NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Menikahi tentara
Popularitas:103.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Tatap Curiga

     Suasana kediaman Pak Daka malam itu kembali hangat. Mereka masih terlibat obrolan. Bu Daisy duduk sangat dekat dengan Davira, seakan takut jika Davira tiba-tiba pergi.

     Wanita paruh baya itu masih mengajak Davira ngobrol. Tentang keberadaan Davira selama pergi dari rumah. Sesekali Davira sudah terlihat sangat lelah, akan tetapi Bu Daisy masih belum berhenti.

     "Jadi, kamu berada di kota sebelah? Ya ampun, padahal masih dekat, tapi kenapa selama dua tahun, Kaffa tidak bisa menemukanmu?" ujar Bu Daisy.

     "Wajar saja Davira tidak bisa aku temukan, orang dia sengaja bersembunyi di dalam lingkungan mess tempat perusahaannya bekerja," sela Kaffa.

     Davira mendongak mengarahkan tatap pada Kaffa. Ia tidak setuju dengan tudingannya.

     "Semua itu tidak benar, Ma. Vira memang jarang keluar dari lingkungan mess. Vira hanya melakukan aktifitas di dekat kota itu saja."

     Kaffa mendengus, dia menganggap Davira hanya berpura-pura.

     "Kamu jangan pergi lagi. Mama tidak mau kehilangan kamu. Kamu tahu saat kamu pergi, apa yang paling mama khawatirkan?" Bu Daisy menatap Davira dalam.

     "Apa?" Davira penasaran ingin tahu.

     "Mama dan Papamu takut kamu tidak bisa survive di luaran. Kamu tidak bawa apa-apa dan tidak punya siapa-siapa. Kamu juga kuliah belum selesai. Kami takut kamu belangsak." Wajah Bu Daisy kembali muram, matanya menerawang jauh ke depan.

     Davira meraih tangan sang mama mertua, kemudian digenggamnya erat.

     "Tapi, buktinya Vira masih berada di samping Mama dan Papa. Itu tak lepas dari doa dan kasih sayang Mama dan Papa untuk Vira selama ini. Vira sangat berterimakasih dama Mama dan Papa. Karena berkat kalian, Vira masih bisa survive sampai sekarang ini, meski Vira jauh dari kalian," balas Davira dengan mata berkaca-kaca.

     "Mama sangat bahagia bisa melihat kamu lagi, Vira. Untuk itu, mama mohon, kamu jangan pergi lagi dari sini. Karena kamu adalah keluarga di sini. Kamu masih istri Kaffa." Bu Daisy memohon.

     Davira tidak menjawab, wajahnya menunduk. Dia memang berharap pernikahan itu tetap dilanjutkan, meskipun dia tidak tahu pasti seperti apa hati Kaffa?

     Davira tidak bersuara lagi. Dadanya berdebar-debar. Dia tentu tahu, setelah ini harinya tidak akan lagi sama seperti hari-hari selama dia di mess.

     Kaffa bangkit dari kursinya yang sejak tadi berada di ruang yang sama, akan tetapi di kursi yang jauh dari keberadaan Davira dan mamanya. Dia bergegas menuju kamarnya di lantai atas yang biasa dia tempati selama berada di sana.

     "Mama, ini sudah malam, sebaiknya Mama dan Davira istirahat. Biarkan Davira segera ke kamarnya. Dia pasti seharian ini sangat lelah." Pak Daka membujuk Bu Daisy untuk segera ke kamar dan istirahat, lagipula Pak Daka sejak tadi sudah melihat Davira kelelahan.

     "Baiklah. Tapi, kamu jangan pergi, ya, Nak. Mama tidak mau kamu pergi lagi. Mama sangat sedih jika kamu pergi," melasnya, takut Davira pergi.

     Davira menggeleng. "Tidak, Ma. Mama tenang saja. Dan selama Mama dan Papa masih menerima Vira di sini, maka Vira akan tetap di sini." Davira membalas seraya membalas pelukan sang mama mertua.

