NovelToon NovelToon
Menantu Luar Biasa

Menantu Luar Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Matabatin / Sistem / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Zhiyuan, menantu keluarga Liu yang dulu dicap tak berguna dan hanya membawa aib, pernah dipenjara tiga tahun atas tuduhan yang tidak pernah ia lakukan. Selama itu, dunia menganggapnya sampah yang layak dilupakan. Namun, ketika ia kembali, yang pulang bukanlah pria lemah yang dulu diinjak-injak. Di balik langkahnya yang tenang tersembunyi kekuatan, rahasia, dan tekad yang mampu mengguncang keluarga Liu—dan seluruh kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 Hari melelahkan

Tatapan Liu Zhiya melembut. Cahaya yang redup di hatinya berubah menjadi nyala terang. Air matanya tumpah. Ia berlari, terhuyung, lalu terhempas ke pelukan Zhiyuan.

“Kakak ipar…” suaranya pecah. Ia menangis keras, seakan ingin meluapkan semua ketakutan dan sakit hati di pelukan yang kokoh itu.

Zhiyuan menepuk punggungnya lembut. “Tidak apa-apa, aku di sini.” Dalam diam, ia menyalurkan energi spiritual, membersihkan racun yang menyumbat tenggorokan Liu Zhiya.

Penonton terdiam, tercengang.

“Siapa orang itu?” bisik seseorang.

Namun sebelum desas-desus makin liar, Chang Danqing berdiri, suaranya lantang.

“Semua orang, tenang! Liu Zhiya tidak membutuhkan jalan belakang siapa pun. Apa yang terjadi barusan jelas jebakan. Pria ini aku yang bawa—dia mengerti pengobatan dan hanya naik untuk membantu Liu Zhiya.”

Kata-kata Chang Danqing bagai palu. Statusnya sebagai Raja Lagu membuat orang-orang sulit membantah. Riuh rendah mereda, meski masih ada tatapan penuh keraguan.

Liu Zhiya mengerjap, menatap Zhiyuan dengan bingung. 'Sejak kapan kakak ipar dekat dengan Chang Danqing?' Tapi ia tak punya waktu untuk bertanya.

Zhiyuan menyerahkan sebuah pil kecil. “Telan ini. Tenggorokanmu akan baik-baik saja.”

Liu Zhiya menatap pil itu, ia terkejut namun tidak berani menolak. Begitu ditelan, rasa sakit di tenggorokannya lenyap, bahkan lebih jernih daripada sebelumnya.

“Aku… bisa bernyanyi lagi.”

“Kalau begitu, buktikan pada mereka,” jawab Zhiyuan tenang.

Liu Zhiya menarik napas dalam-dalam, menatap lurus ke arah juri dan penonton. Ketakutan di hatinya lenyap, berganti tekad.

“Aku tidak memalsukan apa pun. Kalau ada yang meracuni suaraku, berarti lip-sync tadi pun pasti bagian dari jebakan yang sama. Tujuannya hanya satu—menghancurkanku selamanya.”

Suara Liu Zhiya bergetar, tapi matanya tajam.

Cheng Guang, salah satu juri yang terkenal adil, terdiam cukup lama. Akhirnya, ia mengangguk. “Baik. Kita ulang. Lampu sorot, musik, mulai lagi dari ‘No Worries’.”

Liu Zhiya menarik napas panjang, dadanya mengembang. Begitu musik mengalun, suaranya keluar—jernih, bulat, dan penuh resonansi.

Nada-nada rendahnya hangat dan stabil, lalu melompat naik ke nada tinggi dengan transisi yang mulus, tanpa sedikit pun retakan.

Vibratonya halus, bergetar seperti senar biola, memberi kedalaman pada setiap akhir frase.

Penonton yang tadinya ragu kini terdiam. Mereka bisa mendengar kontrol pernapasannya yang sempurna: ia menahan nada panjang dengan kestabilan konstan, lalu menghentikannya tepat di beat, seolah-olah ia mengendalikan waktu.

“I spread my wings, no shadows can bind me…”

“The night may fall, but my voice will shine through…”

“No worries… no chains… just me and the sky…”

Setiap kata dalam bahasa Inggris itu meluncur dengan artikulasi jelas, resonansinya memenuhi ruangan. Nada tinggi di refrain—yang tadinya dianggap mustahil ia capai dengan kondisi tenggorokan rusak—justru melesat jernih, memukau, seperti kristal yang memantulkan cahaya.

Sorakan mulai pecah di tengah lagu. Beberapa penonton berdiri, menepuk tangan mengikuti irama. Bahkan para juri lain saling pandang, terpaksa mengakui: inilah suara seorang penyanyi sejati, bukan sekadar wajah cantik yang bisa dipromosikan.

Cheng Guang pun hanya bisa diam melonggo. Ia tahu, setelah malam ini, tidak seorang pun bisa lagi meragukan kemampuan Liu Zhiya.

Chang Danqing juga terdiam, namun ada senyum tipis di wajahnya yang menandakan jika dia sudah mengetahui dan bangga dengan penampilan Liu Zhiya.

