Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.
Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.
“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”
Siapakah baby Kenzo?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Tamu di Pagi Hari
Esok hari ....
Semalam, layaknya pasangan suami istri ketika baby Kenzo kembali menangis karena haus. Julian langsung tersadar dari tidurnya di sofa panjang. Perlahan-lahan membangunkan Rumi untuk menyusui putra, dan tak lupa segelas air hangat yang disiapkan oleh Julian. Dan, tidak ada perdebatan kembali karena mereka sama-sama mengantuk. Hingga tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan mereka bertiga masih terlelap dalam tidurnya.
Mama Liora sampai terhenyak ketika masuk ke dalam kamar baby Kenzo, auranya pun terasa berbeda.
“Jul ... Jul, bangun.” Mama Liora menepuk lengan putranya berulang kali.
Julian melenguh pelan, bola mata dibalik kelopak matanya tampak bergerak-gerak.
“Julian, bangun.” Sekali lagi Mama Liora mencoba membangunkannya. Alhasil pria itu pun terbangun.
“Mah.” Suaranya terdengar serak, matanya pun masih terasa lengket untuk terbuka lebar.
“Bangun Julian ... udah jam 8. Itu di bawah ibu mertua dan adik iparmu datang.”
Kening Julian mengerut, lalu perlahan-lahan mendesah pelan sembari terduduk. “Mereka datang?”
“Mmm ... pagi-pagi sekali udah bertamu, katanya mau ketemu kamu dan Kenzo,” balas Mama Liora dengan menatap ranjang yang terlihat tenang.
Julian bangkit dari sofa dengan kondisi rambutnya acak-acakan. “Jangan bangunkan Rumi, dia baru tidur jam 5 pagi. Kenzo kuat nyusunya,” pinta Julian sambil lalu meninggalkan kamar putranya.
Alis Mama Liora terangkat sebelah dengan tatapan curiganya. “Tumben perhatian sama perempuan lain, biasanya cuma sama Tisya aja yang begini,” gumamnya pelan.
Mama Liora juga tidak ada niatan untuk membangunkan Rumi. Ia datang hanya untuk mengecek, tapi melihat cucu dan Rumi-nya masih pulas jadi bikin tersenyum sendiri.
Sementara itu, di ruang tamu. Mama Rissa—mamanya Tisya tampak menikmati suguhan yang disajikan oleh salah satu maid. Begitu juga dengan Aulia—adiknya Tisya.
“Mah ... Mama yakin kalau bayi yang kita tukar itu sangat meyakinkan jadi anaknya Kak Julian dan Kak Tisya,” bisik Aulia saat hanya ada mereka berdua.
“Hush ... jangan dibahas di sini. Nanti kalau kedengaran orang lain bisa bahaya. Lagian kenapa juga bayi kakakmu itu pakai meninggal segala, untung saja ada bayi laki-laki yang lahir di waktu yang sama dan cakep. Kalau ... enggak, kakak iparmu bakal nikah lagi sama wanita lain demi bisa memiliki anak. Dan, nasib kita bisa kembali susah. Mama tidak mau hidup susah.”
“Aku juga tidak mau hidup susah, Mah.”
“Makanya itu, Mama ajak kamu ke sini biar bisa ambil hati kakak iparmu. Pokoknya kamu harus tinggal di sini, kasih aja alasan kalau kamu mau merawat anak kakakmu. Setidaknya ... kalau nasib kakakmu berakhir, tidak juga siuman dari komanya. Kamu bisa menjadi istri Julian. Pewaris Grup Sentosa.” Suara Mama Rissa terdengar lembut, tapi penuh sarat makna.
Aulia tersenyum devil, dan kembali menikmati secangkir teh hangat. “Itu sudah pasti dong, Mah. Siapa sih yang tidak mau jadi istrinya pengusaha kaya.”
Mama Rissa turut tersenyum, lalu melirik ke arah dalam mansion yang begitu megah. “Tisya, maafkan Mama ya. Mama melakukan ini demi keluarga kita, harus bergerak cepat sebelum terjadi sesuatu yang buruk, kecuali kamu lekas siuman.”
“Dan, ingat kamu harus turut mengurus dan perhatian dengan Kenzo layaknya seorang ibu kandung. Dengan begitu Julian bakal memperhatikanmu.
“Siap Mah, aku akan melakukannya.”
Dua puluh menit kemudian, kepala pelayan menghampiri mereka dan mengantarkan mereka ke halaman belakang. Mama Liora dan Julian sudah berada di sana. Di sana pun tampak meja bulat tertata rapih dengan sajian makanan.
“Sudah menunggu lama ya Mama Rissa, Aulia? Kebetulan saya kesiangan bangunnya,” sapa Julian agak ramah.
