Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
*********
Setelah menemukan apa yang ia cari, Edo pun langsung bergegas untuk pulang kerumah.
Sesampainya di rumah, ketika ia sedang menyiapkan semua hadiah itu. tiba tiba ponselnya berdering.
Di lihatnya panggilan itu berasal dari rumah sakit.
Raut wajah Edo terlihat sedikit berat untuk mengangkatnya, namun ia tetap melakukanya, karena mengingat itu tugasnya sebagai seorang dokter.
" Halo sus. " jawab Edo.
" Dok! dokter di butuhkan sekarang di ruang operasi. " ucap suster itu dari balik telpon.
" Baik sus, saya akan segera kesana. " jawab Edo yang langsung mematikan panggilanya, kemudian bergegas berangkat menuju rumah sakit.
Sementara di kediaman Suina, mereka tengah asyik menata beberapa makanan di atas meja untuk merayakan ulang tahun gadis itu.
" Eh! harus di susun rapi, biar ayahmu puas lihatnya. nanti dia akan berfikir bibi dan Riri nggak mempersiapkan semuanya dengan bagus. " ucap bibi Yan.
" Iih! bibi berlebihan banget. " ucap Suina.
" Pokoknya harus rapi. " ucap bibi Yan yang tetap kekeh agar semuanya terlihat sempurna.
Suina hanya bisa tersenyum melihat kerepotan mereka dalam menyiapkan pesta ulang tahunya.
" Oh ya, ayah kapan hubungin kita? " tanya Suina penasaran.
" Sebentar lagi, mungkin sejam lagi. " jawab bibi Yan.
" Ya udah deh, kalau gitu Suina siap siap dulu. " ucap Suina yang langsung meranjak naik menuju kamarnya.
" Dandan yang cantik! " teriak Riri.
" Iya bawel! " jawab Suina tertawa.
Di rumah sakit, Edo baru selesai dengan operasinya ketika hari sudah menjelang larut.
" Huufff... " gumam pria itu yang langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang kerjanya.
Edo duduk sejenak sambil memijat kepalanya.
" Jam berapa sekarang? " gumam pria itu teringat.
Dengan cepat ia mengambil ponselnya untuk mengecek jam.
" Udah jam 10 ternyata. " ucap Edo.
" Apa Suina sudah tidur ya? " gumanya yang ingin menghubungi gadis itu, namun ia urungkan. karena takut mengganggu tidur Suina.
" Besok aja deh. " ucap Edo yang langsung bersiap siap pulang.
Sesampainya di rumah, ia melihat hadiah hadiah untuk Suina masih berada di tempat yangg sama.
Edo duduk sambil memandanginya, berharap Suina akan menyukai semua hadiah itu.
Keesokan harinya, Suina menghampiri Riri yang sedang bersiap siap berangkat kerja di ruang depan.
" Riri! " panggil Suina.
" Hm? " jawab Riri yang sedang mengenakan sepatunya.
Namun bukanya bicara, Suina malah terlihat senyum senyum sendiri.
" Kenapa nih bocah? " gumam Riri bingung.
" Heh! kamu kenapa? senyum senyum sendiri kayak orang stres aja? " tanya Riri penasaran.
" Ah nggak! " jawab Suina terkekeh.
" Jangan jangan kamu mikirin dokter itu ya? " tanya Riri curiga.
" Mana ada. " jawab Suina yang langsung mengelak.
" Terus ngapain kamu senyum senyum sendiri? " tanya Riri penasaran.
" Nggak, udah! buruan berangkat sana. nanti kamu telat. " jawab Suina.
" Awas aja ya kalau kalian sampai ngelakuin hal yang aneh aneh, lihat aja nanti! " ucap Riri memperingatkannya.
" Iya! iya! udah sana berangkat. " jawab Suina.
Riri pun keluar dan langsung menaiki motornya kemudian berlalu pergi.
Setelah kepergian Riri, tiba tiba ponsel Suina berdering.
Di lihatnya nama Edo yang muncul di layar ponselnya.
" Halo dok! " jawab Suina yang langsung mengangkatnya.
" Kamu sedang apa? " tanya Edo dari balik telpon.
" Sarapan. " jawab Suina yang memang sedang duduk di meja makan menikmati sarapannya.
" Apa kamu sibuk hari ini? " tanya Edo lagi.
" Mm.. sedikit. " jawab Suina yang berfikir sejenak.
" Kalau gitu saya akan mampir. " ucap Edo.
" Hah! mampir? " tanya Suina kaget.
" Em! ada yang ingin saya kembalikan. " jawab Edo.
" Apa itu? " tanya Suina penasaran.
