NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Romansa Fantasi
Popularitas:731
Nilai: 5
Nama Author: Azurius07

Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dungeon Bawah Laut

“Yah, daripada memikirkan itu, lebih baik kita memulai tugas kita disini. Selamat datang di Kerajaan Amberwater,” ucapku sebelum kami memasuki daerah Dungeon 1-1.

Kami memasuki wilayah pertama, zona aman Dungeon 1-1 “Gorong-Gorong Bawah Tanah” disini ada batu teleportasi seperti yang ada diatas sana. Aku mengaktifkannya juga agar kami dapat kembali kemari kapanpun waktunya.

“Saya tidak merasakan keberadaan mahluk hidup disini Yang Mulia,” ucap Lukasz seperti mengendus sesuatu.

“Itu karena ini adalah zona aman, tidak akan ada monster yang berada di daerah ini,” ucapku padanya.

“Kenapa itu bisa terjadi?” tanyanya kembali.

“Entahlah, tapi sepertinya itu telah menjadi ketentuan bagi mereka,” ucapku padanya.

“Jadi maksud anda, para monster ini memiliki ketentuan seperti itu? Sesuatu yang mereka sepakati walaupun tak memiliki akal?” tanya Alessandro sekarang.

“Siapa tahu, toh kita akan menemukan kebenarannya semakin jauh kita menjelajahi tempat ini,” ucapku sebelum mengajak mereka kembali berjalan menuju lorong didepan kami.

“Yang Mulia, biar saya lebih dulu,” ucap Lukasz memimpin rombongan kami.

Aku heran kenapa kedua anggotaku yang lain hanya diam-diam saja. Elano seperti terlalu memikirkan hal-hal lainnya membuat otaknya agak konslet, sedangkan Maria terlalu takut saat melihat kegelapan yang makin mendekatinya.

“Yang Mulia, kapan kita akan pulang? Lihat, Elano sudah konslet!” tanya Maria lagi.

“Setelah kita mengalahkan boss disini baru kita dapat pulang, jadi tunggulah dulu, kuatkan dirimu Maria! Dan Elano, jangan terlalu memikirkannya!” perintahku ke dua orang dekatku.

“Baik Yang Mulia!” jawab Elano yang menampar dirinya sebelum kembali ke dirinya yang lama.

“Baik Yang Mulia,” jawab Maria yang mencoba menguatkan dirinya kembali.

“Lukasz, setelah lorong ini berakhir turun kebawah, seharusnya tidak ada air lagi disana,” ucapku yang didengarkan Lukasz.

“Siap Yang Mulia,” ucapnya padaku.

“Anda sepertinya mengerti dengan benar tempat ini Yang Mulia, apakah anda pernah berada disini sebelumnya?” tanya Alessandro sedikit menggodaku.

“Insting seorang Putri Kerajaan itu sangat besar loh Alessandro. Memangnya aku ini terlihat seperti orang bodoh kah menurutmu?” tanyaku balik padanya.

“Hahaha, sepertinya anda bangsawan pertama yang memiliki kepribadian seperti ini,” ucapnya padaku.

“Heh, tidak ada salahnya menjadi yang pertama dari yang lain,” ucapku sebelum ikut turun kebawah. Lukasz menangkapku dibawah dengan gendongan seorang putri, ternyata lebih tinggi dari perkiraanku.

“Anda baik-baik saja Yang Mulia?” tanyanya padaku, kenapa dia terlihat lebih bersinar daripada biasanya?

“Kerja bagus Lukasz, aku mengandalkanmu,” ucapku sebelum turun dan menyorot tempat ini dengan lampu yang kumiliki.

[Dungeon 1-1 Gorong-Gorong Bawah Tanah]

[Kalahkan Musuh, Wyvern 0/4]

Sebuah pemberitahuan muncul dan kami dihadapkan dengan monster yang berada di tempat ini, dan itu adalah Wyvern. Kenapa monster kuat seperti ini yang muncul?

Wyvern adalah sekelompok monster yang menyerupai seekor naga. Mereka memiliki sepasang sayap dan sepasang kaki. Karena mereka masih satu jenis dengan naga, mereka memiliki kemampuan untuk terbang dan menyemburkan bola api, selain itu mereka juga memiliki sisik seperti zirah layaknya saudara jauh mereka, namun tentunya lebih lemah dibandingkan dengan naga.

Meskipun demikian, Wyvern adalah monster kuat yang sangat sulit dikalahkan oleh tentara biasa, namun berbeda dengan kami yang merupakan pasukan pahlawan dengan kekuatan yang tinggi.

