NovelToon NovelToon
Karena Orang Ketiga

Karena Orang Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Athariz271

Gisva dan Pandu adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin merenggang setelah kehadiran seseorang dari masa lalu.

Hingga saatnya Pandu menyadari siapa yang benar-benar dia cintai, tapi semua itu telah terlambat, Gisva telah menikah dengan pria lain.

**

“Gisva maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kecelakaan.”

Pandu hendak berbalik badan, tapi tangannya ditahan Gisva. “Tunggu mas.”

“Apalagi Gis, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kritis.”

“Hiks.. Hiks… Mas kamu tega, kamu mempermalukan aku mas di depan banyak orang.” Gisva menatap sekeliling yang tengah pada penasaran.

“GISVA! sudah aku bilang aku buru-buru. Hari pertunangan kita bisa diulang dihari lain.” Pandu melepaskan tangannya sekaligus membuat Gisva terhuyung dan terjatuh.

“Mass…” Panggil Gisva dengan suara bergetar.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? baca di bab selanjutnya! 😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athariz271, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sah!

Naresh mengangguk yakin. "Kita menikah, Gis!"

Gisva tertegun, dia merasa itu hanya pembicaraan biasa. "Nggak kak, bukannya itu hanya pembicaraan biasa. Dan ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal seperti ini."

"Ini sangat tepat Gis." Naresh meraih kedua tangan Gisva, menggenggamnya erat. "Papa ingin kita menikah. Kamu tau, aku sangat mencintai kamu dari dulu.”

“Tapi kak..”

“Aku mohon Gis, jangan tinggalkan aku. Menikahlah denganku Gis!" Mohon Naresh.

“Tapi kak. A-aku.. Aku gak bisa.”

Naresh mencengkram bahu Gisva pelan. "Kenapa? Kenapa gak bisa, Gis? Apa ada yang kurang dari aku? Apa kamu menginginkan sesuatu?”

Gisva menggelengkan kepala cepat. “ Bukan itu kak, aku baru saja gagal. Dan aku..”

"Apa karena kamu tidak mencintaiku?" tanya Naresh menatapnya intens.

Gisva terdiam, tidak menjawab. Air matanya mengalir membasahi pipi.

"Jawab aku, Gisva! Apa kamu gak bisa mencintaiku?" desak Naresh.

Gisva mengangkat wajahnya, menatap Naresh dengan tatapan penuh kesedihan. “Maaf.”

Naresh mendongak, memejamkan mata rapat-rapat. “Aku gak masalah, kalau kamu belum mencintaiku, aku siap nunggu sampai kapanpun.”

Gisva menggelengkan kepalanya lemah. "Bukan gitu Kak. Aku... aku takut." lirih Gisva, suaranya bergetar menahan tangis.

Naresh mengerutkan kening, bingung dengan ucapan Gisva. "Takut? Takut kenapa, Gis? Apa aku pernah menyakitimu?" tanya Naresh.

Gisva menggelengkan kepalanya lagi. "Bukan itu, aku takut... aku takut gagal lagi. Aku takut gak bisa bahagiain kakak.”

Naresh tersenyum, mencubit hidung mancung Gisva. “Dengarkan aku! Selama ada kamu aku bahagia Gisva. Dan aku janji, aku akan ubah rasa sakitmu jadi kebahagiaan.”

Gisva ikut tersenyum tipis.

“Jadi gimana, kamu mau nikah sama aku?”

Gisva menatap Naresh dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada keraguan dan ketakutan, tetapi juga ada harapan dimatanya.

"Kak apa gak terlalu cepat? Aku masih butuh waktu." ucap Gisva lirih,

“Waktu? Untuk apa?”

 “Untuk memulainya.”

Jawaban Gisva membuat Naresh terdiam sejenak. “Memangnya kamu butuh waktu berapa lama? Bukan menghindari aku, kan?”

Gisva menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak. Aku cuma…”

“Ya sudah, besok kita nikah.”

Gisva membelalakkan matanya, kaget setengah hidup. Pikirannya langsung berputar, mencoba memproses ucapan Naresh yang terasa seperti lelucon.

“Hah? Yang bener aja kak, masa dadakan kaya gini.”

