NovelToon NovelToon
ANTARA CINTA DAN DENDAM

ANTARA CINTA DAN DENDAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Sania, seorang dokter spesialis forensik, merasakan hancur saat calon suaminya, Adam, seorang aktor terkenal, meninggal misterius sebelum pernikahan mereka. Polisi menyatakan Adam tewas karena jatuh dari apartemen dalam keadaan mabuk, namun Sania tidak percaya. Setelah melakukan otopsi, ia menemukan bukti suntikan narkotika dan bekas operasi di perut Adam. Menyadari ini adalah pembunuhan, Sania menelusuri jejak pelaku hingga menemukan mafia kejam bernama Salvatore. Untuk menghadapi Salvatore, Sania harus mengoperasi wajahnya dan setelah itu ia berpura-pura lemah dan pingsan di depan mobilnya, membuat Salvatore membawanya ke apartemen. Namun lama-kelamaan Salvatore justru jatuh hati pada Sania, tanpa mengetahui kecerdikan dan tekadnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Sania membuka maskernya dan meminta asisten laboratorium untuk menulis semua data yang baru saja ia kerjakan.

Setelah dari ruang forensik, Sania berjalan ke arah ruang kerjanya.

Saat masuk ke ruang kerjanya, ia menghidupkan lampunya.

"BOOO!"

"AAAAAAA!" teriak Sania dengan wajah ketakutan.

Klik!

Lampu dihidupkan dan disana ada Adam yang tertawa terbahak-bahak melihat Sania ketakutan.

"Dasar orang usil!" ucap Sania diambil memukul-mukul dada bidang Adam.

Adam masih tertawa terbahak-bahak sambil memegang tangan Sania.

"Sudah sudah. Aku minta maaf, sayang." ucap Adam sambil mencium bibir istrinya.

Sania mengerucutkan bibirnya saat mendengar perkataan dari Adam.

Kemudian Adam memeluk tubuhnya dan mengajaknya makan malam.

"Ayo kita makan malam di tempat yang kamu inginkan." ucap Adam.

"Dasar tukang suap," ujar Sania.

Sania menyingkirkan tangan Adam dengan pura-pura kesal, tapi matanya tak bisa menahan senyum kecil.

"Aku serius, Sania. Malam ini aku traktir kamu sepuasnya," ucap Adam sambil menatapnya dengan mata berbinar.

Sania menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis.

"Baiklah, tapi jangan kira kamu bisa menebus semua usilmu hanya dengan makan malam."

Adam tertawa lagi, lalu menggandeng tangan Sania.

"Aku siap menerima hukuman apapun asalkan bersamamu." ucap Adam.

Adam mengajak Sania lewat pintu belakang karena banyak fans dan wartawan yang menunggu di depan.

"Sayang, jangan lupa pakai masker."

Adam mengambil masker dan menutup mulut dan hidungnya.

Begitu juga dengan Sania yang sudah membaik masker dan kaca mata hitamnya.

"Beginilah jika punya calon suami yang sangat tampan dan pemain film." ucap Sania.

Kemudian mereka berjalan menyusuri lorong belakang rumah sakit dengan tangan mereka yang saling menggenggam erat.

Suasana malam yang sepi membuat detak jantung mereka berdetak kencang.

Mereka berdua langsung masuk kedalam mobil milik Sania.

Adam segera melajukan mobilnya menuju ke rumah makan yang sudah ia reservasi untuk dirinya dan Sania.

Di dalam mobil, Sania melihat suaminya yang fokus menyetir.

Sesekali Adam menoleh ke kanan dan kiri seperti orang kebingungan.

"Dam, kamu kenapa? Apa fans kamu mengikutinya kita?" tanya Sania.

Adam menggelengkan kepalanya dan mencoba kembali fokus menyetir.

"Aku tidak apa-apa sayang." jawab Adam.

Sania mencoba untuk percaya dengan perkataan Adam.

Sesampainya di rumah makan, Adam mengajak Sania untuk turun dari mobil.

Mereka berdua turun dari mobil, dan Adam segera membuka pintu untuk Sania dengan sikap sopan dan penuh perhatian. Lampu-lampu hangat dari rumah makan membuat suasana malam itu terasa lebih intim.

“Tempat ini kelihatan romantis, ya,” ujar Sania sambil menatap sekeliling.

Adam tersenyum, menatap mata Sania, dan menggenggam tangannya lebih erat. “Aku ingin malam ini hanya milik kita, tanpa gangguan.”

Mereka masuk ke dalam, dan pelayan menyambut mereka hangat.

Adam memimpin Sania ke meja yang sudah dipesan, tepat di sudut yang agak sepi, dengan lilin yang menyala lembut di tengah meja.

Sania duduk, masih tersenyum sambil memperhatikan Adam yang duduk di depannya.

“Aku masih kesal sama prankmu tadi, tapi aku senang kamu masih hidup.”

Adam tertawa kecil, menatap Sania dengan penuh cinta.

"Sayang, jika aku pergi jauh. Ingatlah satu hal, kalau itu bukan kecelakaan." ucap Adam.

Sania yang mendengarnya langsung meletakkan sendoknya.

Suasana yang menyenangkan tiba-tiba menjadi menakutkan.

"Hahahaha! Lihatlah wajahmu, sayang." ucap Adam yang kembali tertawa.

Sania menahan air matanya dan kembali menikmati makanannya.

Setelah selesai makan malam, Sania bangkit dari duduknya.

"Sayang, aku minta maaf." ucap Adam.

Sania tidak menghiraukan perkataan dari Adam dan langsung keluar dari rumah makan.