Kepakan sayap terdengar. Di wilayah terbatas ini seharusnya mereka tidak akan dapat terbang dengan bebas, terutama saat ketinggian tempat ini hanya sekitar lima meter saja.

“Wyvern! Mereka datang! Elano perisai! Maria sihir pertahanan!” teriakku pada mereka saat melihat beberapa sinar oranye yang datang pada kami.

“Baik!” kami berlindung dibalik perisai Elano dan sihir perisai Maria yang berhasil menahan serangan mereka.

“Alessandro!” teriakku padanya.

“Anda tak perlu mengatakannya Yang Mulia!”

Rentetan tembakan terdengar dari belakang diikuti dengan raungan Wyvern yang mengeluarkan darah di berbagai penjuru tubuhnya. Tiga Wyvern lain menyerang Alesaandro yang dengan mudah menghindari mereka.

Lukasz melompat dan membelah satu monster menjadi dua dengan pedangnya. Pandangan kedua Wyvern yang masih tersisa mengarah ke Lukasz yang dianggap sebagai ancaman terburuk mereka.

“Oh tidak bisa! Kemana pandangan kalian kadal terbang?!” ucap Alessandro yang telah berada di bawah mereka dan menembakkan dua peluru yang menembus kepala mereka, membuatnya jatuh dan sekarat.

“Apakah kita perlu ikut serta Yang Mulia?” tanya Maria yang masih memberikan sihir perlindungan kepadaku.

“Mereka berdua sudah lebih dari cukup untuk menuntaskannya.” Ucapku saat Lukasz memenggal dua kepala Wyvern itu. Babak ini telah berakhir dengan kemenangan yang cukup mudah untuk kami.

Aku melupakan sesuatu, bahwa monster yang datang di babak-babak awal ini adalah versi lemah dari monster sebenarnya. Secara tubuh, mereka sama, namun secara level, mereka masih di level awal sekitar level 3 dan level 5 monster. Tentu saja mereka lebih mudah kami kalahkan daripada saat mereka muncul di babak terakhir permainan.

“Oh peti harta karun,” ucapku sebelum menendang Alessandro yang seperti mengincarnya juga.

“Kita lihat apa isinya?” ucapku saat mengeluarkan banyak koin dan beberapa batu permata sihir dari sini. Dan sesuatu, sesuatu yang cukup berat, apa ini kira-kira?

Perisai Tempur Jenderal Sicily [SR]

Saat mengeluarkan sebuah perisai besar yang sangat tidak cocok untuk masuk kedalam kotak sebesar ini, dimana logikanya perisai dengan besar hampir dua kali kotak ini. Aku melihat Elano dan menyuruhnya mendekatiku.

“Ada apa Yang Mulia?” tanyanya padaku.

“Bawa ini, sekarang tugasmu adalah menjadi Kesatria Bertahan,” ucapku padanya.

“Apa saya boleh membawa barang semahal ini Yang Mulia?” tanyanya balik padaku.

“Apa kau meragukan keputusanku Elano?” jawabku yang dibalas dengan gelengan kepala olehnya. Pandanganku takkan pernah salah.

“Bagus, sekarang jadilah itu dan berlatihlah,” ucapku sebelum mengantongi seluruh temuan yang lain, jika aku menemukan perlengkapan lainnya, akan kuberikan ke kalian, jadi jangan melihatku dengan tatapan itu!

Setelah mengambil seluruh batu permata sihir dari monster yang kami bunuh, kami melanjutkannya ke bagian selanjutnya. Terdapat tiga bagian yang harus kami selesaikan sebelum mencapai ruangan boss tempat ini dan pulang kembali ke Northridge.

[Dungeon 1-2 Gorong-Gorong Bawah Tanah]

[Kalahkan Musuh, Wyvern Berkepala Tiga 0/1]

Seekor monster, Wyvern yang memiliki tubuh lebih besar dari yang tadi kami hadapi muncul. Seluruh tubuhnya dilapisi dengan sisik berwarna kebiruan. Sesuai dengan Namanya dia memiliki tiga kepala, membuatnya sangat menakutkan. Namun, bagi kami, hewan itu hanyalah kadal besar yang mengganggu kami.

“Lukasz, potong kaki mahluk itu!” perintahku yang langsung dilaksanakan oleh Lukasz.

Dia melesat dengan sangat cepat, bahkan menghindari kepala monster itu yang mencoba menggigitnya. Dalam sekejap, sinar kuning terbentuk di kedua kaki Wyvern, membuat darah keluar bersamaan dengan ambruknya monster itu. Aku melihat kearah Alessandro yang sudah siap dengan senjatanya.

