NovelToon NovelToon
Not Young Papa

Not Young Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.

Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.

“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”


Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?

Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Hampir Saja

“Detective polisi?” gumam Kay bingung menatap wanita yang menjadi tawanannya itu.

“Orang Utusan Negara H?”

Bingung wanita yang menjadi tawanan Kay itu. Keduanya lantas hanya bisa saling melempar pandangan satu sama lain dengan wajah bingungnya. Sampai akhirnya ucapan Angela kembali menyadarkan mereka bahwa ini bukan situasi yang bagus untuk keduanya saling menatap seperti itu.

“Sudah cukup! Darimana pun kalian berasal aku sendiri yang akan membunuh kalian berdua hari ini.” sentak Angela mengarahkan senjatanya pada Kay dan wanita itu.

Dor … Dorr ….

“Woah … Sialan!”

Kay hanya bisa mengumpat dan langsung menarik wanita itu dalam pelukannya, lalu dia sendiri langsung membalik meja untuk melindungi mereka dari peluru tersebut.

Jelas Kay tidak ingin mati konyol di sana dan meninggalkan anaknya …Eeh, maksudnya adiknya yang entah sudah mendapatkan bantuan atau belum karena sampai sekarang masih belum ada informasi apapun yang masuk melalui alat komunikasinya.

Tanpa buang waktu, Kay langsung mengeluarkan senjata api miliknya untuk membalas tembakan itu. Ingat, Kay tidak sudah memulai lebih dulu. Dia hanya akan membalas berkali-kali lipat dari yang musuh berikan, sebab dia tidak suka membuat masalah seperti anaknya … Astaga, maksudnya adiknya. Kebiasaan memanggilnya sebagai anak dan Axel yang memanggilnya Papah membuat Kay sering lupa jati dirinya yang sebenarnya masih jomblo.

“Sial, apakah bantuannya sudah datang? Kenapa Axel belum lagi mengirim informasinya?”

Kay terus bergumam, sembari menunggu waktu yang tepat sampai wanita gila bernama Angela itu berhenti melayangkan tembakannya.

Sampai tiba-tiba wanita yang masih berada dalam pelukannya itu bertanya, “Hai, kau benar-benar utusan Tuan Luca? Apakah kau datang ke sini untuk menyelamatkan para karyawanmu itu?”

“Ouh … Maafkan aku, aku tidak bermaksud …”

Kay segera melepaskan pelukannya pada wanita itu begitu menyadari tindakan senonohnya. Dia hanya refleks memeluk wanita itu untuk melindunginya, setelah mengetahui bahwa wanita itu seorang detective polisi meski dia belum memastikannya.

“Sudahlah, aku tahu kau hanya berniat melindungiku saja. Lalu apa benar kau orang utusan Tuan Luca?” Wanita itu kembali mengulang pertanyaan.

“Ya, benar! Aku— … Aku akan menjelaskan sisanya nanti. Bisakah kita bekerjasama untuk saat ini. Kau tidak ingin mati sia-sia di tangan wanita gila itu ‘kan?” ujar Kay pada wanita itu, “Aish, sial! Berapa banyak peluru yang ada di dalam senjata itu? Kenapa seperti tiada habisnya,” umpatnya lagi saat suara tembakan kembali terdengar ke arah mereka.

“Baiklah, aku akan mengalihkan perhatiannya. Sementara kau yang akan menyerangnya, setuju?” Wanita itu membagi tugas.

“Setuju! Berhati-hati ‘lah,” balas Kay tanpa ragu mempercayai wanita itu, “Dan gunakan ini untuk berjaga-jaga.” Kay menyerahkan senjatanya yang lain pada wanita itu.

Wanita itu langsung menerimanya dengan baik, lalu bergegas ke sisi lain dimana ada sebuah sisi tembok yang bisa melindunginya. Sementara Kay bersiap melakukan tembakan untuk memberikan kesempatan kepada wanita itu untuk berpindah ke sisi lain.

“Keluar ‘lah, percuma kalian terus bersembunyi seperti itu karena hari ini sudah ditentukan menjadi hari kematian kalian berdua,” ujar Angela yang sudah berada diambang kesabarannya.

“Benarkah? Bagaimana kalau kau yang mati saja hari ini,” balas Kay sembari memanfaatkan kesempatan itu untuk membalas tembakan Angela.

Dor … Dor … Dorr ….

Spontan Angela langsung mencari tempat bersembunyi dan berlindung dari serangan itu. Sedangkan wanita itu langsung berlari ke sisi lain, tetapi siapa sangka Angela sudah memperkirakan itu sejak awal. Dan dari tempat persembunyiannya dia menargetkan wanita itu dengan hanya satu tembakan.

“Kena kau!” ucap Angela dengan seringai licik di bibirnya.

“Shit! Wanita gila itu ….”

Dor …

Dor …

“Bagaimana bisa … bagaimana mungkin bajingan ini ….” Angela bergumam sendiri menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi.

Dan kalian tahu apa yang terjadi? Kay menempat peluru yang sudah mengudara itu dengan tepat. Sehingga kedua peluru itu saling berbenturan dan tidak berhasil mengenai wanita itu. Angela sendiri sampai terkejut bukan main dengan kemampuan menembak yang kau perlihatkan.