Adam menggandeng tangan Sania dan membawanya ke apartemennya.

Di sepanjang perjalanan Sania hanya diam dan tidak mengajak bicara Adam.

Tiga puluh menit kemudian mereka telah sampai di apartemen Adam.

Adam menarik tangan Sania lembut saat mereka masuk ke apartemennya.

“Sania, aku minta maaf. Tidak seharusnya aku membuatmu takut seperti ini,” ucap Adam sambil menatap wajah Sania..

Sania yang dari tadi menahan air matanya langsung menangis sesenggukan.

"Kamu boleh menakutiku, boleh usil, boleh apa saja. Tapi jangan bilang kamu akan pergi jauh. Aku nggak bisa kehilanganmu, Dam,” ujar Sania sambil menangis di dada Adam.

Adam mengusap punggung Sania perlahan, menenangkannya.

“Aku minta maaf Sania. Aku tidak akan pernah pergi jauh darimu. Aku janji.” ucap Adam.

Sania masih terisak-isak dan ia tidak melepaskan pelukannya.

Adam membopong tubuh Sania dan membawanya ke atas tempat tidur.

"Jangan pergi, aku mau kamu disini."

Sania meminta Adam untuk naik ke atas tempat tidur.

"Sayang, tiga hari lagi kita menikah. Besok aku masih ada pekerjaan terakhir yang harus aku kerjakan. Dan ini ada black card untuk kamu gunakan membeli apa yang kurang." ucap Adam sambil memberikan black card.

Adam melepaskan kalung hitam miliknya dan memasangnya di leher Sania.

"Aku akan mengambil kalung ini setelah kita menjadi suami istri."

Sania menganggukkan kepalanya dan ia langsung mendekatkan bibirnya ke bibir calon suaminya.

Adam menarik pinggang Sania dan membalas ciumannya.

"Sekarang ayo kita tidur. Aku tidak mau setan mengajaknya kita berbuat lebih jauh lagi." ucap Adam yang kemudian mengambil selimut.

Adam memeluk sambil menepuk-nepuk punggung Sania.

"Maafkan aku yang tidak berani mengatakan yang sebenarnya." ucap Adam dalam hati.

Adam melihat Sania yang sudah tertidur pulas dengan tangannya yang masih memeluk tubuh Adam.

Ia melepaskan tangan Sania dan setelah itu ia bangkit dari tempat tidur.

Ia meraih tas Sania yang tergeletak di dekat nya dan dari saku jaketnya, Adam mengambil sebuah flashdisk kecil.

“Ini untukmu, nanti kamu akan mengerti,” bisik Adam yang menyelipkan flashdisk ke tas Sania.

Setelah itu, Adam menutup tas dengan rapi, kembali ke tempat tidur, dan memeluk Sania dari belakang.

Ia menepuk-nepuk punggung Sania dengan lembut.

“Aku di sini, Sania. Aku tidak akan pernah pergi darimu.”

Adam memejamkan matanya dan langsung tertidur pulas.

Keesokan paginya dimana matahari sudah bersinar terang.

Adam membuka matanya dan mencium kening Sania.

"Selamat pagi, sayang. Ayo bangun. Bukankah hari ini kamu harus mempersiapkan semuanya." ucap Adam dengan suara serak.

Sania menggeliat kecil dan tersenyum tipis ke arah Adam.

"Lima menit lagi, Dam. Aku masih mau disini memeluk kamu." ucap Sania.

Adam yang gemas langsung menggelitik pinggang Sania.

Sania tertawa terbahak-bahak mendengar gelitik dari Adam.

“Sudah, sudah! Aku menyerah!” ucap Sania sambil menghapus air matanya.

Adam ikut tertawa, lalu mencium kening Sania sebelum beranjak dari tempat tidur.

Setelah mandi dan bersiap, Sania keluar dari kamar dengan rambut masih sedikit basah.

Adam yang sudah rapi dengan jaket kulit dan kacamata hitam menatapnya dengan senyum hangat.

“Cantik seperti biasa,” ujar Adam sambil menggenggam tangan Sania.

"Jangan menggombal calon suamiku. Ayo antar aku pulang."

"Baik dokter Sania. Aku sudah siap menjadi supir pribadi kamu."

Mereka berjalan keluar apartemen sambil bercanda ringan.

Begitu tiba di mobil, Adam membukakan pintu dan memastikan Sania duduk dengan nyaman sebelum menyalakan mesin.

Perjalanan pagi itu terasa ringan, penuh tawa dan percakapan hangat.

Sesampainya di depan rumah Sania, mobil berhenti perlahan.

Adam menatap wajah Sania lama, seolah ingin mengabadikannya di ingatan.

“Kita bertemu dua hari lagi dan kamu akan menjadi Nyonya Adam Smith,” ucap Adam.

Sania tertawa kecil dan mendekat, mencium bibir Adam dengan lembut.

“Jangan buat aku menunggu lama di altar nanti, ya,” bisik Sania.

Adam membalas senyum itu, tapi hatinya bergetar.

“Aku janji, sayang.”

Sania turun dari mobil dan melambaikan tangan sambil berjalan ke arah rumah.

Adam menatapnya lewat kaca spion sampai sosoknya benar-benar menghilang di balik pagar.

Perlahan, Adam menghela napas panjang dan menatap jalan di depan.

“Aku harap kamu bisa memaafkanku nanti, Sania,” gumam Arya yang melajukan mobilnya menuju ke lokasi syuting .

1
kalea rizuky
buat pergi jauh lahh sejauh jauhnya
kalea rizuky
biadap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!