“Ahahaha! Ini benar-benar panggung untukku Yang Mulia!” ucapnya sebelum menembakkan senjatanya. Sinar sihir melesat secepat kilat, menghancurkan ketiga kepala monster itu dan menyelesaikan tempat ini dengan cukup mudah.

Sekali lagi aku menemukan sebuah kotak harta karun, saat kubuka tidak ada isinya, hanya sebuah Blueprint untuk tipe persenjataan bertahan, Eagle Cannon yang berfungsi mirip dengan Ballista, tapi memiliki jangkauan yang lebih panjang dan memakai tombak sebagai pelurunya.

[Dungeon 1-3 Gorong-Gorong Bawah Tanah]

[Tidak Ada Musuh]

Wilayah ketiga tidak terdapat musuh, namun memiliki beberapa kotak harta karun. Seharusnya kami senang, namun bisa saja itu semua hanyalah Mimic yang bisa menyerang kami tiba-tiba. Aku melihat Maria yang membakar sebuah Mimic dengan sihirnya. Wajahnya dipenuhi air liur bekas dari Mimic itu. Dia menatap kami dengan tatapan ‘apa yang kalian lihat’.

[Dungeon 1-4 Gorong-Gorong Bawah Tanah]

[Kalahkan Boss Musuh]

[Wyvern Champion – Karlsruhe]

Kami tiba disini, sebuah pintu besar berada di hadapan kami. Sebuah pintu yang memisahkan kami dan boss di area ini. Berbeda dari sebelumnya, boss memiliki kekuatan yang lebih tinggi daripada monster biasa, namun ini masih di level awal, sehingga tidak mungkin boss disini lebih kuat dari monster level tinggi.

“Kita akan masuk kedalam, persiapkan diri kalian,” ucapku sebelum membuka pintu bersama Lukasz secara perlahan.

Kami memasuki ruangan gelap ini dan bau anyir darah tercium dengan kuat, ditambah dengan bau bangkai yang memenuhi tempat ini. Kami melihat tumpukan mayat hewan seperti tikus bahkan wyvern yang tertumpuk disini. Kami juga melihatnya, mahluk besar, lebih besar daripada sebuah bus, sepertinya boss lokasi ini.

“Dia lebih besar daripada yang kukira,” ucapku saat melihatnya.

Pintu tertutup sendiri membuat monster itu menoleh ke kami dan menelan monster yang dia kunyah. Jika kita tidak berhati-hati dalam menyerangnya, kita bisa menjadi makanannya.

Raungan kuatnya menggetarkan seluruh ruangan. Dia berdiri tegak dan kembali meraung pada kami. Bau darah kembali muncul, liurnya juga menetes bagaikan melihat makanan baru datang padanya.

“Bersiap semuanya!” senjata kami tertuju padanya.

Monster itu berlari kearah kami dan berniat melempar kami menggunakan ekornya. Elano berada terdepan dengan perisainya dan Lukasz ikut menahan dari belakang. Dentuman keras terdengar dan membuat mereka berdua terdorong mundur beberapa langkah.

“Sangat kuat!” ucap Elano yang bangkit kembali. Pedangku dan pedang Lukasz menyala, masing masing berwarna kebiruan dan keemasan.

“Elano bertahan! Maria berikan perlindungan ke kami! Alessandro serang saat kami telah mengikis zirahnya! Lukasz ikuti aku!” ucapku sebelum kami melesat menuju monster itu.

Serangan kepalanya hampir mengenai kami. Beberapa sabetan pedang tidak cukup membawanya jatuh. Dia menyemburkan bola api pada kami dan meledak saat terkena. Perisai sihir Maria langsung hancur terkena itu, namun kami tanpa luka olehnya.

Serangan pedangku berhasil mengikis sisik di dadanya, sedangkan Lukasz berhasil menumbangkan tubuh besar itu dengan memotong kakinya.

“Alessandro lakukan!” Teriakku yang diikuti oleh energi merah besar telah ada di senjata Alessandro.

“Hahaha! Sekarang pergilah selamanya monster!” tembakan kuat itu membuatnya terdorong mundur beberapa langkah. Peluru mengenai dada monster dan menembus jantungnya dengan membuat lubang besar di tubuhnya. Pesona karakter OP memang sangat hebat ya.

