"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya berbaring di atas jerami.
"Kakak lihat, wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi? " suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian lusuh compang-camping, dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet, " gumam lirih Sherina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-26. Akan Ada Kebohongan Untuk Menutupi Kebohongan Lainnya
"Uhuk.. uhuk.. uhuk.. " Sherina langsung batuk mendengar jawaban Bibi Laura.
"Ibu.. Ibu tidak apa-apa??" Zovan menepuk-nepuk punggung Sherina.
"Ibu uhuk uhuk.. " Sherina tak dapat menahan batuk nya, Sherina ter batuk-batuk karna menutupi tawanya yang hampir pecah.
Alasan dari Nenek Sarah untuk luka Dion sungguh sangat lucu menurut Sherina.
Mana ada di Beruang di belakang rumah Sherina, karna sebenarnya Dion terluka akibat jebakan tikus.
"Ini minum lah dulu.. " Bibi Laura memberikan Sherina secangkir air putih.
Glekk... glekkk.. glekk.. Sherina meminum air nya hingga tandas, kebetulan sherina juga sedang kehausan.
"Terimakasih Bibi" setelah minum batuk Sherina mereda, dan dia kembali mengontrol emosinya
"sama-sama Sherina" sebenarnya Bibi Laura merasa aneh dengan Sherina, karna Sherina langsung batuk saat mendengar jawaban dari nya.
"Sherina apa kamu tak mau melihat keadaan Kaka Ipar mu?" tanya Bibi Merlin.
"Iya Sherina kamu juga harus melihat nya" timpal Bibi Moly.
"Benar itu.. walau bagaimanapun dia tetap Kakak Ipar mu karna keluarga Nenek Sarah masih keluarga mu" Bibi Tessa juga ikut nimbrung.
Bibi Laura jadi merasa tak enak oleh Sherina, karna gara-gara dia menghentikan Sherina teman-teman nya jadi meminta Sherina untuk melihat Dion.
Sherina pun jadi kesal pada para bibi itu, bisa-bisanya mereka meminta Sherina untuk datang ke rumah Nenek Sarah.
Padahal mereka semua tau jika hubungan Sherina dan Nenek Sarah tidak baik.
"Maaf semua nya.. saya masih punya urusan" Sherina mengajak Zovan segera pergi untuk meninggal kan kumpulan para bibi biang gosip tersebut, karna Sherina tak mau terlibat perdebatan dengan orang seperti mereka.
"Ada apa dengan kalian?? kenapa kalian jadi meminta Sherina untuk melihat Dion? bukan kah kalian tau sendiri, jika Nenek Sarah juga keluarga nya begitu membenci Sherina dan anak-anak nya.. " Bibi Laura memarahi teman-temannya.
"Aduh mulut ku.. maaf aku tidak sengaja" Bibi Tessa memukul bibir nya sendiri.
"Apa yang salah Bibi?? ucapan Bibi Tessa ada benar nya, Sherina itu keluarga Nenek Sarah juga.. harus nya dia ikut bersimpati atas musibah yang di alami Dion" tiba-tiba saja Vivian ikut nimbrung di antara mereka.
"Benar juga katamu Vivian" Bibi Moly setuju dengan Vivian, karna mereka memang dekat.
"Vivian aku tau kamu membenci Sherina, tapi jangan libatkan aku dalam rasa tak suka mu itu.. yang jelas Sherina tak berbuat salah pada kita jadi kenapa kita harus menghakimi nya" Bibi Laura jelas tau dengan kebencian Vivian terhadap Sherina.
"Apa yang kau katakan Bibi?? aku hanya mendukung ucapan Bibi Tessa.. " Vivian tak mau niat buruk nya di ketahui banyak orang.
"Sudahlah ini masih pagi, pekerjaan ku masih banyak.. dan aku juga malas berdebat dengan mu.. " Bibi Laura pergi begitu saja, dia benar-benar tak mau berdebat dengan Vivian.
"Aku juga harus kembali" Bibi Tessa pun tau Vivian seperti apa.
"Kita pulang sama-sama Tessa.. " Bibi Merlin juga tau bagaimana Vivian maka dia juga tak mau berlama-lama berada di dekat Vivian.
Orang-orang di desa sudah tau tentang Vivian yang membenci Sherina, jadi bukan lagu lama lagi jika mereka melihat Vivian mencari perkara dengan Sherina.
…………………………………………
"Anak-anak.. ayo kita makan dulu.. " Sherina memanggil semua anak-anak tirinya agar segera ikut bergabung di meja makan untuk segera sarapan.
Sherina benar-benar tak perduli dengan apa yang terjadi pada keluarga Nenek Sarah.
Karna menurut Sherina itu adalah ganjaran atas perbuatan mereka sendiri, sementara untuk gunjingan orang-orang terhadap nya, Sherina sama sekali tak perduli, Sherina hanya ingin fokus pada anak-anak tirinya saja.
