Safeea dan ibunya sudah lama hidup di desa. Setelah kematian ibunya, Safeea terpaksa merantau ke kota demi mencari kehidupan yang layak dan bekerja sebagai pelayan di hotel berbintang lima.
Ketika Safeea tengah menjalani pekerjaannya, ia dibawa masuk ke dalam kamar oleh William yang mabuk setelah diberi obat perangsang oleh rekan rekannya.
Karena malam itu, Safeea harus menanggung akibatnya ketika ia mengetahui dirinya hamil anak laki laki itu.
Dan ketika William mengetahui kebenaran itu, tanpa ragu ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kehamilan Safeea.
Namun benarkah semua bisa diperbaiki hanya dengan "bertanggung jawab"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Om sendiri yang akan menghadapi William."
Kata-kata itu cukup untuk menenangkan hati Sherlyn. Kini ia tahu, ia tidak sendiri. Dengan dukungan Pak Prawira, Sherlyn merasa posisinya lebih kuat dari sebelumnya—meski cinta yang ia kejar kepada William belum tentu terbalas kearah yang sama.
Langit terlihat mendung menggelayut saat William memasuki area rumah sakit untuk kedua kalinya hari itu. Langkahnya tergesa-gesa sementara napasnya sedikit memburu. Setelah konflik yang melelahkan dengan ayahnya, pikirannya hanya ingin kembali memastikan kondisi Safeea—perempuan yang kini tengah mengandung anaknya.
Namun saat ia tiba di ruang perawatan tempat Safeea semula dirawat, ranjang itu sudah kosong. Tirai samping tempat tidur setengah terbuka, dan aroma antiseptik masih menggantung di udara. Tapi sosok yang dicarinya tidak ada.
William pun segera menghampiri perawat jaga untuk menanyakan keberadaan Safeea.
“Permisi, pasien perempuan yang tadi dirawat di sini, ke mana?”
“Oh, Apakah perempuan yang anda maksud adalah Nyonya Safeea? Beliau sudah keluar sekitar satu jam lalu, Pak. Terlihat seperti terburu-buru, dan dia juga tidak meninggalkan pesan apapun.” ucap perawat jaga itu kepada William.
Hati William menghangat oleh rasa kecewa. Ia mendesah dalam diam.
Ia tahu ke mana perempuan itu kemungkinan besar pergi.
Sementara itu di Tirta Kencana Hotel, suasana sore itu terasa lebih tegang dari biasanya.
Safeea baru saja tiba, napasnya masih belum stabil setelah pergi dari rumah sakit. Ketika Safeea baru saja menaruh obatan obatan yang dibeli oleh William di laci karyawan, tiba-tiba salah satu staf menghampirinya.
“Safeea, kamu disuruh Pak Hardi untuk datang ke ruangannya sekarang.”
Mendengar nama itu, jantung Safeea kembali mencelos. Ia mengangguk pelan dan segera melangkah menuju ke lantai atas, tempat di mana ruangan atasan tertinggi di bagian manager berada.
Begitu pintu diketuk dan terbuka, Safeea mendapati Pak Hardi duduk di balik meja besar berkaca gelap, dengan ekspresi tak bersahabat. Tangannya menepuk-nepuk meja dengan pena yang berada di tangannya, sementara matanya menatap tajam ke arah Safeea seolah ingin menelanjangi setiap alasan yang bakal Safeea berikan.
“Duduk,” ucap pak Hardi dengan nada dingin, tanpa menoleh ke arah safeea.
Safeea menurut.
“Kau tahu, kalau hari ini adalah hari pertama Pak William menjabat sebagai CEO Tirta Kencana Hotel. Dan apa yang terjadi? Dia harus mengantarmu ke rumah sakit di hari pertamanya bekerja! Kau pikir itu tidak merepotkan?!” suara pak Hardi meninggi di akhir kalimat.
Safeea terdiam, kepalanya menunduk. Matanya terlihat memerah, tapi ia mencoba untuk menahannya.
“Dan ini bukan kali pertama kau bersikap seperti ini, Safeea. Sudah berapa kali kau pergi tanpa izin? Menghilang tanpa kabar? Apakah kamu pikir hotel ini tempat untuk bermain-main?!” ucap pak Hardi yang tidak henti hentinya menyalahkan safeea.
“Maafkan saya, Pak. Tapi saya tidak bermaksud untuk—”
Belum sempat safeea melanjutkan perkataannya, pak Hardi telah terlebih dahulu memotong perkataan safeea.
“Hanya dengan meminta maaf tidak akan menyelesaikan apapun, Safeea!” potong Pak Hardi, suaranya terdengar dingin dan tajam. “Kau membuat malu departemenmu. Kau pikir apa yang akan dikatakan orang-orang kalau tahu pegawai biasa sampai diantar langsung oleh CEO ke rumah sakit? Kau sudah menciptakan rumor, Safeea. Dan aku tidak akan membiarkan reputasi hotel ini rusak hanya karena satu orang.”
....udah pasti kamu bakal hidup sangat berkecukupan.