Tepat di saat itu, Kay mendapat informasi dari Axel bahwa Max telah berhasil menemukan keberadaan para karyawan itu dan juga bantuan sudah tiba.

“Pah, Paman Max sudah berhasil menemukan mereka dan dalam proses penyelamatan. Bantuan juga telah tiba, tetapi pihak musuh juga mulai semakin berdatangan. Sebaiknya Papah cepat keluar dari ruangan itu sekarang!” Suara Axel yang memberikan arahan kembali terdengar.

“Baiklah, aku mengerti! Disini juga ada wanita gila yang mengerikan,” ujar Kay merujuk pada Angela.

Melihat Angela yang masih mematung di tempatnya, Kay pun memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Lalu menarik detective wanita itu dan segera melompat keluar jendela karena tidak ada jalan keluar lain saat itu.

“Kita harus pergi sekarang!” ujar Kay pada detective wanita itu.

“Bagaimana caranya?” Wanita itu jelas bingung, sebab satu-satunya pintu dan jalan keluar ada musuh yang menghadang.

“Kita lompat lewat jendela!” jawab Kay.

“Apa kau sudah gila … aaakh!”

Tanpa banyak bicara lagi, Kay langsung memeluk wanita itu dan keduanya benar-benar melompat dari jendela lantai sepuluh. Jelas wanita itu menjerit ketakutan, tapi tidak dengan Kay yang tetap tenang karena dia sudah menyiapkan parasut di tas yang dia pakai sejak awal.

Yang terpenting misinya telah berhasil, maka tidak ada alasan lain untuk Kay tetap menghadapi wanita itu. Karena suatu hari nanti pasti akan tiba saatnya untuk menghadapi wanita itu dengan sungguh-sungguh.

“Sejauh apapun kalian lari, tidak akan berhasil lolos dariku selama kalian masih berada di Kota Xennor! Kali ini sepertinya Luca mengirimkan orang yang menarik,” gumam Angela dengan seringai penuh arti diwajahnya.

Dan benar saja, dipertengahan Kay langsung menggunakan parasutnya. Namun, kesialan lainnya Kay dan wanita itu malah mendarat di tengah musuh yang sudah menunggu keduanya. Begitu mendarat keduanya langsung ditodong senjata api dari segala arah, sekali bergerak sudah pasti tubuhnya sudah bersarang banyak peluru.

“Hahaha … Kalian sudah menunggu rupanya? Bagaimana kalau bicarakan ini secara baik-baik, hmm?”

Dan dengan konyolnya Kay malah tertawa sembari berusaha mengajak bicara baik-baik, mungkin kalau bisa sambil ngopi pada para musuhnya itu.

“Apa kau sudah gila?” Detektive wanita itu menatap tak percaya pada kelakuannya.

“Lihat ‘lah, kekasihmu saja mengerti situasinya sekarang? Apakahh kau masih tidak mengerti juga?” ujar salah satu diantara orang itu.

“Hah? Siapa yang kalian sebut kekasihku? Tidak mungkin—”

“Papah! Kau sudah menemukan Mamah baru rupanya?” Ucapan Kay terpotong dengan perkataan tak masuk akal Axel yang datang bersama dengan bantuan yang di maksud.

“Lah … kenapa bisa kalian?” Kay dibuat terkejut dengan bantuan yang dikirimkan oleh Papahnya.

Bersambung ….

1
Ade Irmayanti
lanjutkan kak,
karyamu keren
Anonymous
aku sdh ikutin ceritanya dari anak kembar mafia, bagus banget
Arnes Tia24
keren abis klu cerita dr author stu in gak ad bosan nya👍👍
Setiya Wulandari
akir nya novel kesukaan aku muncul makasih kakak phopo maaf ya baru kasih reting sekarang 🥺🥺🙏🙏
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Mira Hastati
bagus
Mimih Harist
udh encok eyang levi😄
Dwi Rustiana
duo m emang selalu kocak Levi bgt emang duo m ini suka memancing emosi 🤣🤣🤣
Dwi Rustiana
mau menargetkan cucu kesayangan iblis neraka siap2 aja dipanggang di kerak bumi g sabar bgt mau setor nyawa ternyata
@pry😛
gas kn paman.. aq bc ny meri dig
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣
@pry😛
moga kau mt
@pry😛
gk yakn🤣
@pry😛
kok bs di like
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aaaa cemen tu pinggang
@pry😛
keren ded... aq sk gy mu gas kn❤🤣🤣
@pry😛
aaaaa sayg ku dtg
Mulaini
Spencer karena dirimu ingin menguji kemampuan mu dan menargetkan si Kay jadi berjuanglah hehehe...
Lisa Halik
🤣🤣🤣🤣dua2 gila max matt
Cindy
lanjut kak
Desyi Alawiyah
Malah berdebat 🤣🤣🤣🤣

Pasti Luca dan yang lain lagi ketar ketir nih, mereka pasti tahu, Kay dalam bahaya...

Semoga Kay dan yang lain selamat deh...🙏🙏🙏
Desyi Alawiyah: Kalo Luca emang ngga terlalu jago bela diri, Kak... Luca lebih tertarik di bidang IT dari kecil...

Beda sama Lucia, bahkan waktu kecil Lucia udah dapat penghargaan dalam hal bela diri...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!