Nalea, putri bungsu keluarga Hersa, ternyata tertukar. Ia dibesarkan di lingkungan yang keras dan kelam. Setelah 20 tahun, Nalea bersumpah untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan berniat menjadi putri keluarga yang baik.
Namun, kepulangan Nalea nyatanya disambut dingin. Di bawah pengaruh sang putri palsu. Keluarga Hersa terus memandang Nalea sebagai anak liar yang tidak berpendidikan. Hingga akhirnya, ia tewas di tangan keluarganya sendiri.
Namun, Tuhan berbelas kasih. Nalea terlahir kembali tepat di hari saat dia menginjakkan kakinya di keluarga Hersa.Suara hatinya mengubah takdir dan membantunya merebut satu persatu yang seharusnya menjadi miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
...Mulai dari bab ini, percakapan yang bercetak miring adalah suara hati Nalea. ...
...Selamat Membaca...
...*****************...
"Madam… Madam… Bagaimana Madam?” tanya Grace, suaranya dipenuhi kecemasan yang mendalam. Gadis itu mengguncang tubuh Nalea dengan hati-hati.
Tetapi Nalea tetap diam. Kegelapan total. Tidak ada rasa sakit, tidak ada udara dingin, hanya keheningan yang absolut.
Deg! Deg! Deg!
Tiba-tiba, jantung Nalea berdetak dengan kencang, memompa darah dengan kekuatan luar biasa. Tubuhnya tersentak hebat, seolah baru saja disambar listrik.
“Madam, Madam! Anda tidak apa-apa?”
Nalea mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha memproses cahaya. Ia melihat pantulan wajahnya di cermin besar. Wajahku.
Nalea berpikir dirinya sudah mati, terkubur di bawah tanah. Tetapi suasana ini... ia mengingatnya. Ini adalah kamar hotel tempat ia menginap sebelum pertemuan pertamanya dengan keluarga Hersa tiga tahun lalu.
Aku… aku kembali?
Nalea menyadari. Ia terlahir kembali. Ia kembali ke hari di mana ia akan bertemu pertama kalinya dengan keluarga kandungnya.
Grace, yang mengenakan pakaian casual, menghela napas lega. “Syukurlah, Madam. Hasil make-up-nya bagaimana? Apakah terlalu tipis? Nyonya Mutiara pasti suka penampilan yang lembut dan anggun.”
Nalea menatap pantulan dirinya di cermin. Ia ingat. Saat itu, demi menyenangkan hati keluarga kandungnya, ia merubah penampilannya total. Menghapus citra dirinya sebagai ketua geng, jaket kulit, celana jeans, rambut kuncir kuda dan menggantinya dengan gaun chiffon pastel, rambut yang diurai, dan make-up tipis yang terlihat ‘gadis baik-baik’.
Aku tidak akan mengulanginya lagi. Tuhan memberiku kesempatan kedua, dan aku tidak akan menjadi orang lain demi cinta palsu.
Nalea bangkit dari kursi rias. “Grace, keluar. Aku butuh waktu sendiri.”
Grace terlihat bingung, tetapi ia menurut. Setelah pintu tertutup, Nalea mendekati cermin. Ia meraih tisu basah, dan tanpa ragu, ia menghapus make-up tipis di wajahnya. Lalu, ia membuka lemari, mengambil gaun chiffon itu, dan melemparkannya ke sudut.
Nalea menggantinya dengan kaus hitam ketat, celana jeans robek yang diselipkan ke sepatu bot kulit tebal, dan jaket kulit andalannya. Ia mengikat rambut cokelat panjangnya menjadi kuncir kuda yang tinggi dan tegas. Nalea Shara Sang Ratu Black Rat telah kembali.
Aku tidak akan lagi mencari pengakuan. Aku akan menjadi diriku sendiri, Nalea Sang Ratu Black Rat. Jika mereka menolakku, mereka akan menolakku sebagai diriku, bukan sebagai orang yang kubuat-buat.
...******...
Motor sport hitam kesayangan Nalea meraung kencang, melaju ke depan pintu utama kediaman mewah keluarga Hersa. Nalea memarkirkan motornya di halaman, di bawah sorot matahari yang terik. Di belakangnya, Grace turun dari boncengan. Kali ini Nalea akan membawa Grace ikut masuk ke dalam keluarga Hersa.
Sama seperti kehidupan sebelumnya, tidak ada satu pun anggota keluarga Hersa yang menyambutnya di luar.
Nalea mengambil napas dalam-dalam, lalu menyalakan motor sport-nya lagi. Ia memutar gas dalam-dalam, menghasilkan suara yang memekakkan telinga, mengganggu ketenangan rumah mewah itu.
“Madam?” Grace sedikit khawatir dengan perilaku kasar Nalea.
“Tidak apa-apa, Grace. Ini saatnya aku yang buat drama.”
Tak berselang lama, pintu utama terbuka. Mutiara dan Ivander keluar dengan wajah panik. Ekspresi terkejut dan sedikit ketakutan langsung terpancar di wajah mereka saat melihat Nalea. Penampilan Nalea yang tomboi, rock-and-roll, dan aura kuatnya benar-benar berbeda dengan ekspektasi mereka.
“K-kau… kamu, Nalea?” tanya Ivander, suaranya sedikit bergetar, terintimidasi oleh aura Ratu Gangster itu.
Nalea hanya melirik sekilas ke arah Ivander, lalu mematikan mesin motor.