Kini semua nya telah berkumpul di ruang makan, lebih tepat nya di dapur karna rumah mereka memang kecil, nama nya juga gubuk kan ◡̈.
"Nyaman nya.. " Alena duduk manis di atas kursi barunya dengan nyaman, karna semua peralatan mereka yang lama telah di singkirkan, lagi pula barang-barang itu telah hancur tak bisa di gunakan lagi.
Untuk barang-barang Mely.. Sherina sudah mengembalikan nya, tak lupa Sherina juga memberikan separuh barang baru pada Mely sebagai bentuk rasa terimakasih nya.
"Ibu.. " dengan pelan serta ragu Zovan memanggil Sherina.
"Hm.. ada apa?" Sherina melihat jika Zovan ingin mengatakan sesuatu.
"Apa Ibu menyembunyikan sesuatu dari kita??" Zovan tak bisa menahan nya lagi karna sendiri pagi Zovan menahan pertanyaan itu.
"Ibu apa yang kamu sembunyi kan dari kami??" Zivan jadi penasaran.
Sherina menarik nafas panjang, lalu menatap satu persatu anak-anak tirinya.. Sherina tau dia tak bisa selamanya berbohong, karna akan ada Kebongan lain nya untuk menutupi kebohongan lain.
"Apa kalian akan percaya pada ucapan Ibu?" pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Sherina.
"Selama Ibu tak berubah lagi menjadi wanita kejam.. kami akan selalu mempercayai ucapan Ibu" Zovan mewakili semua saudaranya untuk berbicara, meski Zevan yang terbesar tetap Zovan lah yang lebih dewasa dari nya.
Zevan selalu terburu-buru dan juga terlalu gampang emosi, Zevan juga tak bisa bersikap tenang seperti Zovan.
"Baiklah Ibu akan menceritakan semuanya pada kalian.. tapi Ibu berharap kalian tak kecewa pada Ibu, tapi jika kalian kecewa dengan Ibu kalian beleh mengusir Ibu dari rumah kalian" Sherina rasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya.
Lagi pula Sherina tak enak jika terus menyembunyikan kebenaran nya dari anak-anak tiri dadakan nya itu.
"Jadi.. sebenarnya Ibu... " Sherina menceritakan semuanya pada anak-anak tirinya, dari mulai dia membaca novel tentang mereka hingga dia mengalami kecelakaan dan berakhir berada disini.
Semuanya Sherina ceritakan, begitu juga tentang sistem yang dimiliki nya.. Sherina tak ingin selalu bersembunyi dan berbohong karna Sherina tak ingin ada kebohongan di antara mereka.
Anak-anak tiri Sherina mendengar kan tanpa menyela, terlihat beragam ekpresi wajah dari anak-anak tirinya itu.
Zovan tetap memasang wajah serius, Zevan memang wajah emosi, Zivan memasang wajah merenung, Alena malah sudah terisak karna mengingat kembali perlakuan Sherina dalam novel padanya, sementara si kecil Alina!! dia hanya bisa menatap satu persatu kakak-kakak nya dengan polos.
"Jadi begitulah.. Ibu bukan Sherina Ibu tiri kalian, Sherina hanya tinggal raganya saja, karna jiwa nya telah tiada saat Alina memukul nya.. kini dalam raga nya ada jiwa ku yang mengisi nya" Sherina mengakhiri cerita tentang dirinya, namun anak-anak tirinya satu pun tak ada yang mengeluarkan suara.
Mereka hanya terus menatap nya, bahkan tatapan itu terasa begitu menusuk oleh Sherina.
Mendapati semua nya terdiam, Sherina berpikir mereka sudah tak mau menerima nya lagi, hati Sherina sedikit sakit atas sikap mereka saat ini.
" Semua nya telah Ibu ceritakan, dan seperti nya kalian sangat kecewa, baik lah.. Ibu akan pergi karna pasti kalian tak mau menerima Ibu lagi" Sherina tak ingin memaksa mereka untuk bisa menerimanya.
Dengan perasaan sedikit sakit, sherina segera bangkit lalu masuk ke dalam kamar nya untuk mengambil barang yang di rasa penting untuk nya.
"Ini.. ini adalah uang hasil penjualan ginseng yang kita dapatkan, gunakan lah uang ini dengan baik, dan renovasi lah rumah kalian, agar kalian terlindungi dari panas juga hujan" semua uang Sherina letakan di atas meja makan, semua anak tirinya masih tak ada yang mengangkat suara.
Meski berat hati Sherina perlahan berjalan untuk keluar dari rumah ini, dia akan mencoba menjalani hidup nya disini sendiri.
"Ibu... jangan pergi.. " Alina memeluk kaki Sherina dengan erat ketika Sherina sudah tiba di ambang pintu.
"Ibu... "
Bersambung.. Semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya 👋👋.