Monster tersebut menjatuhkan kepalanya namun masih terlihat hidup walaupun telah dalam ambang kematiannya. Aku mendatanginya dan menusuk kepalanya, membuat tubuhnya kaku dan mati dengan cepat.

Pintu di sisi lain terbuka secara otomatis dan sebuah kotak terbuka. Didalamnya berisi sebuah pedang, senapan dan sebuah tongkat sihir. Kenapa aku merasa ini disengaja untuk seluruh anggota timku.

Wyvern Slayer Sword [SR]

Lewis’s Magic Gun [R]

Star Sorcerer Magic Wand [SR]

“Tidak perlu repot-repot Yang Mulia, terima kasih,” ucapannya membuatku jengkel. Jika bisa akan kulemparkan senjata ini ke wajahnya agar dia diam.

Empat perlengkapan dalam satu zona Dungeon, terutama ketika ketiganya adalah barang SR ini cukup mencurigakan, apakah aku ini mendapatkan keberuntungan yang sangat baik hari ini?

“Sekarang kita bisa pulang kan Yang Mulia?!” ucapan Maria makin keras, seperti setaip lima menit dia meminta untuk pulang, seperti tidak kerasan di tempat ini.

“Kita akan pulang di zona aman selanjutnya, setelah tempat ini,” ucapku padanya.

Kami berjalan di lorong selama sekitar 20 menit hingga kami menemukan sebuah tangga keatas. Kami menaikinya satu-persatu dengan Lukasz terlebih dahulu dan Alessandro terakhir.

Zona aman kedua, Wilayah Terpencil Kerajaan.

Aku mengaktifkan batu teleportasi dan menyuruh seluruh orang masuk kedalamnya.

“Kita akan kembali ke Kota, kalian istirahatlah setelah kita mencapai Kota,” ucapku pada mereka dan kami memasukinya.

Kota sudah menunjukkan sore hari, kami pergi cukup lama hari ini. Aku mempersilahkan mereka untuk kembali ke rutinitas mereka masing-masing.

“Aku akan mandi, aku benci Mimic itu,” ucap Maria dengan wajah berlinang air mata.

“Lebih baik aku membiarkan diriku mabuk, aku takkan bisa tidur tenang setelah semua itu. Woi bocah, kau ikut denganku,” ucapnya sembari menarik Elano pergi dengannya.

“Tapi, Yang Mulia membutuhkanku disini!” wajahnya berubah seperti kalah saat aku melambaikan tangan padanya.

“Aku akan mengingat ini Yang Mulia!” ucapnya sebelum dibawa pergi oleh Alessandro, meninggalkan Aku dan Lukasz yang masih ada disini.

“Apakah kita tidak akan pergi kembali Yang Mulia?” tanyanya padaku.

“Tidak sampai setelah serangan berikutnya, lagipula kita telah mendapatkan informasi bagus tentang musuh yang akan menyerang kita,” ucapku yang disambut tanda tanya oleh Lukasz. Lalu dia sepertinya memahami apa yang kumaksud.

Monster yang akan menyerang selanjutnya adalah para Wyvern. Aku melihat telapak tanganku yang menunjukkan berapa jumlah Wyvern yang akan muncul selanjutnya. 352 Wyvern akan menyerbu ditambah dengan sebuah boss yang masih belum kami ketahui apa itu. Namun, aku tahu apa yang akan menyerang kami sebagai boss mereka.

(***)

Di sisi lain, seorang pria berzirah lengkap dengan helm di tangannya dan sebuah pedang berukuran sangat besar di punggungnya. Ia terlihat sangat tinggi menjulang dan terlihat juga beberapa Wyvern seukuran dengannya.

“Sudah saatnya ya, apa kalian lapar anak-anakku?” ucapnya sesekali dengan mengusap-usap kepala Wyvern miliknya. Sebuah tanduk terlihat berwarna hitam kemerahan, selain itu matanya seperti mata ular dan ia memiliki taring yang keluar dari mulutnya.

“Kita akan berpesta disana, manusia-manusia itu akan menjadi makanan enak untuk kalian.”

“Aku dengar rasa wanita lebih enak, terutama gadis mereka. Sisakan padaku Putri mereka, aku akan melahapnya dengan perlahan,” ucapnya dengan menjilat gigi-giginya. Di lain sisi, Verxina bersin seperti ada yang membicarakannya, ia juga merasa sesuatu yang buruk akan datang cepat atau lambat.

1
ameliaha
luar biasa
Shinichi Kudo
Duh, hati rasanya meleleh.
Washi
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Azurius07: jam 12 siang kak updatenya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!