     "Ayo, Ma."Pak Daka meraih lengan Bu Daisy. "Vira, kamu susul suaminya. Kamu juga harus beristirahat," lanjut Pak Daka sembari membawa Bu Daisy menuju kamar.

     Sejenak Davira termenung. Dia masih bingung, haruskah dia ke kamar Kaffa saat ini, atau dia memilih tidur di kamarnya yang dulu pernah ia tinggalkan dua tahun lamanya.

     Langkah kaki Davira menuju tangga. Sebelum menuju tangga, Davira bertemu Bi Dioh.

     "Non Vira, kebetulan ada Non Vira," celoteh Bi Dioh dengan wajah berbinar. Di tangannya ada baki yang di atasnya gelas bercawan berisi air putih.

     Sejenak Davira merenung, ada yang berbeda dari panggilan Bi Dioh padanya. Dari neng menjadi nona. Dan itu menjadi risih kedengaran baginya.

     Tanpa menunggu penolakan atau kesiapan Davira, Bi Dioh segera mengulurkan baki berisi gelas air bening pada Davira.

     "Ini buat siapa, Bi?" tanya Davira heran.

     "Ini air bening untuk Den Kaffa. Sebelum tidur Den Kaffa biasa minum air bening. Karena Non Davira akan ke kamarnya, jadi sekalian saja bibi titipkan sama Non Davira. Tidak apa-apa, kan Non?" jelas Bi Dioh.

     Davira manggut-manggut. Ia terpaksa meraih baki itu. Dan tidak ada lagi alasan untuk menolaknya. Tadinya ia akan langsung menuju kamarnya dan tidur di sana. Tapi, Bi Dioh keburu datang memberikan baki.

     "Baik, Bi. Sebentar Bi."

     Bi Dioh menghentikan kakinya dan kembali menoleh ke arah Davira.

     "Ya, Non?"

     "Boleh nggak, Bi, panggilannya diganti seperti dulu lagi. Jangan Non, karena saya merasa risih dan tidak enak," protes Davira.

     Bi Dioh tidak langsung menjawab, dia terlihat bingung.

     "Bibi tidak usah ragu dengan saya. Panggil saja saya seperti biasanya," tekan Davira.

     Bi Dioh menatap Davira ragu, matanya memastikan kalau permintaan Davira sungguh-sungguh.

     "Baiklah, Non... eh, Neng Davira." Bi Dioh terpaksa mengikuti permintaan Davira tanpa syarat. Davira tersenyum senang. Dia lebih suka dengan panggilan neng daripada non.

     Bi Dioh berlalu dari tempat itu, meninggalkan Davira yang masih termenung dan ragu menapaki tangga untuk menuju kamar Kaffa.

     Kini, Davira sudah berada di depan kamar Kaffa. Sejenak ia termenung sebelum mengetuk pintu. Dia mendadak bingung dan ragu untuk mengetuk. Ironis dengan perlakuannya dua tahun ke belakang yang berhasil menjebak Kaffa sehingga Kaffa terpaksa menikahinya.

     "Kenapa aku jadi ragu begini, bukankah dulu akulah yang menginginkan posisi itu?" pikirnya bingung.

     "Huhhhh hemmm." Davira menghela napasnya dalam-dalam untuk sekedar menenangkan hatinya yang mendadak tidak karuan.

     Kini jemarinya sudah menempel di daun pintu. Tapi, ia masih belum mengetuk. "Ya Allah, kenapa bingung begini? Beri aku kekuatan." Davira terus berdoa di dalam hati, agar perasaannya kembali tenang.

     "Tok tok."

     Pintu kamar Kaffa mulai diketuk dua kali. Setelah itu, Davira buru-buru melepas jemarinya. Namun, belum ada tanda-tanda pintu akan dibuka.

     Davira kembali menatap daun pintu, lalu mengetuk kembali pintu itu dengan tegas.

