Fu Ningshuang adalah putri bungsu Perdana Menteri Fu yang dimanjakan oleh seluruh keluarga.
Bibinya adalah seorang Permaisuri dinasty ini dengan kakek dari pihak ibu sebagai Jenderal penjaga yang dihormati oleh seluruh rakyat Kerajaan Da Zhao.
Fu Ningshuang memiliki sifat yang ceria dan sedikit keras kepala. Hingga dikalangan bangsawan Da Zhao, Fu Ningshuan terkenal mendominasi dan arogan.
Tapi Fu Ningshuan tidak peduli. Lagipula latar belakangnya yang baik ada disana sebagai pendukungnya.
Banyak orang yang salah paham pada Fu Ningshuang.
Hingga akhirnya dia melihat tunangannya yang dicintainya bersama sahabatnya sendiri.
Fu Ningshuang memilih pergi untuk memulai pernikahan politik untuk menjaga kedamaian seluruh Da Zhao.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BenGõngZhû __, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Fu Ningshuang berjalan cepat menuju keruang kerja Fu Qingyan. Disana Fu Qingyan sudah menunggu sambil membaca dokumen kerjanya.
"Ayah... " Panggil Fu Ningshuang.
Melihat putrinya yang biasanya menyukai kecantikan dan selalu berdandan seperti burung merak, kini hanya memakai pakaian yang sederhana dengan riasan sederhana. Mau tak mau Fu Qingyan mengerutkan keningnya.
"Ada apa dengan pakaian dan riasanmu? "
Fu Ningshuang menatap dirinya sendiri dan menatap ayahnya dengan polos. "Ada apa dengan pakaianku? "
Keningnya semakin berkerut. Tapi masih ada sesuatu yang lebih penting daripada pakaian dan riasan Fu Ningshuang. "Lupakan saja. Karena kau sudah datang. Masuklah. "
Fu Qingyan membawa Fu Ningshuang keruan kerjanya. Biasanya Fu Qingyan melarang sembarang orang untuk memasuki ruang kerjanya. Fu Ningshuang bahkan tidak bisa masuk seenaknya jika Fu Qingyan tidak ada ditempat.
Fu Qingyang mempersilahkan Fu Ningshuang duduk. Dia sendiri berjalan menuju rak buku. Fu Ningshuang tidak tahu apa yang sedang ayahnya lakukan. Tapi beberapa saat kemudian, salah satu dari rak buku dihadapan Fu Qingyan terbuka. Sebuah kompartemen rahasia terpampang dihadapan Fu Qingyan.
Saat kompartemen itu tertutup lagi, baru Fu Qingyan berjalan menuju meja kerjanya dan duduk dihadapan Fu Ningshuang dengan sebuah kotak ditangannya.
"Ayah, apa yang ada ditanganmu? " Tanya Fu Ningshuang dengan penasaran.
Fu Qingyan tidak menjawab. Hanya membuka kotak yang terkunci itu. Dia mengeluarkan beberapa kertas dan sebuah yang Fu Ningshuang tidak tahu apa fungsinya.
"Ini akan menjadi bagian dari maskawinmu. Tapi jangan biarkan siapapun mengetahuinya. " Ucapnya menjelaskan.
Fu Ningshuang menerima segel itu dan melihat disegel emas itu tertulis Fu. Dia menatap ayahnya. Dia memiliki perasaan bahwa segel ini adalah segel untuk memimpin tentara. Melihat ayahnya mengangguk, Fu Ningshuang sangat terkejut.
Segala sesuatu berkecamuk dalam benaknya. "Kenapa ayahnya membesarkan tentara? bukankah keluarga Fu adalah keluarga yang paling dipercaya oleh Kaisar. Bukankah Bibinya adalah Permaisuri dinasti? "
Fu Qingyan menghela nafas dan menjelaskan semua kebingungan Fu Ningshuang. "Shuang'er, kau juga tahu bahwa menemani Kaisr seperti menemani Singa yang sedang lapar. Sewaktu-waktu dia akan menerkammu saat kau lengah. Jadi ayah memutuskan untuk membesarkan tentara. "
Fu Ningshuang mengambil nafas dalam-dalam. "Apakah Kakak Pertama dan Kakak kedua tahu masalah ini? "
Fu Qingyan mengangguk. "Mereka masing masing memegang 1000 tentara ditangannya. Dan 1000 terakhir akan ayah berikan padamu. Kakak keduamu juga menyusupkan tentara kami ke kamp Jenderal Yan di selatan. Saat dia menjadi Jenderal muda, secara otomastis mereka akan menjadi prajuritnya yang sah. Hanya saja mereka hanya setia pada Keluarga Fu. "
Fu Ningshuang memandangi Segel itu dengan seksama. Jika diperhatikan baik-baik, segel itu memang berbentuk bulat dan dibagi menjadi 3 bagian. Fu Ningshuang yakin jika segel miliknya dan kedua kakaknya disatukan, akan membentuk lingkaran sempurna.
Saat Fu Ningshuang masih linglung, Fu Qingyan memberikan sebuah akta tanah dan sebuah peta kepada Fu Ningshuang.
