yang anda minta sebelumnya sudah tertera dengan lengkap disini," Emily memberikan kertas itu pada mereka.

Begitu selesai di tandatangani, semua berjabat tangan dan mereka pergi dari sana.

"Apa jadwalku selanjutnya?," tanya Albert.

Emily melihat notebook di tangannya dan menjawab, "Ehm, tidak ada"

"Bagus, kita bisa pergi makan siang sambil berkencan"

Albert tersenyum padanya dan mulai menyalakan mobil, sedangkan Emily sudah pasrah, pria itu selalu melakukan apa yang ia inginkan.

1
Rindy sri Marilin Marbun
terima kasih untuk cerita yang indah ...
Lynn_: Terimakasih juga sudah membaca🙏😇☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!