     Suara handle pintu mulai terdengar diputar, daun pintu itu mulai terkuak pelan, memperlihatkan celah diantaranya. Jantung Davira mulai berdebar kencang. Dia seperti seorang prajurit saja di medan perang yang sedang melawan musuh.

     Pintu terbuka seluruhnya, memperlihatkan sosok tegap bertubuh atletis dengan perut rata kotak-kotak, hanya dililit handuk dari pinggang ke bawah. Rambutnya masih basah, sepertinya Kaffa baru selesai mandi.

Davira menelan ludah, baru kali ini dia melihat penampakan perut Kaffa. Dulu saat menjebaknya, ia tidak melihat enam kotak di perut Kaffa, karena tidak ada yang terjadi apa-apa.

     Tatapan Kaffa sinis dan dingin, entah apa yang dipikirkannya. Membuat Davira seperti ingin pingsan saja.

     Kaffa melihat cangkir di atas baki yang berisi air, dia hanya menatap penuh curiga.

     "Apakah kali ini ada obat jebakannya lagi?" tanyanya mencurigai.

1
Rieya Yanie
marini kebakaran rambut ini panas
Ella
bisa² gagal kulia ini davira🤣🤣🤣
Ella
hahahahaha niat bareng² giliran ketahuan main ilang aja tu bu reta🤣🤣🤣
Sur Yanti
buat davira gk takut ya thore sama marini 🙏🙏🙏
semangat 💪💪💪 lanjut up thor
Sari Nilam: Duh marini gayamu ...angkuh sekali belum tahu aja kalau davira calonnya kaffa , kejang2 ntar yang ada. Jadi cewek matre sih gak ,gak setia.
ayo davira lawan marini dengan main cantik
total 1 replies
Marufah Rufah
ngapain tuh si marini sibuk urus Kaffa kok gk urusin cwok slingkuhn mu itu marini
Neng Itay"85"
sejak kapan ya,, Kaffa jadi Yoda🤔🤔
Sholikhah Sholikhah
nama baru atau panggilan kesayangan itu ..... ?
Penapianoh📝
Yoda siapa thor🥴🥴🥴
Nasir: Typo Kak... 🙏
total 1 replies
Jana
lha Yoda lg... 🤭🤭
Nasir: Typo Kak 🙏
total 1 replies
Tini Uje
koq yoda thor..ngantuk yaaaa 😅
Sholikhah Sholikhah
ketemu isteri bawaannya langsung ngegasssss aja tu kaffa
Jana
semangat kak
Nasir: Mksh byk Kak... 🥰
total 1 replies
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus, seru dan bikin penasaran👍👍👍
dewi_nie
tiba2 Kaffa jd romatis mungkin Krn menghirup asap pembakaran bandrek jampi2 vira🤭 trima ajalah yg penting Kaffa GK tensian lagi sama kamu vir..
Nasir: Wkwkwkwkkwk🤭🤭
total 1 replies
Jana
kak othor ini karakter Kaffa apa beneran sekaku itu.. ga ada manis2 nya gitu sama vira 🤭🤣
Nasir: Kaffa sih memang sejak awal karakternya dingin, diceritakan selama menjadi Kakak angkat juga dia karakternya dingin jarang bicar. Nanti deh ya, sedikit dibuat lebih luwes, klo langsung bucin, rasanya enggak natural. 🙏🙏
total 1 replies
Ella
Thor..pengen Sa maki ini si marini 🤭
Nasir: Maki aja Kak gpp. 😄😄😄
total 1 replies
Ella
Jauhkn dari segla hal buruk amin🙏
Nasir: Aamiin...
total 1 replies
Sabaku No Gaara
mantav Arda
Sabaku No Gaara
buat kaffa jera sejera²nya kak...
gedek bayikk
Sabaku No Gaara
iiihhh...mauknya ini si Kaffa...
buat Vira pergi lagi ...biar nyaho kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!