Fu Qingyan berkata "Ini adalah akta tanah subur diperbatasan Xiebei. Dan Ini adalah peta dimana rumah yang ayah bangun berada. Jika suatu hari Xie Lingyun melakukan sesuatu yang menyakitimu. Maka kau memiliki tempat untuk menenangkan diri. Karena kau tidak mungkin untuk kembali kerumah. Shuang'er, ini adalah rumahmu. Tapi kau menikah demi negara. Jadi kau tidak bisa sembarangan kembali. Apakah kau mengerti? "
Fu Ningshuang menatap akta tanah dan peta yang diberikan ayahnya. Entah kapan ayahnya menyiapkan berbagai hal yang menyelamatkan jiwa ini. Hati Fu Ningshuang hangat. Tapi hidungnya sakit. Dia berlari dan menghambur kedalam pelukan Fu Qingyan.
"Terima kasih ayah. Tapi kapan ayah menyiapkan begitu banyak hal? " Tanya Fu Ningshuang.
Fu Qingyan mengusap kepala Fu Ningshuang. "Sejak kau berusia 5 tahun dan bertemu pendeta Tao. Ayah sudah mulai menyiapkan segalanya untuk menghadapi sesuatu yang lebih buruk dari ini. "
Fu Ningshuang akhirnya menyadari bahwa orang tua dan seluruh keluarganya sangat menyayanginya hingga rela mengorbankan apapun. Fu Ningshuang mengeratkan pelukannya pada Fu Qingyan dan tidak berkata apapun.
Tiba-tiba ada ketukan dipintu. Suara tua kepala pelayan terdengar. "Tuan, Nona Muda, Kasin Gu disebelah Janda Permaisuri memerintahkan agar Nona Muda memasuki istana. "
Ayah dan anak perempuan itu saling memandang. Fu Ningshuang menjawab. "Paman Fu, katakan pada kasim Gu agar menunggu. Aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu. "
Kepala pelayan menjawab dan mundur dari ruang kerja. Fu Ningshuang berkata "Ayah, aku akan kembali. Mungkin Nenek Permaisuri mengetahui tentang pernikahanku dan menentangnya. "
Fu Qingyan mengangguk. "Pergilah, jika ada yang salah panggil ayah. Ayah juga akan menemui Yang Mulia. "
Fu Ningshuang mengangguk dan berlalu pergi.
Setengah jam kemudian Fu Ningshuang sudah ada didalam kereta kuda menuju Istana. Hatinya masih berdebar karena pemberian ayahnya. Dia belim mencerna sepenuhnya informasi yang diberikan Fu Qingyan.
Saat kereta kuda berhenti, Fu Ningshuang mengumpulkan pikirannya dan memasang tampang arogan yang biasa dia tampilkan.
Kasim Gu memimpin jalan menuju Istana Shoukang. Setelah beberapa belokan, akhirnya Fu Ningshuang sampai diistana Shoukang.
"Salam Nenek... " Sapa Fu Ningshuang.
Fu Ningshuang selalu memanggil Janda Permaisuri dengan sebutan Nenek sejak kecil. Hal ini karena Janda Permaisuri sangat menyayangi Fu Ningshuang lebih dari cucu kandungnya sendiri.
"Anak baik, kemari. Biarkan Aija melihatmu. " Janda Permaisuri melambaikan tangannya.
Fu Ningshuang berlari kecil dan duduk dibawah. Dia menempatkan wajahnya dilutut Janda Permaisuri.
"Apakah Nenek merindukanku? "
Janda Permaisuri tertawa. "Rindu... Tentu saja rindu... "
Setelah beberapa saat berbasa-basi, Janda Permaisuri meminta semua pelayannya untuk mundur. Hanya menyisakan Fu Ningshuang dan dirinya sendiri.
"Shuang'er, katakan pada Nenek. Apakah Kaisar Memaksamu? Jika iya, Aija akan meminta keadilan untukmu! "Ucap Janda Permaisuri.
Fu Ningshuang tidak tahu harus menangis atau tertawa. " Nenek, Paman tidak memaksaku untuk menikah. Aku sendirilah yang setuju. "
Janda Permaisuri menyimpitkan matanya. "Benarkah? "
Fu Ningshung mengangguk. "Dengan ayah dan Sepupu diruang belajar kemarin, Paman pasti tidak akan berhasil memaksaku. Nenek tahu sendiri bagaimana keras kepalanya ayah! Lagipula, Paman pasti tahu bahwa Nenek akan melawannya jika dia sampai memaksaku."
Janda Permaisuri mendengus. "Itu benar, aku akan melawannya sampai mati, jika dia berani memaksmu! Tapi bagaimana dengan anak laki-laki dari keluarga Hu itu? "
Janda Permaisuri memang tidak tahu apa yang terjadi pada Hu Gaoming dan Fu Ningshuang. Fu Ningshuang memang meminta para pelayan di istana Shoukang untuk tidak menceritakan apa yang terjadi pada Janda Permaisuri.
Sekarang karena dia akan menikah, jadi mau tak mau Fu Ningshuang menceritakan semua yang terjadi pada Janda Permaisuri. Reaksi Janda Permaisuri diluar dugaan Fu Ningshuang. Dia kira Janda Permaisuri akan kesal padanya. Tapi ternyata tidak sama sekali.