Cih, bahkan sebenarnya kalian itu jijik denganku, kan! Tapi kali ini, aku akan membuat kalian benar-benar jijik, hingga kalian menyesal memungutku.
Mutiara dan Ivander saling pandang. Mereka berdua mencari-cari sumber suara, karena baik Nalea maupun Grace, tidak ada yang membuka mulut.
Pasti saat ini, Sisilia sedang merajuk di dalam kamar karena khawatir akan kehilangan kasih sayang! Munafik, padahal dia yang akan membuat keluarga ini hancur. Lidya si ular, siapkan saja kuburan kalian.
Deg!
Mutiara dan Ivander memegang kepala mereka. Suara itu… sangat jelas. Itu adalah suara pikiran Nalea! Mereka berdua tercengang, saling menatap, menyadari bahwa mereka dapat mendengar setiap kata hati Nalea.
Nalea mengabaikan keterkejutan mereka dan melangkah masuk, diikuti Grace.
Di ruang tamu, Sisilia sudah menunggu. Ia tengah berpura-pura menangis tersedu-sedu di pelukan Azlan, sementara Zavian berdiri di samping mereka dengan ekspresi bosan.
“Hiks… Kak Azlan… aku takut. Aku takut Kakak Nalea tidak menyukaiku. Aku takut Mamah dan Papa lebih menyayanginya,” rengek Sisilia, suaranya dibuat-buat lugu.
Azlan mengelus punggung Sisilia. “Tenang, Sisil. Tidak ada yang akan merebut posisimu. Dia hanya datang sebentar.”
Oh, betapa munafiknya. Kau menangis? Padahal kau yang membunuh Azlan! Si Sisilia ini. Baru kali ini aku melihat iblis berakting. Aku tidak akan mengasihani kau lagi, Azlan. Sangat payah dan membosankan.
Azlan tersentak, pelukannya pada Sisilia mengendur. Ia melihat sekeliling, mencari suara yang baru saja menghinanya.
Zavian, yang mendengar suara hati itu, membelalakkan mata. Ia menatap Nalea yang baru saja melangkah masuk dengan tatapan tajam. Ia mengaitkan suara itu dengan kedatangan Nalea.
Nalea menatap Sisilia dengan tatapan penuh penghinaan.
Lihat dirimu, Sisilia. Kau terlihat seperti ular siluman, bermulut manis padahal wajahmu sangat buruk. Merampok harta keluarga Hersa, bertindak semaunya, mengancam Papa, dan membuat Azlan mati di pelukanku. Semua demi harta. Sayang sekali keluar ini menyayangi orang yang salah. Memang anak pembantu, semua hatinya jelemaan iblis. Serakah!
Sisilia, yang tidak mendengar, tersenyum sinis, menatap penampilan Nalea yang sangat jauh dari ekspektasi.
“Oh, Kak Nalea sudah datang?” Sisilia bangkit, memasang wajah polos. “Selamat datang. Aku Sisilia, adikmu. Kenapa Kakak berpakaian seperti… seperti itu?”
Perkataan itu!Jelas-jelas dia ingin mengejek aku dengan kata-kata anak liar. Memprovokasi agar seluruh keluargaku membenciku karena aku ini dibesarkan dalam lingkungan yang buruk. Tidak akan aku biarkan! Dasar iblis!
Mutiara, Ivander, dan Zavian yang berdiri di belakang Nalea, menahan napas. Mereka benar-benar mendengar suara hati Nalea.
Nalea memiringkan kepala, mencibir. “Aku berpakaian seperti diriku, Nona Sisilia. Bukan sepertimu, yang harus berpura-pura lugu agar disayangi. Meskipun aku dibesarkan oleh gangster tapi aku tidak bermuka dua. Berpura-pura baik padahal berhati busuk.” Sisilia mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan senyum palsu di depan keluarga Hersa.
Aku tidak akan berkorban demi citra keluarga ini. Meskipun suatu saat kamu sekarat pun, lebih baik aku berikan darah anjing untukmu. Darahku tercemar virus jahat, tak pantas untukmu, Sisilia.
Ivander dan Mutiara menatap Nalea dengan ketakutan luar biasa. Mereka tidak mengerti apa yang ucapkan oleh kata hati Nalea.
Lihatlah, wanita iblis itu sedang mencuri dengar di balik lemari. Tingkahnya sudah seperti Nyonya besar di rumah ini, padahal hanya pembantu, memanfaatkan kasih sayang kalian terhadap Sisilia. Bahkan Lidya sudah berani mencuri beberapa perhiasan milik mamah.
Semua orang saling berpandangan, terutama Zavian berusaha melihat tempat di mana Lidya tengah bersembunyi. Kedipan mata Zavian memberikan kode seolah apa yang dikatakan Nalea benar.
“Apa yang kau katakan?” tanya Azlan tajam, akhirnya melepaskan Sisilia.
Nalea hanya tersenyum dingin. Permainan baru saja dimulai. Ia akan menggunakan kekuatan ini untuk membongkar konspirasi Lidya dan Sisilia, sebelum mereka sempat menghancurkan keluarganya.
“Aku tidak mengatakan apa-apa,” jawab Nalea dengan suara santai, matanya menantang semua orang. “Hanya menyapa, Keluarga Hersa.”
mana ada darah manusia lebih rendah derajatnya daripada seekor anjingg🥹🥹🤬🤬🤬