" Kaus kakimu, kemarin kamu melupakan kaus kakimu di sini. " jawab Edo.
" Nggak usah! nggak usah! biar aku yang ambil sendiri. " jawab Suina.
" Baiklah, saya tunggu. " ucap Edo tersenyum senang.
" Em! " jawab Suina kemudian langsung mematikan panggilanya dan langsung bergegas untuk bersiap siap.
Sesampainya di rumah pria itu, Suina langsung di sambut si putih yang sudah menunggunya di teras depan.
" Hy! kamu sudah baikan ya? " ucap Suina yang langsung menggendongnya.
Mendengar suara gadis itu, Edo langsung keluar menghampirinya sambil tersenyum.
Suina langsung terlihat canggung begitu melihat Edo.
Keduanya pun masuk kedalam sambil Suina menggendong kucing itu.
Tidak ada percakapan mereka, Suina hanya asyik bermain dengan si putih, sementara Edo terus saja memperhatikanya.
Lama kelamaan hal itu membuat Suina merasa canggung dan malu.
" Ee.. kaus kakiku mana? kata dokter tadi aku meninggalkannya di sini? " tanya Suina penasaran.
" Saya punya hadiah buat kamu. " ucap Edo.
" Ha-hadiah? " tanya Suina kaget sekaligus penasaran.
" Em! " jawab Edo tersenyum menatapnya.
Kemudian pria itu naik menuju kamarnya untuk mengambil hadiah hadiah yang sudah ia siapkan.
Beberapa menit kemudian, ia turun lagi dan langsung menyerahkannya pada Suina.
" Apa ini dok? kok banyak bangat? " tanya Suina heran.
" Selamat ulang tahun. " ucap Edo.
" Hah? do-dokter tau ulang tahunku? " tanya Suina kaget.
" Em! " jawab Edo tersenyum.
Suina pun ikut tersenyum mendengarnya.
" Semua ini buat aku? " tanyanya lagi.
" Em! " jawab Edo yang lagi lagi mengangguk sambil tersenyum menatapnya.
" Terima kasih dok, jadi ngerepotin. " ucap Suina tersenyum canggung karena merasa tidak enak.
" Aku buka ya? " ucap Suina.
" Silahkan. " jawab Edo.
Gadis itu pun langsung membuka kedua hadiah itu karena penasaran.
" Ah! ini! " ucap Suina kaget sekaligus senang melihat salah satu hadiahnya, yang berupa satu set peralatan gambar.
" Kamu suka? " tanya Edo.
" Em! suka banget. kok dokter tau aku paling suka benda seperti ini? " tanya Suina tersenyum lebar.
" Karena saya lihat pekerjaanmu, yang setiap hari menggunakan alat alat seperti itu. " jawab Edo.
" Wah.. bagus banget, tapi.. ini kan mahal, memangnya nggak apa apa dokter kasih ini keaku? " tanya Suina yang merasa tidak enak.
" Nggak apa apa, asalkan kamu suka dan hadiahnya bermanfaat. " jawab Edo yang tidak memetingkan harganya, karena ingin membuat gadis itu senang.
Suina langsung tersenyum senang mendengarnya.
" Terima kasih ya dok, aku suka banget. " ucap Suina.
" Em! " jawab Edo ikut senang.
" Oh ya, kalau yang ini apa? " tanya Suina yang langsung membuka hadiah satunya.
" Sepatu? " lanjutnya lagi yang terlihat bingung begitu melihat isinya.
" Em! saya sengaja kasih kamu sepatu itu, biar nggak malas olah raganya. " jawab Edo.
Suina pun langsung menatapnya datar.
" Dokter sengaja ya? " tanya Suina sambil memanyunkan bibirnya.
" Memang. " jawab Edo tertawa.
" Itu demi kesehatan kamu. " lanjutnya lagi sambil mengelus lembut kepala gadis itu.
Seketika Suina kaget melihat tindakan pria itu.
Semakin hari Edo semakin tidak bisa menahan diri untuk menujukan rasa perhatiannya pada Suina.
Sehingga hal itu membuat Suina kepikiran dan salah faham.
Dengan cepat ia sedikit menjauh sambil menghidari tatapan Edo.
" Kamu suka kue kan? " tanya Edo.
" E-em! " jawab Suina tanpa melihatnya.
" Saya sudah buatkan kue ulang tahunmu, ada di meja dapur. " ucap Edo.
" Benarkan? " tanya Suina kaget.
" Em! " jawab Edo tersenyum.
Dengan cepat gadis itu beranjak menuju dapur untuk melihat kue ulang tahunya.