“Oh ... nggak menunggu lama kok,” balas Mama Rissa dengan senyuman ramahnya. Sementara, Aulia yang sudah cetar membahana dandanannya mengulurkan tangannya agar bisa berjabatan tangan dengan kakak iparnya yang diam-diam ia sukai. Namun, sayangnya Julian tidak menyambut uluran tangan Aulia.
“Kebetulan aku belum sarapan. Bagaimana kalau kita sarapan dulu,” ajak Julian sembari menuju meja bulat dan meraih salah satu kursi untuk Mama Liora.
“Mari Bu Rissa, kita sarapan sama-sama.”
“Jadi ngerepotin Bu Liora nih, terima kasih sebelumnya.”
Aulia langsung mengambil posisi duduk di sebelah Julian, sedangkan Mama Rissa duduk di sebelah putri bungsunya.
Beberapa maid langsung menghidangkan sarapan pagi untuk tuan, nyonya, dan tamunya.
“Pagi-pagi, Mama dan Aulia ke sini ada apa ya?” Julian tampak penasaran setelah beberapa menit mereka menikmati hidangan.
Mama Rissa meletakkan alat makannya terlebih dahulu dengan gaya orang kaya.
“Mama datang ingin menjenguk cucu Mama. Sekalian, Mama juga ingin menyampaikan sesuatu sama kamu, dan kebetulan ada Ibu Liora.” Suara Mama Rissa tertata sangat rapi.
“Menyampaikan apa?”
“Begini Julian, sebenarnya baby Kenzo menjadi tanggung jawab Mama sebagai neneknya dari pihak istrimu—Tisya. Tapi, pada kenyataannya sejak Kenzo lahir, kamu yang merawat Kenzo. Jadi bagaimana ... agar Mama tidak merasa bersalah, kita rawat Kenzo sama-sama. Melalui Aulia yang akan tinggal di sini agar bisa merawat Kenzo,” jelasnya.
“Iya Kak, aku ingin merawat anak Kak Tisya. Aku tidak ingin keponakanku kehilangan kasih sayang dari ibu-nya. Apalagi Kak Tisya masih—“ Suara Aulia terdengar bergetar, seakan sedang dirundung kesedihan yang begitu dalam.
Mama Rissa melipat bibirnya sambil mengusap punggung Aulia, memperlihatkan kesedihan mereka.
“Mama tahu, pasti kamu tidak mau kan kalau Kenzo kami bawa ke rumah kami. Maka dari itu, biarkan kami ikut andil mengurus Kenzo. Dan, Aulia mau turut mengurusnya, asalkan kamu mengizinkannya,” lanjut kata Mama Rissa agak mengiba.
Mama Liora memperhatikannya sembari menyesap teh hangatnya. Sedangkan Julian sendiri tampak sedang berpikir lalu menatap mamanya.
“Kalau Mama terserah baiknya kamu saja,” ucap Mama Liora begitu lembut, namun lirikan matanya sedikit curiga.
Belum Julian mengambil keputusan, kepala pelayan menuangkan air untuk Julian. Pria itu teringat sesuatu.
“Pak Eka, nanti jangan lupa siapkan sarapan buat di kamar Kenzo,” pinta Julian di sela-selanya menikmati omellet pada kepala pelayannya.
“Sudah saya siapkan, Tuan. Mungkin sudah diantarkan sama mbak Nia.”
“Bagus, nanti tolong tanyakan juga sama dia kalau ada yang kurang. Segera minta chef memasakkannya. Terus sediakan susu coklat hangat untuknya.”
“Baik, Tuan.”
Aulia agak memicingkan matanya, karena merasa aneh. “Kak Julian, memangnya Kenzo udah bisa makan? Kenapa pakai disiapkan sarapan segala?”
Pria itu menoleh. “Sarapan itu buat ibu susu-nya Kenzo. Sekarang Kenzo sudah punya ibu pengganti.”
Mata Mama Rissa dan Aulia terbelalak.
“Ibu pengganti! Kamu jangan ngaco Julian! Anak Mama masih hidup, belum meninggal!” seru Mama Rissa agak emosi.
"Ya, cucu saya sudah menemukan ibu pengganti. Bahkan perempuan itu sangat cantik, masih muda, dan lemah lembut, pastinya juga baik," timpal Mama Liora dengan senyuman yang begitu manis.
Bersambung ... ✍️
latihan jadi suami siaga kah...?
😂😂
jul-jul.. awas aja klo laper tengah malem, terus gak bisa bantu...
makiin menjurus ni.... 😉
tolong sus klo tau sesuatu kasih tau Rumi,,tp klo suster jg terlibat d dalam nya..siap2 pintu hotel prodeo terbuka lebar lebar suuus!!!