“Memangnya kenapa?” Naresh menatapnya santai.

Gisva bingung dengan jalan pikiran Naresh. Memangnya segampang itu ya, ngajak anak orang nikah. Ini loh anak manusia, bukan anak kucing yang bisa langsung di kawini.

“Kamu nolak?” tanya Naresh lagi.

“Gak gitu kak.”

Gisva buru-buru menggeleng, semakin gugup. Ia tidak menolak, tapi juga tidak langsung mengiyakan. Ia rasa, semua ini terlalu mendadak dan membuatnya dilema.

“Ya sudah, fiks besok kita nikah.”

Naresh tersenyum manis, kembali duduk di kursinya.

Gisva hanya menggeleng pelan. Heran dengan pria itu. "Gak nunggu bulan depan aja kak? "

"Kenapa? Biar kamu bisa kabur dulu gitu?"

"Bukan gitu, tapi kan..."

"Gak usah banyak tapi. Kamu tinggal duduk aja, aku yang akan urus semuanya."

Gisva menghela nafas pasrah. "Tapi gak usah ada resepsi ya.”

“Kenapa?”

“Gapapa. Kita nikah aja di KUA.” Gisva tak ingin menjelaskan.

“Emang harus banget di KUA, gak dirumah aja, ya?”

“Aku pengen nya kaya gitu, kalau kakak gak mau ga…”

“Siapa bilang gak mau.” Sahut Naresh cepat.

Gisva tersipu. “Ya sudah, aku keluar dulu.”

Gisva buru-buru berbalik badan, ingin segera menghindar dari tatapan intens Naresh dan senyumnya yang memabukan.

...****************...

Pagi itu, suasana di rumah Naresh terasa hening. Tak ada hiruk pikuk persiapan, tak ada dekorasi mewah, hanya ada Naresh dan Gisva yang tengah bersiap-siap dengan tenang.

Naresh mengenakan setelan kantor rapi, sementara Gisva tampil cantik dengan dress putih dan makeup tipis seadanya.

Gisva menuruni anak tangga, jantungnya berdebar-debar. Ia melihat Naresh yang sudah menunggunya di ruang tamu, pria itu tersenyum manis membuat Gisva semakin gugup.

"Sudah siap?" tanya Naresh menghampiri Gisva, matanya tak lepas terus menatap lekat calon istrinya.

Gisva mengangguk, tersenyum tipis. "Siap."

Mereka berdua berjalan keluar rumah, di mana Pak Supri sudah menunggu di dalam mobil. Mereka akan pergi ke KUA hanya dengan ditemani Pak Supri dan seorang ART dirumah Naresh, sebagai saksi pernikahan mereka.

Perjalanan ke KUA terasa singkat. Gisva menatap keluar jendela, menenangkan diri. Ia masih tidak percaya dengan apa yang akan terjadi hari ini. Ia akan menikah dengan Naresh secara mendadak.

Acara akad nikah berlangsung khidmat dan sederhana. Penghulu memberikan nasihat pernikahan kepada Naresh dan Gisva. Hingga saatnya Naresh mengucapkan ijab kabul dengan lantang dan mantap.

"Saya terima nikahnya Gisvara Nayasha binti Abdul Rojak dengan maskawin tersebut dibayar tunai!"

"Sah!" seru para saksi serempak.

Gisva menghela napas lega, air mata haru menetes di pipinya. Kini ia telah resmi menjadi seorang istri.

Naresh dan Gisva kemudian menandatangani buku nikah sebagai bukti sah pernikahan mereka, lalu keduanya saling bertukar cincin pernikahan.

Selesai acara mereka berpamitan pulang. Pak Supri mengemudikan mobil menuju restoran untuk makan bersama sebagai rasa syukur.

Naresh dan Gisva memilih tempat duduk diruang VIP yang telah direservasi sebelumnya. Mereka memesan makanan cukup banyak dan mewah.

Naresh terus menatap istrinya sedari tadi, membuat Gisva gugup dan merasa malu. Naresh tersenyum melihat rona merah dipipi sang istri, lalu meraih tangan Gisva dan menggenggamnya erat.