Di ruang pribadinya, Zhang Yingying meraung marah, menghancurkan segala benda yang ada. Tatapannya merah penuh benci.

“Sial! Bangsat! Brengsek! Liu Zhiya… kita belum selesai!” raungnya penuh amarah.

Di panggung, suara Liu Zhiya mengalun merdu, membuat semua orang terdiam. Zhiyuan pun ikut terhanyut, seakan lupa pada dunia di sekitarnya.

Sorakan bergemuruh setelah Liu Zhiya menyelesaikan bait terakhir lagunya. Penonton yang tadi melemparinya dengan sumpah serapah kini berebut berdiri, bersorak memanggil namanya.

Dari arah panggung, buket bunga mulai beterbangan, menutupi jejak sampah yang sempat menghina martabatnya. Lampu sorot menari di wajah Liu Zhiya, membuat air matanya yang jatuh berkilau seperti permata.

Ia menunduk, memeluk buket pertama yang ia terima, lalu tersenyum bahagia. Malam ini, ia benar-benar kembali berdiri sebagai seorang penyanyi sejati.

Di antara gemuruh itu, Zhiyuan menatapnya tenang, bibirnya melengkung tipis. Saat penampilan berakhir dan panggung ditutup, ia berbalik pada Jin Yimei.

“Pastikan kau mengirim orang untuk mengawal Zhiya pulang. Jangan biarkan satu pun bayangan mendekatinya.”

“Siap, Tuan,” jawab kepala keamanan sambil menunduk hormat.

“Tuan, dalangnya sudah ditemukan.”

Dari kejauhan, Yu Dayong diseret dengan brutal, wajahnya penuh darah, mulutnya masih berteriak tak jelas. Zhiyuan hanya menoleh sekilas, tatapannya sedingin baja.

“Siapkan pesta perpisahan besok.”

Jin Yimei segera mengangguk, lalu menambahkan dengan suara lebih rendah, “Malam ini, orang-orang penting di Shanghai ingin bertemu denganmu.”

Zhiyuan hanya mengangguk ringan, lalu menaiki mobil hitam yang sudah menunggu. Di saat Liu Zhiya dikawal pulang dengan selamat, dirinya menuju Plains Inn—penginapan paling bergengsi di Shanghai.

Begitu memasuki ruangan utama, lebih dari selusin orang sudah berdiri, menunggu dan menyambutnya dengan penuh hormat.

“Tidak usah terlalu formal,” Zhiyuan melambaikan tangan. “Kita semua di pihak yang sama. Silakan duduk.”

Jin Yimei menatapnya diam-diam. Dalam hati ia memuji—tuan muda ini semakin karismatik, langkah demi langkah ia benar-benar menjadi pemimpin sejati Jinyao Entertainment.

Para tamu, termasuk Chang Danqing, bergantian memperkenalkan diri, menyebutkan industri dan prestasi mereka. Zhiyuan mendengarkan dengan saksama, menyimpan semuanya dalam ingatan.

Setelah urusan bisnis selesai, suasana pun berubah lebih santai. Gelas-gelas anggur putih memenuhi meja.

Dulu, Zhiyuan bukan peminum. Kapasitas minumnya biasa saja. Namun sejak berlatih di bawah bimbingan Long Tian, daya tahannya meningkat pesat. Meski begitu, menghadapi lebih dari sepuluh orang bersulang tanpa henti tetap saja berat.

Malam itu, suasana hatinya sedang baik. Ia tak menolak siapa pun. Satu per satu gelas diteguknya. Hingga meja mulai kosong, ia sudah mabuk berat.

“Kau benar-benar tidak mau aku mengirim orang untuk mengantarmu?” tanya Jin Yimei khawatir, melihat langkah Zhiyuan sudah goyah.

Jika ia pulang dengan mobil mewah, identitasnya bisa terekspos.

Zhiyuan hanya melambaikan tangan dengan malas, melangkah ke luar Hotel tanpa menoleh lagi.

Sesampainya di rumah, tiga wanita sudah menunggunya dengan wajah serius, seolah menuntut suatu jawaban serius darinya.

“Kau sudah pulang?”

Zhiyuan terdiam, lalu menunduk pasrah. “Sayang, kau tidak perlu memaksaku mengaku. Aku akan jujur.”

Melihat Liu Yuxin memutar matanya, Zhiyuan buru-buru menunjukkan wajah memohon belas kasihan.

“Aku kenal seorang dokter di penjara. Dia banyak mengajarkan ilmu medis padaku. Kebetulan, dokter itu juga sahabat Chang Danqing. Lewat dialah aku bisa bertemu dengan Chang Danqing. Tak kusangka justru bisa bertemu Zhiya disana.”

Mendengar penjelasan itu, ketiga wanita akhirnya luluh, meski masih menyimpan sedikit keraguan.

Malam pun bergulir. Bahkan saat Liu Yuxin kembali memintanya untuk memijat, Zhiyuan hanya ingin tidur. Hari itu benar-benar melelahkan bahkan untuknya.

1
Jujun Adnin
kopi mendarat
Prajapati
author koplak.hanya segini kemampuanmu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!