" Wahh... " ucapnya yang lagi lagi terkejut dengan semua hadiah yang Edo siapkan untuknya.
" Ini beneran kue ulang tahunku? " tanya Suina tidak percaya.
" Em! kamu suka? " jawab Edo sambil bertanya.
" Suka banget, kuenya benar benar sangat cantik. " ucap Suina yang langsung mengambil gambar.
" Dokter buat sendiri? " tanya Suina.
" Em! " jawab Edo mengangguk.
" Kamu ingin mencobanya? " tanya Edo.
" Memangnya boleh? " tanya Suina kaget.
" Tentu saja, itu nggak terlalu manis. jadi baik untuk kesehatanmu. " jawab Edo yang langsung ingin memotongnya, namun dengan cepat di hentikan Suina.
" Sebentar dok! " ucap Suina.
" Kenapa? " tanya Edo heran.
" Kita foto dulu, kan sayang banget. kuenya udah cantik, tapi kita nggak foto dulu. " jawab Suina.
" Baiklah. " ucap Edo mengalah.
" Mm.. dokter fotoin aku dulu bareng kuenya. " pinta Suina sambil memberikan ponselnya pada pria itu.
Kemudian ia memegang kuenya dan langsung berpose dengan cantik.
Edo mengambil beberapa foto sambil tersenyum melihat gadis itu.
Setelah sesi foto foto mereka selesai, Edo langsung berdiri di belakang gadis itu, begitu Suina ingin motong kuenya.
Hal itu lagi lagi membuat Suina kaget dan diam membeku, karena merasa posisi tubuh mereka benar benar sangat dekat.
Edo yang menyadarinya langsung bingung.
" Kenapa Suina? " tanya Edo yang melihat gadis itu diam membeku.
" Hm? ng-nggak, nggak ada apa apa. " jawab Suina sambil mengendalikan perasaanya.
Merasa ada yang aneh dengan gadis itu, Edo langsung membalikan tubuh Suina kemudian mengangkat dan mendudukkanya di atas meja dapur.
" Do-dok! " ucap Suina kaget dengan tindakannya.
Edo langsung memeriksa kondisinya.
" Kenapa jantungmu berdegup sangat kencang? " tanya Edo sambil meletakan dua jarinya di leher Suina.
" Ng-nggak! nggak kok. " jawab Suina memalingkan pandanganya karena canggung.
Melihat respon Suina yang terlihat kebingungan, semakin membuat Edo penasaran.
" Kamu baik baik saja kan? " tanya Edo.
" Em! aku baik baik aja. " jawab Suina mengangguk dengan cepat.
" Apa semalam kamu tidur terlambat? " tanya Edo lagi.
" Semalam aku... " jawab Suina yang terlihat gugup.
" Aku! aku.. tidur cepat kok. " lanjutnya lagi yang terus berusaha menahan tedak jantungnya.
Edo semakin menatapnya dalam, sehingga membuat detak jantung Suina makin tidak terkontrol.
" Kakimu juga terasa dingin. " ucap Edo sambil memegang kaki gadis itu.
" Apa semalam kamu mandi dengan air dingin? " tanya Edo lagi.
" Hm? " lanjutnya yang semakin mendekat kewajah Suina.
" Do-dok! " ucap Suina yang langsung memalingkan pandanya karena merasa kedua pipinya mulai memerah.
Melihat hal itu, Edo langsung menyentuh wajah Suina untuk mengecek suhu tubuhnya.
" Kenapa wajahmu merah? apa kamu demam? " tanya Edo lagi.
Lagi lagi tindakan pria itu membuat Suina gugup dan malu.
" Aku nggak apa apa. " jawab Suina yang langsung turun.
Namun begitu ia turun, keningnya langsung mengenai dada Edo.
" Aw! " jerit Suina pelan.
" Sakit? " yang langsung mengelus keningnya sambil menatap Suina dengan sangat dekat.
" Ng-nggak. " jawab Suina yang terus berusaha menghindari tatapan pria itu.
Tiba tiba bel rumah Edo berbunyi, hal itu langsung membuat mereka kaget.
" Se-sepertinya ada yang datang. " ucap Suina yang langsung pergi melihatnya.
Sesampainya di teras depan, Suina melihat seorang wanita tengah bediri di depan gerbang rumah Edo, yang ternyata adalah Cindi.
" Biar saya saja, kamu masuklah. " ucap Edo yang langsung menahan tangan Suina.
Kemudian dengan cepat ia menuju gerbang dan membukakan pintu untuk Cindi.
Melihat Edo menemui gadis itu, langsung menimbulkan perasaan mengganjal di hati Suina.
###NEXT###