“Terima kasih sudah mau jadi istriku.”

Gisva tersenyum malu-malu, lalu mengangguk.

Naresh ikut tersenyum,mengusap punggung tangan Gisva dengan ibu jarinya. Makanan yang mereka pesan mulai dihidangkan satu per satu. Aroma masakan yang lezat memenuhi ruangan.

Semuanya makan dengan khidmat, hanya Naresh yang terus curi-curi pandang pada istrinya. Dan pak Supri yang tak sengaja melihat itu tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya.

Berbeda dengan Gisva yang merasa nafsu makannya sedikit berkurang karena kegugupannya. Dia sangat sadar kalau sedari tadi suaminya terus memperhatikan.

Setelah selesai, Naresh menyuruh pak Supri dan ARTnya pulang lebih dulu memakai taksi online. Dia ada rencana mampir ke apartemen lebih dulu untuk membawa barang keperluan Gisva dan dirinya yang belum sempat diambil.

“Kamu mau mampir kemana dulu?”

Gisva menggeleng, “Langsung pulang aja kak.”

Naresh mengangguk, menggandeng tangan istrinya keluar ruangan.

“Sayang, kamu tunggu disini mas ambil mobil dulu sebentar.” Naresh meninggalkan istrinya didepan pintu masuk.

Seketika mata Gisva membulat, kedua pipinya memerah mendengar kata Sayang. Apalagi melihat kedipan maut suaminya sebelum beranjak.

“Stres kayaknya tuh orang.” Gisva tersenyum kecil.

Saat sedang tersenyum sendiri, Gisva dikejutkan dengan suara dibelakangnya.

“GISVA!”

Degh..

Gisva sangat mengenali suara itu, jantungnya kembali berdetak kencang. Ingin rasanya dia berlari menjauhi restoran itu, tapi…

Seorang pria berjalan mendekatinya, mencekal tangannya sedikit kencang. Gisva meringis kesakitan tapi dia seolah tak peduli, pria itu menyeretnya jalan menjauh.

“Lepas!” Gisva terus memberontak, tapi pria itu tak menghiraukan, Gisva ditarik menjauh menuju sebrang jalan, diamana sebuah mobil hitam terparkir disana.

Gisva berusaha menarik tangannya, tapi cekalan itu sangat kuat membuatnya kesulitan bergerak.

“PANDU LEPAS!”

Bersambung..

Happy reading,😍 bantu supportnya kakak! 💜🥰

1
partini
😂😂😂😂😂 aduhh ada ada Saja
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
partini
dihhhh ngmngnya gitu ,,harusnya Dam you soooo good baby 😂😂😂😂😂 lope lope
Athariz271: 🤣 bisa aja.
total 1 replies
Sunaryati
Narest tak sabar mengulang yang semalam, ya
Sunaryati
Wah sudah jadi pasutri yang saling memiliki
Sunaryati
Heemm belah duren
Sunaryati
Apa kamu nggak dengan degub kencang jantung istrimu
Sunaryati
Yang penting bisa selalu jaga diri
partini
hemmm pecah perawan
partini
hi hi hi step by step ya Thor
Athariz271: biar terasa🤭
total 1 replies
Blu Lovfres
lebih bagus datang pela**r lgi🤣🤣baru tau rasa dn menyesal, mengabaikan cinta tulus suami,🤣🤣 datang lah pela***r
Athariz271: 🤭 ampunnn
total 1 replies
Blu Lovfres
makanya hati2 o'on 🤣🤣
Blu Lovfres
rasain wanita, edan ,sok percaya diri, jadi musibah selalu menipa mu, bikin. repot suami mu aja, wanita ga ada rasa takut atw curiga ,seenak nya nyolonong pergi tampa , ada rasa curiga, udsh thor saya baru kali ini, baca novel tapi ga recpet sama pemeran wanitanya
Blu Lovfres
lanjut thor
Blu Lovfres
nikmati lah pandu
Blu Lovfres
pandu laki2 jalang
partini
good story 👍👍👍👍
Sunaryati
Lelaki biadap sudah selingkuh tidak terima diputusin
Sunaryati
Setelah pergi baru kau sesali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!